• Difficult •

1.6K 256 120
                                    

"Mengapa ... Kau ingin ikut, Yoongi?"

"Ada yang harus kau tahu ... Seokjin-ah ...." Jawabnya setengah berbisik.



"Apa?"

"Setan itu menyukai darah ...."

Seokjin sedikit mengendurkan kecepatan langkah, menjadi lebih pelan. Kini terlihat jarak—sebanyak satu undakan—antara Seokjin dan Yoongi.

"Be-Benarkah?"

Terlihat jelas dari netra Seokjin bahwa kepala Yoongi mengangguk, "Dan dia buta. Tapi ... Anehnya, peka terhadap cahaya." Mendesah pelan, Yoongi kembali melanjutkan pemaparan. "Setan itu tak suka dengan cahaya." Seokjin paham. Kini jelaslah sudah penyebab ia dan Jungkook 'diburu' oleh makhluk itu beberapa waktu yang lalu, penyebab Namjoon pergi dengan cara yang tak manusiawi.

"Jadi ... Makhluk itu menyerang Namjoon karena—"

"Ya ... Jika tak ada cahaya, penciumannya lebih tajam." Papar Yoongi dengan tatapan ke depan, melihat lebih jelas arah sekeliling yang tak terjamah oleh pandangan.









Satu hentakan kaki yang cukup kuat dari tungkai Seokjin menandakan bahwa mereka kini telah sampai di tempat tujuan.

"Ah ... Aku tak suka hawa ini." Seraya menggosok lengannya, Yoongi berkata demikian.

Ia terlihat menjauh dari Seokjin dan Taehyung, menyoroti rak dengan senter, kemudian mengambil sepasang sandal dan kaus kaki yang terpajang di rak.

Yoongi memakainya.














"Jin, sepertinya ada yang berubah." Satu suara mengalihkan atensi Seokjin kala ia berkeliling. "Lihat ...." Taehyung mengarahkan cahaya yang ia pegang ke salah satu sudut ruangan hingga kedua pemuda itu turut mengikuti dengan netra mereka. "Jendelanya." Kemudian telunjuk Taehyung terangkat.

"Ah ... Kau benar." Yoongi berkata demikian sesaat setelah ia memicingkan kedua matanya.



"Jendelanya terhalang tanah."




"Bagus ... Sekarang apa lagi? Setan itu dan kini jalan keluar pun tak ada?!" Puji Yoongi pada situasi saat ini.

"Jin ... Jika seperti ini, kita akan mati." Ujar Yoongi.

Kini, mereka bertiga tengah terdiam, bergeming, memikirkan cara agar segala tekanan ini dapat mereka selesaikan tanpa luka lecet sedikitpun. Seokjin nampak tengah berpikir; alis tertaut dan hentakan kaki secara beraturan. "Yoongi benar, jalan satu-satunya adalah—"

"Mencari jalan keluar dengan mengirimkan bantuan." Potong Taehyung.

"Caranya?"






Mereka berdua terdiam selama sepuluh detik. Kemudian terdengar embusan napas kasar yang keluar dari lubang hidung Yoongi. "Aish ... Sungguh."

"Pasti ada jalan keluar. Aku yakin itu." Seokjin menyemangati dan meyakinkan mereka.

"Jin benar, pasti ada jalan keluar dari sini ...." Taehyung mengulang kembali beberapa kata yang sepersekon lalu Seokjin layangkan.

Yoongi mengacak surai dengan kasar. Permasalahan kali ini pelik, ia tak bisa menalar apapun dengan kepalanya.









"Tu-Tunggu dulu."

"Apakah sinyal masih ada?" Tanya Taehyung.

"Setahuku, masih bisa digunakan. Ta-Tapi itu beberapa waktu yang lalu ..." Papar Seokjin seraya menarik benda dari sakunya.

A Bold From The BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang