Bab 1( Gemilang's POV )-part a

8 4 0
                                    

"Wooooi! Temen-temen sekaliaan!" seruan Dedi yang keras sontak menghentikan seluruh aktivitas seluruh siswa kelas XI F IPA. Tak terkecuali aku dan Johan.

"Kenapa, sih? Ganggu orang makan aja!" seru Clara. Salah seorang murid kelas yang, katakan saja, tomboy. Dia saat itu menatap jengkel ke arah Dedi yang berdiri di depan kelas dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Aku punya pengunguman penting, nih!" ujar Dedi penuh semangat.

"Kalau tentang gurunya nggak masuk, kita udah tau keles!" Seru Ira.

"Dodol! Bukan itu tau!"

"Terus apaan, dong? Cepet kasih tau kita, Ded!" teriak Yani tidak sabar.

"Gini, nih. Liburan semester ganjil, 'kan bentar lagi... jadi, gue sama Anis ngerencanain liburan bareng di Hutan Sesaot. Di sana, kita bakal ngadain camping selama dua hari."

"Camping?" tanya salah seorang murid.

"Iya." Anis menghampiri Dedi. "Pas camping itu, kita juga bakalan ngadain jurit malam. Lumayan, 'kan buat yang punya gebetan?"

"Wah, keliatannya seru, tuh!" tanggap Sari. Sang ketua kelas.

"Makanya, pas camping nanti, kalian boleh ngajak gebetan atau pacar kalian buat ikutan!" timpal Dedi.

"Ok! Kalau gitu, gue bakal ngajak pacar gue ikut serta!" sahut Angga yakin.

"Wah, kalau begitu, yang jomblo nggak boleh ikut, dong?" ujar Intan kesal.

"Nggak. Yang Jomblo tetep boleh ikut, kok." Kata Anis enteng. "Pokoknya, makin banyak orang yang ikut, makin seru, deh!"

"Kalau begitu aku ikut, ya!" seru Intan antusias. Sekarang aku mengerti, alasan di balik kekesalannya itu tadi.

"Aku juga!" Tia menimpali dengan semangat.

"Woi! Jangan pergi tanpa ngajak-ngajak aku, ya!" seru Sari tidak terima.

"Oke! Ada lagi yang mau ikut?" mata Dedi mengitari seisi kelas.

"Masa' yang ikut cuman segini, sih? Padahal ini acara khusus couple lho. Kok, yang punya pacar nggak ada yang ikutan lagi? Cuman Angga doang, nih!"

"Sorry, Endy nggak bisa ikut acara begituan!" ujar Kak Rianna tanpa rasa bersalah. "Coba tanya Gemilang, tuh!" dia langsung menunjuk ke arahku.

Aku spontan menoleh ke arahnya. "Kak Rin! Kok, malah nyuruh ke aku, sih?" ujarku tidak terima.

"Lho, kamu, 'kan juga punya pacar?" Kak Rianna menyungging senyuman masam.

"Iya, tuh Gemilang! Kamu, 'kan nggak pernah mau ikutan acara apa-apa di kelas kita?" timpal Tia yang entah sejak kapan telah berada di sampingku. "Kali ini kamu ikut, ya? Yaa?"

"Tapi... aku, 'kan belum pernah kemah ke sana? Kalau ntar ada ular gimana?" ucapku beralasan.

"'Kan ada Johan?"

Aku sukses terbungkam.

"Ayolah, Lang! Biar makin seru kalau ada kamu." Anis ikut membujukku. "Please..."

Aku mengerang pelan. Lalu menoleh ke arah Johan. Dan menatapnya dengan alis bertaut. Seolah-olah berusaha mengatakan, 'Bantu aku, dong!' padanya.

Johan mengerjapkan matanya beberapa kali menanggapi tatapanku. Lalu, dengan tersenyum simpul dia berkata, "Nggak papa. Ikut aja, sekali-kali ngehirup udara segar bagus buat kamu."

Aku memincingkan mataku tidak senang.

"Nah, itu Johan udah setuju!" Tia berseru girang. "Mau, ya, Lang, yaa?"

Warna ( When Your Heart Full of Fear )2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang