Jumat, 23 september 2018
Dan aku bangun dengan perasaan percaya bahwa semua kenangan baik akan terukir hari ini.
Aku langkahkan kakiku untuk keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. Suasana hari ini tidak seperti biasanya, orang-orang rumah semuanya menghilang. Hm... atau ini hanya perasaanku saja ya?
"Mungkin ini surprise." batinku.
"Eh lupa! Kan mama sama papa sabtu juga masih kerja." kataku kepada diriku sendiri.
"Yah kecewa... aku pikir bangun tidur ada yang ngucapin atau ada yang surprisein aku, eh ternyata ga ada. Udah gapapa lah." tambahku lagi untuk membuat suasana hatiku tetap ceria.
Hari ini adalah hari jumat yang artinya aku masih harus pergi ke sekolah. Aku segera siap-siap dan pergi ke sekolah.
▪ ▪ ♡ ▪ ▪
"Cel!! Happy birthdayyy!" ucap Anara yang tiba-tiba datang memelukku. Aku membalas pelukannya, "gue mau minta maaf soal waktu itu." lanjutnya lagi yang membuatku sedikit tertegun. Aku berpikir sekali lagi 'Waktu itu ada apa ya?'
Belum selesai aku berpikir, ia sudah melanjutkan kata-katanya, "gue diajak sama Lisya buat celakain lo. Gue mau soalnya saat itu gue juga suka sama Al." tutur Anara dengan nada yang semakin melemah, terdengar seperti mau menangis.
Aku merangkul Anara, "gapapa, Ra. Namanya orang ya berhak punya perasaan suka dan kita ga bisa nentuin kepada siapa kita akan suka. Hati kita yang milih, Ra."
"Lo emang sahabat terbaik gue, Cel!" dan pada akhirnya aku dan Anara saling berpelukkan.
"Pulang sekolah ke rumah aku yuk! Siap-siap buat dateng ke birthday party aku nanti malam." ajakku kepada Anara. Anara membalas dengan anggukan diikuti senyumannya yang aku rindukan.
Aku dan Anara hendak berjalan menaiki tangga menuju ke kelas, tiba-tiba kepalaku terkena bola basket. Aku refleks terdorong beberapa langkah, hampir terjatuh. Tetapi aku merasakan ada seseorang yang menangkapku. Ya, dia Alison.
"Sorryy ibu bos!! Ga sengaja nih... hehehe." aku tidak membalas perkataannya melainkan bergerak untuk mengambil bola itu dan melemparkan bola itu tepat di kepala Alison.
"ADUH! Cel, tega banget sih."
"Biarin." aku segera menarik tangan Anara untuk berjalan ke kelas tanpa memperdulikan Al.
■ ■ ♡ ■ ■
Pelajaran pertama sudah berlalu, kini saatnya pelajaran yang dibenci semua pelajar, yaitu metematika. Pak Dito berjalan memasuki kelas dan tiba-tiba saja menyuruhku mengerjakan soal dari buku paket.
"Aduh gawat Acel ga bisa." batinku saat membuka buku paket dilanjutkan dengan memukul pelan kepalaku.
"KAMU! IYA KAMU! CEPAT SINI."
Aku segera berlari menuju ke depan kelas, mengambil spidol lalu mulai menuliskan jawaban yang sudah pasti salah.
"Ga bisa? KAMU INI GIMANA SIH KATANYA ANAK PALING PINTER MASA SOAL KAYAK GINI AJA GA BISA!"
Aku menunduk dan berjalan kembali ke tempat dudukku. Mungkin ini bisa dibilang hari yang cukup buruk.
■ ■ ♡ ■ ■
Seluruh penjuru SMA Erbitra bersorak sorai karena hari ini dipulangkan lebih awal. Anara tetap pulang bersamaku.
Aku bersiap-siap diri bersama Anara untuk menghadiri pestaku. Pertama-tama aku mandi setelah pulang sekolah lalu memilih baju yang tepat dan akhirnya aku memoles wajahku. Anara juga bersiap-siap setelah aku sudah siap untuk acaraku nanti malam.
Kini pukul 18.00,
Mama dan papa sama sekali belum mengucapkanku selamat ulang tahun, mungkin mereka lupa? Dan mereka pun masih belum hadir diacaraku sendiri.
Satu per satu teman-temanku sudah mulai bermunculan dan sudah mulai memenuhi halaman rumahku.
"Happy birthday Acel,happy birthday Acel, happy birthday, happy birthday, happy birthday Acel!" Al bernyanyi sambil membawa sebuah kue diikuti Lucas, Elgan, dan Anara di belakang Al. Acel berdoa lalu meniup lilinnya.
Aku masih menunggu kehadiran orang tuaku...
Acara sudah berlangsung separuh tiba-tiba semua lampu mati. Tiba-tiba terdengar suara riuh tepuk tangan, mama muncul bersamaan dengan lampu yang mulai dinyalakan.
"Happy birthday princess! Ini semua mama yang rencanain kok mulai dari Al yang ngelempar bola ke kamu sampai kamu dimarahin sama pak Dito."
"Papa mana ma?" tiba-tiba juga seseorang menutup mataku, aku merasakan ia memasangkan sebuah kalung.
Aku menoleh ke belakang sesaat setelah tangannya diturunkan. Aku segera memeluknya, "thanks, pa! Makasih buat hadiahnya."
Aku segera memeluk mereka dan inilah akhir dari ceritaku. Kenangan SMA yang tidak pernah kulupakan.
Aku tidak pernah berpikir akan apa yang akan ku alami selanjutnya, tetapi aku tau langkah hidupku seterusnya akan lebih berarti karena kehadiran mereka dalam hidupku.
Alison, Anara, Lucas dan Elgan. Terima kasih untuk pertemanan yang indah ini.
-END-
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks, Alison. [Completed]
Historia CortaIni kisah Acelin, seorang gadis periang yang harus terperangkap dalam pahitnya kisah cinta masa remaja. Dimana seharusnya ia dapat menjadi gadis SMA yang menjalani kehidupannya dengan kisah cinta yang normal, tetapi tidak dengan Acelin. Apakah kisa...