_________
Kim Taehyung POV.
Kau tahu?
Kini ... Kami berempat,
Disini.
Tengah mempertaruhkan nyawa kami.
'Makhluk' itu, bayangannya berhasil menggerayami otakku.
Membuatku tak bisa berpikir jernih.
Matanya putih, tak nampak sama sekali pupil, apalagi alis ataupun lipatan mata.
Giginya bersih dan sangat rapi, kau akan terkesima bila melihatnya ... Tapi, dengan senyuman lebar yang memenuhi seluruh wajahnya itu sungguh tak bisa dibilang ramah.
Apalagi dengan senyuman itu, ia mengisyaratkan seperti ...
'Kau selanjutnya'
Jelas membuatku nyaris kehilangan akal.
Sungguh?
Aku berikutnya?
Jika iya,
Tolong ... Sampaikan maaf pada ibuku.
Karena aku telah membuatnya kecewa untuk yang kedua kalinya ...
[]
"Hei! Taehyung?! Mengapa kau melamun?"
"Eh? Tidak ... Tidak apa-apa ..." Ucap Taehyung seraya memperlihatkan senyum.
"Sungguh?" Kini, Seokjin bertanya.
Taehyung menganggukan kepala cepat. Ia tak ingin mereka berdua khawatir akan 'halusinasi'nya.
"Kau berbohong ya? Taehyung? Kau pasti tengah memikirkan kejadian tadi."
Sial. Sepertinya Hoseok itu peramal. Dengan tepat ia bisa membaca pikiran Taehyung yang selama ini pemuda itu menutup rapat-rapat.
Taehyung menunduk, kemudian langkahnya terhenti. Membuat si pemilik senyum kotak tertinggal beberapa senti di belakang mereka bertiga.
"Aku ...."
"Merasa bahwa," ia menjeda kalimat, melihat satu per satu raut pemuda yang kini melihatnya heran.
"Aku ... Rindu ibuku." Dengan intonasi kian mengecil.
Seokjin yang melihat Taehyung begitu rapuh. Tak tega, ia menghampirinya seraya berkata, "Ada apa? Kau merasa bersalah padanya?"
Taehyung mengangguk seraya menggigit bibir bagian bawah dengan pelan.
Oh ... Sungguh. Ia terlihat seperti anak kecil sekarang.
"Aku ... Takut takkan bisa bertemu dengannya lagi. Aku telah mengecewakannya." Jujur Taehyung dari lubuk hati.
"Hei ... Kau bisa menceritakan pada kami sekarang. Dengan begitu, kita bisa membantu. Setidaknya menenangkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bold From The Blue
Fiksi Penggemar[LENGKAP] Mereka terjebak. Di antara reruntuhan bangunan dengan udara yang kering nan gelap. Bertahan? Oh ... Mereka bisa. Namun, kala malapetaka beruntun itu datang .... Mereka hampir menyerah. Seokjin ingin selamat. Ah ... Tidak. Lebih tepatnya, S...