#sepuluh

37 2 0
                                    

Akhirnya teman, part #sepuluh up to the date.
Come on, please enjoyed.

Happy reading😊

-----------------------------------------------------------

Sesuai komitmen yang aku tetapkan, hampir 48 jam aku tak beranjak meninggalkan rumahku. Badanku yang terasa lelah sudah mulai merasa bersemangat kembali. Otot-ototku yang terus berkontraksi kini akhirnya bisa relaksasi juga.

Aku duduk di pinggir kasur dengan kaki yang berjuntai. Sesekali berdiri dan mondar-mandir ke arah pintu, sampai pada balkon kamar. Kemudian duduk lagi dan terkadang juga merebahkan tubuhku dengan berbantalkan tangan yang kutautkan menjadi satu. Lalu duduk lagi dan kembali berdiri. Begitulah jika aku lagi gelisah atau tidak nyaman karena memikirkan sesuatu. Persis seperti orang linglung.

Jika aku menerima tawaran Kenna, mungkin tidak akan terjadi hal seperti ini. Memang sih aku bangga pada diriku, karena komitmenku yang terpenuhi ditambah lagi rasa relaksasi di tubuhku benar-benar membuat comfort. Tapi disisi lain rasa bosan dan cemas juga menjalar di tubuhku. Membuat aku jadi tak karuan begini.

Line

Suara notifikasi aplikasi di ponselku berbunyi. Tanpa menunggu lama aku meraih benda pipih itu. Yang terletak di atas nakas di samping tempat tidurku. Aku berharap salah seorang sahabatku yang men-chat. Mau itu Kevin atau Nina terserah saja. Walau sesungguhnya lebih dari 100% aku berharap itu Nina.

Harapanku terkabul, luar biasa. Ternyata memang benar Nina yang mengirimi chat padaku. Aku membuka lockscreen dan mengklik room chat dengan Nina.

From: Aninda Dwi
Malam Bong.
Kamu lagi dimana?

Dengan lincah jari-jariku menari diatas keyboard mengetik balasan.

To: Aninda Dwi
Maaf, ini siapa ya?

Jangan becanda Bong. Gak lucu Aku serius nih.

Aku serius kok.
Ya aku bingung aja gitu. Nina sahabat aku itu Islam, jadi gak seharusnya dia ngucapin selamat malam.

Hm, tajam banget sindiran nya Bong. Maaf deh.
Aku ulang ya.
Assalamu'alaikum, Andre yang bijak.

Hm, gak gitu juga kali.
Wa'alaikumussalam.

Buruan jawab tanya gua.
Lu dimana?
Sibuk gak?

Aku diam menatap isi chat itu. Ada yang aneh. Kok jadi 'lu gua' sih? Pikirku tiba-tiba.

From: Aninda Dwi
Woi! Ditanya juga, malah diam aja. Baper lu?
Buruan jawab!

Kini aku mengerti. "Pantesan. Rupanya lu Vin? Ganggu aja lu." Decakku sebal.

To: Aninda Dwi
Gak kok. Gua gak apa.

"Oh My God! Gua typo lagi." Seruku seraya menepuk jidatku yang tak bersalah. "Kenapa sih gua jadi typo-typo gini? Semenjak gua yang suka ngerjain Kevin malah kelepasan mulu jadinya." Aku menggerutu kesal.

From: Aninda Dwi
Hm, gua lagi.
Hobi banget lu ngelanggar sekarang Bong. Sengaja apa gimana sih?

Aku memutar isi kepala cepat.

To: Aninda Dwi
Eh, ini kamu Vin? Sorry-sorry. Aku gak tau, hehe.

Satu Cinta Menghancurkan SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang