Sebelum bencana terjadi, di toilet.Seorang pemuda tengah berkaca di depan wastafel toilet, ia menata rambut dengan jari-jemarinya. Sesekali bibirnya sedikit di majukan ke depan saat ia merapikan mahkota itu. Messy hair ... Adalah gaya andalan dari surai hitam Yoongi.
Terlihat Namjoon yang baru saja masuk, ia langsung melakukan 'ritual panggilan alam' yang sudah ia tahan.
Tak ada percakapan yang terjadi antara kedua belah pihak.
Kemudian, Yoongi berkedip lebih cepat sesaat setelah ia merasakan tubuhnya bergerak tanpa sadar.
"Nam ... joon .... " Pandangannya kini tak main-main.
" ... Kau merasakan itu?"
Namun hal itu tak digubris oleh sang lawan bicara.
"Kim Namjoon!" Yoongi menaikkan satu oktaf suaranya. Ia takut penyebab oleng pada tubuhnya ini disebabkan penyakit anemia yang kambuh.
Rupanya Namjoon sama-sama terkejut. "Ini ... Gempa bumi?" Ucapnya seraya mendekat kearah Yoongi.
Semakin lama, getaran itu semakin terasa. Kedua pemuda itu tak dapat keluar. Saling melempar pandangan.
Sial, hanya ada mereka berdua di toilet itu.
"Astaga—" Namjoon tak dapat melanjutkan kalimat, ia amat panik.
Kepanikannya bertambah setelah lampu di toilet itu tiba-tiba padam.
Namjoon bersicepat menyalakan flash dari ponselnya.
"Cepat! Kau bersembunyi di bawah wastafel!" Ucap Namjoon tatkala terdengar suara retakan.
Bagai kerbau dicocok hidung, Yoongi berjongkok dan bersembunyi di sana seraya merapalkan do'a. "Cepat kesini!" Ia memerintah Namjoon agar berada di sebelahnya. Sama-sama menggantungkan hidup, berlindung dibawah wastafel.
"Namjoon! Awa—"
Bruk!
Nahas, saat Namjoon hendak menyusul Yoongi, plafon toilet jatuh seketika.
Telfon genggam, satu-satunya penerangan, padam. Tak ada secercah cahaya yang menerangi ruangan itu.
Kini, Yoongi sendiri.
Diantara reruntuhan itu. Terjebak, ia tak bisa berbuat apa-apa lengkap dengan rasa khawatir yang berkecamuk dalam diam.
Dengan mayat Namjoon.
__________
Nampaknya, gelombang itu hanya cukup untuk menghancurkan setengah dari gedung berlantai tiga yang terletak di pusat kota.
Terlihat mewah? Ya ... Tentu saja.
Karena gedung itu telah dipersiapkan selama 3 tahun untuk dibangun dan memakan waktu 2 tahun untuk berdiri tegak. Dengan segala fasilitas yang disediakan dan material 'anti gempa' yang dilagakkan oleh sang pemilik.Namun ... Kali ini, tak ada apa-apanya.
Hanya terlihat seperti rongsokan hidup.
Kaca jendela yang setiap hari janitor bersihkan, kini hanya kusennya saja yang terlihat.
Nyaris tak berbentuk, itulah hal yang terucap bila melihat kondisi bangunan. Setengah bagian itu menampakkan kerangka-kerangka besi. Semen yang membalutinya pun hancur menjadi puing.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bold From The Blue
Fanfiction[LENGKAP] Mereka terjebak. Di antara reruntuhan bangunan dengan udara yang kering nan gelap. Bertahan? Oh ... Mereka bisa. Namun, kala malapetaka beruntun itu datang .... Mereka hampir menyerah. Seokjin ingin selamat. Ah ... Tidak. Lebih tepatnya, S...