____________
20.45 p.m
Yoongi terdiam.
Berbeda dari dirinya sendiri sejak dua belas menit yang lalu; menatap nanar, terlebih kala melihat Namjoon tergeletak di hadapannya.
"Na-Namjoon!" Setelah guncangan reda, Ia bersigera menghampiri pemuda itu dengan perasaan kalut.
Satu per satu ia menyingkirkan material berat yang menutupi hampir seluruh bagian tubuh Namjoon.
Yoongi terperangah, bukan merasa sedih namun merasa bahagia tatkala denyut nadi Namjoon masih terasa di lehernya.
"Syukurlah ... " Ucap Yoongi lega.
"N-Nam ... Namjoon?" Ia mencoba membangunkan sahabatnya itu.
"He-Hei ... Namjoon-ah ..." berkali-kali Yoongi mengatakan itu.
Beruntung Namjoon tak memberikan harapan palsu pada Yoongi. Ia mendengar suara yang samar-samar membangunkan dirinya dari tidur panjang.
Namjoon mengernyitkan dahi, melihat keadaan yang minim cahaya membuat ia harus memandangi Yoongi lebih ekstra.
"Yoo ... ngi?" Itulah kata pertama yang terucap dari mulutnya.
Namjoon heran.
Heran melihat Yoongi yang menatapnya dengan pandangan bahagia. Ada setitik air yang membasahi pipi Yoongi. Bagaimanapun, rasa peduli Yoongi terhadap sahabatnya tak sebanding dengan kekecewaan yang ia rasakan pada orang yang telah berbagi keluh kesahnya-selama tiga tahun.
"Kau baik-baik saja? Namjoon-ah?" Tanya nya lagi pada Namjoon.
Pemuda itu lantas meneguk salivanya, membasahi tenggorokan yang teramat kering. "Ya ... Sepertinya ..." Seraya tersenyum memperlihatkan lesung pipi.
"... Tapi, aku tak bisa merasakan ... "
"Kaki-ku."
Sontak. Yoongi terkejut bukan main, ia terdiam untuk sesaat.
"Kau ... Bercanda kan?" Raut wajahnya mengatakan hal itu.
Tapi tidak dengan Namjoon, ia serius. Yoongi tahu hal itu. "Kaki yang mana?" Seraya menyinari tubuh Namjoon oleh flash.
"Kanan ... Aku tak dapat merasakan kaki kananku ... "
Yoongi tak mau. Ia tak mau melakukan apa yang Namjoon perintahkan padanya 'firasatku selalu benar, dan aku merasa buruk tentang hal ini. Semoga ... Bukan apa-apa. Tolong Tuhan ... Ku mohon ...' hati Yoongi berkata.
Terkutuklah firasat Yoongi yang selalu benar itu. Jantungnya serasa berhenti sementara tatkala melihat kaki Namjoon terluka ....
.... Sangat dalam.
"Kakimu ... Namjoon. Maafkan aku ... " Yoongi berucap jujur dari lubuk hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bold From The Blue
Fiksi Penggemar[LENGKAP] Mereka terjebak. Di antara reruntuhan bangunan dengan udara yang kering nan gelap. Bertahan? Oh ... Mereka bisa. Namun, kala malapetaka beruntun itu datang .... Mereka hampir menyerah. Seokjin ingin selamat. Ah ... Tidak. Lebih tepatnya, S...