Bab 8-part c

3 0 0
                                    

Sore harinya, Johan akhirnya mengerti dengan maksud dari perkataan yang diucapkan oleh Gemilang padanya.

Dan sesuai dengan perkataan Ryan sebelumnya, dia datang berkunjung kembali bersama dengan Rianna. Tanpa tangan kosong tentu saja.

Tanpa sepengetahuan Johan, Gemilang telah menghubungi Rianna untuk membawakan beberapa pakaian ganti untuknya—dan mungkin beberapa keperluan wanita lainnya. Karena baik Johan maupun Ryan tidak boleh mengintipnya.

Dan tentu saja, boneka anjing kesayangan Gemilang yang memiliki potongan namanya.

Saat ini, Gemilang tengah tertidur pulas di kamar Johan dengan memeluk bonekanya dengan—sangat—erat. Yang secara tak langsung membuat hati Johan merasa agak panas.

Sementara Johan dan yang lainnya berbicara di ruang tengah. Alasannya, karena Riannalah yang meminta mereka berkumpul di sana.

"Jadi, kamu mau ngomongin apa, Rin?" tanya Ryan penasaran. Sementara Johan hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Masalah penting." Jawab Rianna singkat.

"Masalah penting apa?" Johan mau tidak mau bertanya.

"Tadi pagi, Om Arkan dateng ke Sekolah buat nyariin Gemilang." Ujar Rianna serius.

"Hah?" Ryan berseru kaget. "Om Arkan katamu?"

"Siapa itu?" Johan mengernyit bingung.

"Papanya Gemilang. Papa kandungnya." Rianna menekankan suaranya pada kata terakhir.

"What—apa lo bilang?" seru Johan tercekat. Dia hampir sajat mengumpat dalam bahasa Inggris tadi.

"Tunggu dulu, ngapain dia nyariin Gemilang ke Sekolahnya?" Ryan bertanya dengan serius.

"Aku nggak tau. Tapi, aku tadi sempat ketemu sama dia. Dia bilang, dia pingin bicara sama Gemilang. Tapi dia nggak ngejelasin apa maksudnya." Jelas gadis itu.

"Hah... ternyata firasat gue bener, ya?" gumam Ryan sambil menyandarkan kepalanya ke punggung sofa. "Ini bener-bener masalah besar buat Gemilang."

"Tapi... Gemilang nggak tau soal ini, 'kan?" Johan mulai merasa cemas.

"Mana mungkin dia tau." Sahut Ryan cepat. "Baik gue ataupun Rianna nggak ada yang ngasih tau dia. Takutnya, dia nantinya tambah syok gara-gara denger kabar ini. Lo juga tau, 'kan? Gimana sifat orang itu ke anak-anaknya?"

Johan terdiam. Tentu saja dia tahu. Bahkan, Gemilang sendiri yang menceritakannya pada dirinya. Tapi, meskipun begitu, cepat atau lambat, Gemilang pasti akan segera mengetahui fakta tersebut.

Johan kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela. Dan menatap langit yang tertutupi awan mendung. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun.

Johan termenung. Berusaha memikirkan cara terbaik untuk mengatasi masalah yang ada di hadapan mereka saat ini.

Lagi-lagi... kisah mereka diuji. Dan masalah kali ini jauh lebih rumit dibandingkan sebelumnya.

***

--tbc--


Warna ( When Your Heart Full of Fear )2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang