• Unpredictable •

1.6K 274 147
                                    

__________

"Jika ... Diantara kita bertujuh, ada yang mati bagaimana?"

Celetuk Jimin tatkala melihat Yoongi dengan wajah khawatir; terlihat jelas dari kuku jari-jemarinya yang ia gigiti.

Satu detik setelahnya, Yoongi berhenti. Berhenti mengigiti kuku dan menoleh Jimin yang berada di belakang.

"Apa? Kau bisa mengulanginya?" Dengan deathglare, Yoongi melihat.

"Ma-Maksudku—"

"Tidak. Tak akan ada yang mati disini. Kau mengerti?"

"Dan berhentilah bicara seperti itu atau kau kulempar tepat di depan 'setan', dan dia akan memakanmu hidup-hidup."

Sarkas Yoongi kini kembali. Ia gusar dengan Jimin yang selalu berbicara tentang anggapan bahwa kini hidup mereka tak akan mungkin berlanjut setelah ini.

Dan Jimin pun terdiam. Dengan lengan melingkari kedua lututnya yang ditekuk. Udara di sini entah mengapa begitu dingin, dan dengan refleks Jimin melakukan hal demikian.




"Aku yang pertama mati, Jimin. Tenang saja ... Kau akan keluar dari sini. Bersama yang lainnya."

Itu Namjoon.

Jangan harap Yoongi berkata demikian.

Lagi-lagi.

Batin Yoongi terganggu dengan kata-kata 'pasrah' dari kedua temannya.

"Sudah kubilang. Berkali-kali—" Kini, ucapan Yoongi yang penuh tekanan terhenti.






Ada sesuatu yang membuatnya terdiam.







Lebih tepatnya mereka semua terdiam.







Itu ponsel Jimin yang tiba-tiba berbunyi.





Bunyi yang sangat tak diinginkan oleh mereka bertiga.

Bunyi yang mengisyaratkan kehidupan mereka yang semakin menipis.




"Jimin ... Itu, bunyi ponselmu kan?" Tanya Yoongi.

"I-Iya ... Sepertinya, itu baterai hampir habis." Ia bersigera mengambil benda persegi panjang itu.

"Sial." Umpat Yoongi 'tuk kedua kalinya.

"Berapa persen lagi?"Betapa bodoh Min Yoongi sebab tak membawa ponsel kesayangan bercase-kan kumamon bersama dirinya ke kamar kecil ini. Ia lebih menaruh benda itu di atas meja. Dan kini, ia menyesal. Sangat menyesal.

"Sembilan ... Persen." Wajah Jimin yang tak keruan tersorot cahaya dari layar ponsel—di depannya.

Yoongi menelan saliva, mengigit bagian bawah bibir dengan pelan. Ia kini tengah berpikir, bagaimana nasib mereka beberapa menit ke depan, karena ia tahu, setelah cahaya itu redup ...

Keadaan akan kacau.

Bahkan sangat kacau.

Pertama, makhluk itu pasti akan menghampiri mereka.

Kedua, keadaan akan gelap gulita dan pastinya mereka tak dapat melihat apapun.

Dan yang ketiga. Bagian terburuknya adalah ...


Salah satu dari mereka,



Ah, tidak.

Mungkin mereka bertiga akan mati.

A Bold From The BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang