Bab 4-part a

5 1 0
                                    

Keesokkan harinya, sesuai janji. Johan dan Gemilang berada di tengah-tengah keramaian Car Free Day yang diadakan di area Udayana Park.

Gemilang tampak begitu menikmati suasana sekitarnya. Sementara Johan menatapnya tanpa suara. "Ngomong-ngomong, apa yang mau kamu beli?" tanyanya kemudian.

"Hmm." Gemilang bergumam bingung dan menatap ke sekelilingnya. "Jalan-jalan dulu, yuk." Ujarnya kemudian sambil menarik lengan Johan.

Tanpa sempat Johan mengatakan apa-apa, dia sudah lebih dulu ditarik ke dalam keramaian.

"Yah... penjual stiker itu udah nggak jualan di sini lagi..." keluh Gemilang ketika ia tidak menemukan stand kesukaannya. Namun, entah mengapa hal itu justru membuat Johan merasa lega.

"Mungkin aja mereka lagi sibuk... dan harus jualan di tempat lain..." ucap Johan sambil mengusap kepala Gemilang. "Cari makanan aja, yuk. Lebih bermanfaat buat tubuh."

Gemilang menekuk bibirnya. "Ya udah, deh. Apa boleh buat."

Johan mengulas senyuman lebar. Dan ganti menarik tangan Gemilang ke arah stand penjual makanan terdekat.

Namun, ketika Johan sempat melirik ke arah hutan, matanya yang tajam segera menangkap bayangan seseorang yang tengah melintas di balik semak-semak.

Johan menyipitkan matanya ke arah bayangan itu melintas. Dan tanpa sadar menguatkan genggaman tangannya pada Gemilang. Seketika itu, sebuah firasat buruk langsung menyebar di dalam hatinya.

"Johan? Kamu kenapa?" tanya Gemilang cemas. Menyadarkan Johan dari pikirannya.

Dengan cepat, Johan menoleh ke arahnya dan tersenyum lebar. "Nggak papa. Cuman ngeliat hutan di sana aja. Kotor banget."

"Masa', sih?" Gemilang mencoba untuk melihat ke arah hutan yang dimaksudnya, namun Johan langsung mencegahnya.

"Ah, mau makan takoyaki, nggak? Biasanya kamu suka sama yang begituan."

"Tumben kamu yang nawarin duluan." Ujar Gemilang menyelidik.

"Sekali-kali, 'kan nggak papa." Johan mengulas senyuman lebarnya.

Gemilang memincingkan matanya. Seolah-olah dia mencoba untuk mencari tahu apakah Johan berbohong atau tidak. Namun, Johan langsung menghembuskan napas lega ketika dia lebih memilih untuk mempercayainya.

"Ya udah, deh. Ayo." Gemilang berjalan santai sambil menggandeng tangan Johan.

Johan berjalan mensejajarkan langkahnya di samping Gemilang. Meski sesekali ia masih tetap memfokuskan matanya ke arah bayangan hitam yang tadi ia lihat.

Untuk sementara, akan kubiarkan dia dulu... batin Johan.

Selama beberapa jam yang tersisa, mereka banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama. Dan selama itu pula, Johan merasa senang karena bisa melihat wajah ceria Gemilang lagi. Seolah-olah tidak pernah ada kejadian mengerikan yang terjadi sebelumnya.

Diam-diam, dia berterima kasih pada Dokter, catat, aneh yang telah menyarankan cara ini padanya. Setidaknya dengan begini, kesehatan Gemilang pasti akan semakin membaik.

Atau, itulah yang ada di pikirannya.

Sampai masalah tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Semuanya terjadi ketika mereka hendak berjalan menuju ke parkiran motor.

Saat itu, Andre tiba-tiba saja muncul dan menghadang mereka.

Dia tidak berbicara, ataupun bergerak. Dia hanya diam dan menatap keduanya dengan tatapan dinginnya yang terasa menusuk.

Warna ( When Your Heart Full of Fear )2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang