10

1K 194 6
                                    

«—»

Jiyong tidak pernah menduga sebelumnya, kalau gadis yang di tolongnya beberapa bulan lalu tidak hanya cantik, tapi juga sangat berguna. Lisa, yang beberapa bulan lalu pingsan di dekat pos jaga malam pangkalan militernya, kini dapat membuatkan berbagai makanan enak untuknya. Dapat juga membantunya belajar beberapa bahasa, dan tentu saja membantunya membebaskan dadanya dari rasa sesak.

Berbagai hal sepele yang tidak bisa Jiyong ceritakan pada orang lain, berbagai hal sepele yang diam-diam menumpuk dan menyesakan dadanya, dapat Jiyong ceritakan pada Lisa. Gadis itu benar-benar seorang pendengar yang baik, mungkin karena itu pekerjaannya. Tapi Jiyong sangat menikmatinya, kehadiran Lisa benar-benar sangat berpengaruh pada moodnya.

Dan bagi Lisa... persembunyiannya, memberinya banyak hal. Pria yang membantunya, memberinya banyak hal baru yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Terbang dengan sebuah tandu besar benar-benar sangat menyenangkan. Pergi ke Tokyo, Amerika, Hongkong bahkan Paris benar-benar suatu pengalaman yang sangat luar biasa untuknya.

Sayangnya, semua hal baru itu, tidak dapat membuatnya berhenti merindukan tuannya. Diam-diam, Lisa merindukan tuannya, mengkhawatirkan tuannya, dan ia tidak dapat menghapus bayangan tuannya setiap kali melihat Jiyong— rekan kerjanya.

Bagi Lisa, tuannya, tidak semanis Jiyong namun bisa membuatnya berdebar-debar hanya dengan hal-hal kecil yang di lakukannya. Tuannya juga tidak seramah Jiyong, namun bisa membuat Lisa merasa aman. Lisa benar-benar ingin kembali.

Sangat ingin kembali.

Pagi ini, Lisa ikut bersama Jiyong ke sebuah lokasi pemotretan. Lokasinya berada di sebuah gudang pinggiran kota. Pemotretan dengan gaya seorang gangster yang dingin.

"Dengan ekspresi seperti itu... Mereka terlihat semakin mirip," bisik Lisa ketika ia melihat Jiyong tengah berdiri didepan kamera dengan posenya.

"Bagaimana? Membosankan?" tanya Jiyong setelah ia kembali ke kursinya, kembali menghampiri Lisa dan menerima selembar handuk tipis serta es kopinya dari Lisa.

"Tidak, ini dari Taehee oppa, Taehee oppa bilang dia akan pergi ke agensi dan memintaku menemanimu hari ini, jadi tidak perlu mengantarku pulang setelah ini... aku akan ikut ke jadwal selanjutnya,"

"Yes!" seru senang Jiyong membuat Lisa menaikan sebelah alisnya. "Anniyo. Aku bukannya senang karena kau akan menggantikan Taehee hyung hari ini, aku hanya senang karena tidak perlu mampir ke rumah untuk mengantarmu pulang," bohong Jiyong disusul anggukan kecil dari Lisa.

Jadwal yang padat akhirnya berakhir. Jam menunjuk pukul 8 malam ketika Jiyong mengendarai mobilnya menuju kerumah, bersama dengan Lisa di sebelahnya.

"Lisa,"

"Ne?"

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?"

"Tentu,"

"Kapan kau akan di jemput?" tanya Jiyong membuat Lisa yang sebelumnya menatap Jiyong, jadi menundukan kepalanya. "Anniyo, bukan karena aku ingin kau segera pergi... aku bertanya karena... tidak bisakah kau tinggal disini saja? Tidak perlu kembali ke Joseon? Bukankah disini lebih menyenangkan?" tanya Jiyong di susul Lisa yang kembali mengangkat kepalanya. "Aku ingin kau tetap berada disini bersamaku,"

Namun, belum sempat Lisa menjawab, di jalanan yang sepi bekas pembangunan yang tidak diselesaikan, Jiyong tiba-tiba menginjak rem mobilnya. Tangan kirinya meremas roda kemudi, sementara tangan kanannya terulur untuk menahan Lisa yang sudah memakai seat belt agar tidak terdorong ke depan. Jiyong menahan Lisa hanya untuk membuat dirinya sendiri merasa tenang karena Lisa tidak terluka.

Cardiac ArrestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang