Saat bel pulang berbunyi neisya tidak langsung pulang ia lebih memilih duduk dan memainkan ponselnya.
"Lo gak pulang?".
Tanya fira.
"Bentaran..Lo berdua duluan aja".
Katanya sambil fokus memainkan ponsel.
"Yaelah.. yang mau pacaran".
Sindir Resti.
"Yaudah gue sama fira duluan, sukses babe..".
Lanjutnya memukul bahu neisya sambil tertawa dan berjalan keluar.
"Apaan si..seneng banget Lo kayanya mukul gue".
Kata neisya.
Resti hanya menanggapinya dengan tertawa.
Neisya beranjak pulang saat keadaan kelas sudah terlihat sepi.
Sepanjang jalan menuju parkiran ia
Menyanyikan lagu yg ia sukai.
"Jelek banget suara Lo ".
Kata azka sambil menahan tawa.
Neisya menoleh ke arah sumber suara, ternyata Azka mengikutinya dari belakang.
"Ck.. ngapain si lo ngikutin gue mulu?!"
"Siapa juga yang ngikutin, geer banget Lo jadi cewek".
Katanya enteng sambil berjalan di depan neisya.
Azka berbohong, ia memang sengaja menunggu neisya pulang.
"Rese banget Lo jadi cowok!".
Geram neisya.
Neisya baru ingat ada yang ingin ia sampaikan pada Azka.
"Hehh!".
Panggilnya sambil mengejar langkah azka.
"Gue punya nama".
Azka terus berjalan dengan senyum yang mengembang diam-diam.
"Azka..!".
Teriak neisya.
"Songong banget Lo sama senior".
"Kak Azka!!".
Azka tersenyum lalu ia menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah neisya.
"Apaa?".
Katanya sambil menahan tawa.
Sedangkan neisya wajahnya memerah menahan marah.
"Gak usah bilang ke semua anak kalo lo pacar gue!".
Ucapnya ketus.
"Tapi gue suka gimana?".
Godanya.
"Tapi gue gak suka Lo bilang ke semua anak kaya gitu!"
Teriak neisya.
Beruntungnya mereka hanya berdua dengan keadaan sekolah yang sepi tidak ada yang melihat kejadian itu. Setidaknya tidak akan ada gosip baru di pagi nanti.
"Gue mau Lo jadi pacar gue".
Kata azka .
dengan senyum yang terus mengembang membuat ia terlihat begitu tampan.
"Tapi gue gak mau!"
Teriaknya.
"Nanti juga Lo mau".
Ucapnya percaya diri ,lalu ia berbalik dan meninggalkan neisya.
"Dasar cowok nyebelin!!" .
Neisya dibuat kesal dengan tingkah Azka yang selalu sukses membuat ia marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gutted
Ficção AdolescenteDia selalu merasa sendiri, meskipun pada kenyataannya ia tidak pernah sendiri. Sebagian orang Hanya pergi atau bahkan tak kembali di waktu bersamaan, ketika dunianya luluh lantak. Air mata hanyalah goresan cair, sementara luka itu mengeras disana. H...
