• Truth [2] •

1.6K 271 79
                                    

Kedua pemuda kini terdiam. Tak ada obrolan maupun canda tawa diantara mereka.

Ya ... Semua ini akibat foto wanita itu.

Lebih tepatnya,

Setelah mengetahui bahwa ...

Ternyata mereka berasal dari ibu yang sama.

Ayah Jungkook menjelaskan semua pada mereka, tentang perjanjian antara orang tua Seokjin dengan dirinya, tentang pemindahan tangan hak asuh Jungkook dari ibu kandungnya, tentang anak kembar yang hidup terpisah, tentang kecewanya ayah Seokjin setelah mengetahui bahwa ...






Mereka bukanlah anak yang berasal dari darah dagingnya.

Tentu saja, Moon Hana—ibu Seokjin dan Jungkook—ternyata memiliki anak kembar.

Namun ... Bukanlah rasa bahagia yang sudah seharusnya dirasakan layaknya pasangan suami-istri yang menanti momongan.

Justru keadaan mereka buruk, ia memiliki anak itu bukan dari suami yang telah mengikat janji dalam sebuah pernikahan.

Ia mengandung buah hati dari pria lain. Tak lain tak bukan adalah Tuan Jeon.



Ayah Jungkook sendiri.



Kini, terungkaplah sudah seluruh rahasia yang Tuan Jeon selama ini pendam.

Rahasia tentang Jungkook yang selalu pindah rumah.

Rahasia tentang Tuan Jeon yang sesekali naik darah bila Jungkook merengek ingin menemui makam ibunya.

Rahasia tentang tanggal kelahiran yang sama antara Seokjin dan Jungkook yang tertera jelas di akta kelahiran.


Sebuah perjanjian secara sepihak yang berlandaskan kekecewaan dilakukan oleh ayah Seokjin kala itu.

'Aku akan menerima kehadiran anak kembar itu dan masih mengakuimu sebagai istriku. Namun dengan satu syarat ....'

'Anak yang pertama kali lahir akan menjadi anakku. Dan jika anak ke dua lahir, jangan pernah kenalkan ia dengan ibunya. Hingga kapanpun. Dan kau, Moon Hana ....' seraya menunjuk istrinya yang tengah tertunduk sembari memegang perut yang kini semakin membesar.

'Jangan pernah temui anak keduamu. Ataupun memberinya kasih sayang. Camkan itu.'

Ancaman Tuan Kim sangatlah membekas di benak ayah Jungkook.

Egois? Oh ... Ayolah!
Semua anak harusnya mendapatkan kasih sayang dan pengertian yang adil dari kedua orang tuanya. Terlebih, dari ibunya sendiri.

Tapi, apadaya.
Sakit hati yang dirasakan tuan Kim kala itu membuatnya tega melakukan hal yang bisa dibilang di luar nalar.

Ia meluruskan, menceritakan sejujurnya pada sang anak yang kini telah menangis hebat.

"Dan Seokjin lahir lima menit lebih awal darimu ... Jungkook." Pungkas tuan Jeon.

Jungkook hanya menggeleng, tak percaya dengan kenyataan yang ada. Begitu pula Seokjin yang terdiam di sebelahnya.

Ia tersenyum pahit melihat sang ayah mengatakan itu, hati Jungkook kini remuk. Remuk bersama kenangan indah yang ia lakukan bersama Seokjin.

Kemudian ia pergi meninggalkan rumah. Tanpa arah dan tujuan.

"Jungkook! Tu-Tunggu!" Seokjin ikut berlari, menyusul adiknya yang kini tengah dalam pelarian.

Dirasa lelah, sang pemuda terdiam, netranya menatap langit tanpa sepatah kata sedikitpun. Pikiran Jungkook tak dapat menerima semua kenyataan yang kini begitu mengguncang jiwanya.

A Bold From The BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang