When i'm gone ...
Please, forgive me.And,
Thanks for being my best friend.-Kim Namjoon.-
__________
"Ayo ... Kita temui mereka. Aku sudah membawa beberapa makanan." Taehyung terlihat membawa tas besar berisikan makanan berat di punggungnya.
"Kau ... Mencuri?!" Mata Jungkook kembali membulat sempurna.
"Oh ... Ayolah! Pada saat ini siapa yang memerdulikan barang yang hilang? Hm? Lagi pula sang pemilik toko ini akan memaklumi." Seraya melanjutkan langkahnya, ia tetap membawa makanan 'penyambung hidup' itu.
Jungkook hanya mengeluarkan napas pelan dari hidung. Kemudian berlanjut, mengikuti Seokjin dan Hoseok yang terpaut tiga langkah lebih jauh di hadapannya.
"Suara .... A-Apa itu?" Seokjin menengadahkan kepala, 'tuk melihat langit-langit yang disangka menjadi sumber suara.
Mereka berempat terdiam, saat hendak menaiki sebuah tangga.
Makhluk itu telah menjebol---merusak---pintu.
Tentu saja, baik Seokjin, Jungkook, Taehyung, maupun Hoseok harus berterima kasih padanya.
"Memang kau mendengar suara apa?" Hoseok kini bertanya.
"Benturan ... Ya?" Jungkook meyakinkan.
Seokjin mengangguk mantap.
"Semoga bukan apa-apa ...." Harap Taehyung seraya menuju lantai atas.
Mereka perlahan menaiki tangga, keadaan yang gelap membuat mereka melangkahkan tungkai dengan hati-hati dan perlahan.
Namun tidak setelah beberapa detik kemudian,
Kini mereka mempercepat langkah kakinya.
Mereka berlari.
Lebih tepatnya setelah indera pendengaran mereka menangkap suara teriakan yang cukup keras, tak asing mereka dengar.
Itu Yoongi.
Ia berteriak, di susul dengan berbagai suara benturan lainnya.
Mereka-Seokjin, Jungkook, Taehyung, dan Hoseok-semakin mempercepat irama langkah, menyusuri tangga itu dengan tergesa-gesa lengkap dengan napas yang telah memburu.
Satu demi satu, anak tangga mereka naiki.
Hingga akhirnya telah sampai dari perjalanan yang terasa panjang mereka rasakan.
Tungkai semakin berat seiring dengan energi dirasa terkuras 'tuk berlari.
Demi menemui ketiga temannya yang-mungkin saja-dalam bahaya.
"Namjoon!"
Oh tidak.
Mereka mendengar suara Jimin yang meneriakan nama itu secara jelas dan lantang. Dari ujung lorong gelap.
"Ya Tuhan, kumohon!"
Lagi, lagi dan lagi.
Telinga mereka terpaksa mendengar suara teriakan itu.
Ya Tuhan.
Mereka terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bold From The Blue
Fanfiction[LENGKAP] Mereka terjebak. Di antara reruntuhan bangunan dengan udara yang kering nan gelap. Bertahan? Oh ... Mereka bisa. Namun, kala malapetaka beruntun itu datang .... Mereka hampir menyerah. Seokjin ingin selamat. Ah ... Tidak. Lebih tepatnya, S...