Note: Aku publish ulang karena ada beberapa bagian ya yang aku revisi di chapter ini.
🌻 enjoy reading this chapter 🌻
Mungkin satu kalimat yang bisa mendeskripsikan keadaan Alison saat ini, yaitu
dirinya tampak sangat keren saat membawa bola.Terdengar seperti aku mengaguminya?
Iya, aku mengaguminya walaupun ia temanku.Ada suatu perasaan dalam hatiku yang tidak bisa dijelaskan,
Semuanya selalu bertanya padaku apakah diriku menyukai Alison?
Dan jawabanku tetap seperti biasanya,
Aku tidak tahu bagaimana perasaanku akan Alison.
▪▪ ♡ ▪▪
"Congratz Al! Lo hebat tadi." ucapku pada dirinya seraya menyodorkan sebotol air mineral.
"Wah thanks Acell," tangan Alison mengacak-acak rambutku dan itu membuatku bungkam. "Perasaan gue mainnya bagus gara-gara doa dari lo deh. Makasih juga ya airnya, Lo cantik deh kalau baik kayak gini hehehe..." ucapnya menggodaku dan benteng pertahananku sudah hancur. Kini aku merasakan rasanya salah tingkah bagaimana.
"Oh masaa? Aku balik dulu deh Al." Tak kusadari, ada sepasang tangan yang memegang tanganku. "Ayo temenin gue dulu, mumpung gue lagi baik. Gue traktir apa aja deh."
Aku menoleh ke suatu arah, saat Alison menarik tanganku. Sepertinya aku melihat ada yang memperhatikanku ... atau mungkin aku salah liat ya?
Kini kita sudah berada di kantin, kondisi kantin yang cukup ramai membuat semua anak-anak menatap kita dengan tatapan tidak enak.
Seakan-akan tatapan yang berkata, "Eh itu anak paling keren kok bisa sama anak cupu itu sih."
Dan satu hal yang terlintas dalam otak ku sekarang,
Bagaimana bisa seorang cowok yang terkenal menggandeng tangan cewek yang jauh dari kata cantik.
Itu mustahil dan biasanya hanya terjadi dalam cerita dongeng.
Tetapi setidaknya, walau hanya sebentar aku merasa seperti cewek yang paling beruntung bisa berada di samping Alison.
"Acel mau makan apa?"
"Terserah Alison aja deh."
"Kok terserah aku?"
"Soalnya kamu yang ngajak makan, by the way Alison lucu deh kalau ngomong pake aku kamu."
"Soalnya ngomong sama Celin jadi pake aku kamu."
Aku tidak suka bagian ini, kini aku dibuat bungkam oleh perkataannya barusan. Pipiku memanas, sepertinya pipiku sudah berwarna merah.
Seperti kepiting rebus."Nih batagor buat Celin." ucap Alison seraya menyodorkan satu porsi batagor dihadapanku.
"Makasih Al."
Alison, cowok ini sedang berada dihadapanku sekarang. Mungkin ini impianku sejak dulu, sudah beberapa kali Alison mengajakku seperti ini, namun aku terlalu takut untuk berada disamping Alison untuk berbagai alasan.
HAII🙆
vote, commentnya yaaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks, Alison. [Completed]
Cerita PendekIni kisah Acelin, seorang gadis periang yang harus terperangkap dalam pahitnya kisah cinta masa remaja. Dimana seharusnya ia dapat menjadi gadis SMA yang menjalani kehidupannya dengan kisah cinta yang normal, tetapi tidak dengan Acelin. Apakah kisa...