«—»
Jiyong tidur lebih nyenyak dibanding biasanya malam ini, tentu saja karena seorang yang menghilang beberapa bulan lalu, kini sudah kembali. Ia tidur lebih awal dan bangun lebih awal dibanding biasanya. Membuat gadis yang berbaring di sebelahnya ikut terbangun karena ulahnya.
"Kembalilah tidur," bisik Jiyong yang kemudian mengusap rambut gadis di sebelahnya— Lisa. "Aku hanya akan pergi menemui Kiko," lanjutnya disusul anggukan kecil dari Lisa. Rasanya sangat menyenangkan, melihat si ahli pedang lagi setelah beberapa bulan membayangkan pria itu pada sosok pria lain, namun mendengar ucapan Jiyong, dada Lisa terasa sesak.
Lisa melihat keluar— melihat balkonnya— ketika Jiyong bangkit dan hari masih sangat gelap disana. Apa mereka sudah menikah sekarang? pikir Lisa. Namun ia menepis jauh-jauh pikiran itu, Jiyong akan memberitahunya kalau ia menikahi si pemilik hotel.
Waktu terus bergulir sampai matahari akhirnya terbit dan masuk ke sela jendela di kamar G Dragon. Pria itu masih terlalu malas untuk bangun, ia hanya merapatkan selimutnya dan berharap bisa kembali tidur, kalau saja pintu kamarnya tidak di ketuk kemudian terbuka. Dadanya tiba-tiba saja merasa sesak melihat si wanita cantik yang beberapa bulan terakhir ini mengisi harinya sekarang berdiri di ambang pintu dengan sebuah meja kecil penuh makanan.
"Kau terlihat sangat senang," komentar G Dragon disusul senyuman Lisa. Wanita itu masuk kedalam kamar Jiyong kemudian menaruh meja kecilnya di sebelah kain tempat Jiyong tidur. "Padahal aku tidak, kenapa kau tidak memberitahuku? Kalau kau sudah menikah?"
Lisa terdiam, masih memegang ujung meja yang tadi di bawanya. Pasti masker hitam yang memberitahunya. Haruskah Lisa mengatakan yang sebenarnya, atau membenarkan ucapan G Dragon. Lisa sama sekali tidak punya ide untuk menanggapi pertanyaannya.
"Kau sangat menyukainya? Atau tidak bisa melarikan diri darinya? Walaupun kau harus menikah dengannya karena bisnis, tapi dia seorang yang berengsek. Bagaimana mungkin dia menikahimu tapi tidak pernah tidur denganmu? Dia bahkan menyukai gadis lain. Lalu kenapa kau harus bertahan dengannya? Aku yakin dia sudah tidur dengan pemilik hotel itu. Kenapa kau sangat bodoh? Kenapa kau bertahan dengan pria berengsek sepertinya?"
Lisa tidak menjawabnya, gadis itu hanya tersenyum kemudian menaruh telunjuknya di depan bibirnya. Menyuruh G Dragon untuk diam.
"Nona, tuan Jiyong menunggu anda di halaman," ucap seorang pria berpedang yang entah mendengar atau tidak ucapan si penyanyi tadi. Lisa menoleh, mengangguk pada pria itu kemudian bangkit dan meminta G Dragon menghabiskan sarapannya sebelum ia beranjak untuk turun dan menemui tuannya.
"Tuan Jiyong tidak menikah dengan nona Kiko," ucap si pria yang tadi memanggil Lisa begitu mereka berdua berjalan menuruni tangga. "Sekarang, mereka sibuk diam-diam membantu Raja, mengurus Mentri Luar Negri yang pro-Jepang. Setelah anda pergi, Tuan Jiyong memutuskan untuk membantu tanah kelahirannya agar tidak direbut Jepang," lanjutnya sementara Lisa tidak bereaksi sama sekali.
Langkah Lisa terhenti, beberapa meter dari gerbang utama di bar itu. Di depan gerbang itu, ada Jiyong dan tiga pria Joseon— kepala kepolisian yang kemarin menangkap Jiyong dan anak buahnya.
"Wah... kurasa pelacur bisumu sudah kembali," ucap si Kepala Kepolisian yang beberapa bulan lalu menyuruh anak buahnya untuk membunuh Lisa di hutan. "Selamat, dan ini hadiah dari Mentri Luar Negri, kau meninggalkannya di tempatku beberapa bulan lalu,"
"Bukankah aku sudah bilang? Kalau kau akan mati begitu kau menemuiku setelah mengeluarkanku hidup-hidup dari sana?" jawab Jiyong yang belum mengulurkan tangannya untuk meraih pedangnya. Beberapa bulan lalu, Jiyong sengaja meninggalkan sebuah pedangnya di tempat introgasi. Memberi umpan bagi si Kepala Kepolisian agar datang menemuinya.
