«—»
"Kau baik-baik saja?" tanya Lisa tanpa mengeluarkan suara apapun, gadis itu duduk di hadapan G Dragon dan melihat leher pria itu, memastikan tidak ada luka disana.
"Dia benar-benar bisa membunuh?" tanya G Dragon dan Lisa mengangguk. "Dia mengerikan... sangat menakutkan... aku tidak suka berada disini, aku ingin pulang," ucap G Dragon dan Lisa kembali mengangguk, memberi tanda pada G Dragon kalau ia mengerti. Orang mana yang tidak ketakutan setelah merasakan dinginnya pedang di sekitaran lehernya.
Lisa hendak memeluk G Dragon, mencoba menenangkannya. Namum belum sempat ia meraih tubuh dingin pria ketakutan itu, sebuah pedang pendek sudah tertancap sempurna di dinding kayu belakang punggung G Dragon. Siapa lagi kalau bukan si ahli pedang yang melemparkannya?
"Suasana hatiku sedang sangat buruk, bisa kembalikan pisauku?" tanya Jiyong dari bawah— dari halaman. Lisa bangkit dari duduknya dengan gerakan kasar— terlihat terburu-buru dan marah, kemudian menarik pedang pendek itu dan melemparnya ke arah Jiyong. Melewati bahu Jiyong, nyaris melukai bahu pria itu kemudian tertancap sempurna diatas tanah berumput.
"Woah! Apa ini sebuah peringatan?" tanya Jiyong sedikit membentak dan dijawab dengan sebuah anggukan mantap oleh Lisa. Lisa berpaling, meminta G Dragon untuk berdiri dan melangkah masuk kedalam kamarnya, sementara Jiyong menarik kembali pedang pendeknya dari tanah dan melangkah pergi. Sepertinya ada yang baru saja menjadi alasan sepasang suami-istri bertengkar.
"Maafkan dia," ucap Lisa tanpa suara disusul G Dragon yang langsung memeluknya.
"Ayo pergi dari sini, aku merindukan suaramu, aku tahu ini keterlaluan tapi kau sudah tahu caranya untuk kembali kerumahku kan? Begitu jantungmu berhenti- begitu jantungmu berhenti, kita bisa kembali ke 2018, iya kan? Ku mohon... aku benar-benar takut,"
Lisa mengangguk, mengusap pipi G Dragon yang hampir menangis karena takut pada pedang tajam si ahli pedang. Takut kalau saat ia tidur, si ahli pedang itu akan memutus kepalanya atau menusuk jantungnya. Kemarin G Dragon sama sekali tidak merasa takut karena Minhyuk bilang dia akan melindunginya. Karena menurutnya, si ahli pedang Kwon Jiyong tidak akan memakai tangannya sendiri untuk membunuhnya. Tapi sore ini, G Dragon benar-benar merasa terancam.
Setelah G Dragon merasa lebih tenang, Lisa meminta pria itu untuk memakai sebuah topi bergaya klasik dan mantel dengan kerah tinggi yang cukup untuk menutupi tattoo di belakang leher G Dragon.
"Maaf, tadi aku terlihat sangat menyedihkan kan?" tanya Jiyong sembari berjalan dengan Lisa menuju Glory Hotel. "Tempat ini... apa ini benar-benar Joseon yang di gambarkan dalam buku sejarah?"
Semua orang selalu begitu setiap kali berhadapan dengannya. Sama sekali tidak menyedihkan. Bukankah ada banyak gadis cantik disini?
"Aku tidak butuh gadis cantik, aku hanya... hanya ingin pulang dan membawamu bersamaku," jawab G Dragon setelah membaca tulisan tangan Lisa.
Aku akan menemui Minhyuk dan memberitahunya. Secepatnya.
"Aku seperti seorang yang tidak tahu malu, aku bisa menunggumu mendapatkan cara lain. Bagaimana mungkin aku membiarkan seseorang membunuhmu? Kita tidak bisa bermain dengan kematian seseroang,"
Tapi aku belum menemukan cara lainnya, oppa.
"Aku akan berusaha menunggu. Aku tidak tahu apa aku harus percaya kalau kita bisa kembali begitu jantungmu berhenti, atau tidak. Aku harap itu benar, kalau kita akan pergi dari sini begitu jantungmu berhenti. Hanya saja... kita tidak bisa mencobanya, kita tidak bisa bermain dengan kematian seseorang. Tidak ada yang menjual nyawa cadangan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cardiac Arrest
FanfictionApa yang terjadi ketika jantungmu berhenti? Mati? Ku harap milikku juga begitu.