"Ah begitu? Kurasa kau tidak tahu, kalau kau berani membunuhku, hubunganmu dengan Mentri Luar Negri akan memburuk?"
"Mentri Luar Negri baru saja pergi, dia bilang, dia akan memberiku hadiah hari ini," jawab Jiyong yang kemudian berbalik untuk melihat Lisa yang enggan mendekat. Kenangan buruk yang di bawa Kim Namjoon— si Kepala Kepolisian yang pernah memukulinya di depan bar— membuat Lisa tidak sudi untuk mendekat dan menyapa 'hadiah' itu.
"Bagaimana? Kau mau mengambil hadiah ini atau memberikannya padaku?" tanya Jiyong pada si gadis yang kemudian tersenyum dan berbalik— memberikan hadiah itu pada Jiyong— dan beberapa detik kemudian, suara hempasan pedang mengisi telinga setiap orang yang berdiri disana. Si ahli pedang, menebaskan pedangnya untuk melukai leher si Kepala Kepolisian yang sudah di buang oleh tuannya.
"Siapa lagi yang melukaimu?" tanya Jiyong sembari berjalan menghampiri Lisa yang masih memunggunginya.
Di musim dingin tahun lalu, Kepala Kepolisian itu pernah datang ke bar. Ia bersenang-senang di bar, menenggak beberapa kendi arak dan melihat Lisa. Terpesona pada Lisa kemudian meminta Lisa untuk melayaninya— mengira Lisa adalah salah satu pelacur yang bekerja di bar itu. Saat itu Lisa menolak, tentu saja karena dia bukan seorang pelacur disana. Penolakan Lisa membuat Kepala Kepolisian marah, membuatnya tega memukuli Lisa disaat si ahli pedang tidak ada di bar. Lisa tidak berani membalas, saat itu Kepala Kepolisian masih menjadi anjing paling berharga milik seorang pria berpengaruh di Joseon. Kelompoknya bisa mendapat masalah besar kalau sampai tuan si Kepala Kepolisian turun tangan. Di saat Lisa akan menyerah dan membalas pria itu untuk melindungi dirinya, si ahli pedang datang dan membunuh dua anak buah Kepala Kepolisian itu.
Tapi saat ini, ketika si anjing tidak lagi di butuhkan dan dibuang tuannya, Jiyong bisa menghabisinya tanpa membahayakan siapapun.
"6 pria yang mengejarmu beberapa bulan lalu? Kim Taehyung dan anak-anak buahnya?" tanya Jiyong dan Lisa tidak memberi jawaban apapun. "Kau mau aku menghabisi mereka?" tanya Jiyong sekali lagi dan Lisa tetap diam. "Habisi mereka," ucap Jiyong pada seorang yang berdiri di belakangnya— anak buahnya yang paling setia.
"Aku menunggu persetujuanmu untuk menghabisi mereka, nona," ucap Jiyong yang kemudian berjalan mendahului Lisa. Masuk ke dalam bar kemudian memberi Lisa isyarat untuk segera mengikutinya ke lantai dua.
Lisa mengambil sebuah mangkuk berisi air dan handuk sebelum ia melangkah masuk kedalam ruangannya— tempat dimana Jiyong sudah menunggunya.
"Kenapa kau tidak memakan sarapanmu tuan?" tanya Minhyuk bersamaan dengan Jiyong yang melangkah melewati kamar G Dragon untuk menunju kamar Lisa.
"Bagaimana bisa aku makan setelah melihat adegan mengerikan tadi?" balas G Dragon sembari melirik pria yang baru saja melewati kamarnya— si ahli pedang Kwon Jiyong.
"Ah! Selamat pagi tuan," ucap Minhyuk yang buru-buru membungkuk pada Jiyong ketika menyadari keberadaan pria itu.
"Ya, lupakan perkerjaanmu dan cepat cari cara agar pria itu bisa segera pergi dari sini, aku benci melihat wajahnya," jawab Jiyong sembari berhenti didepan pintu kamar Lisa.
"YA! Kau pikir aku sudi melihat wajahmu itu?! Dasar pria berengsek!" balas G Dragon membuat Minhyuk harus buru-buru menahannya sebelum Jiyong kembali mengeluarkan pedangnya.
"Suruh dia pergi dari sini, aku akan membunuhnya kalau aku- tsk... lupakan," ucap Jiyong yang kemudian membuka kasar pintu geser di kamar Lisa. Ia membatalkan ucapannya karena melihat Lisa berdiri di ujung lorong, baru saja datang setelah menaiki anak tangga terakhir. Selalu ada kelemahan di setiap pria hebat.
«—»
KAMU SEDANG MEMBACA
Cardiac Arrest
FanfictionApa yang terjadi ketika jantungmu berhenti? Mati? Ku harap milikku juga begitu.