#empatpuluhlima

7 0 0
                                    

Bismillah, setelah kembali membulatkan tekad insya Allah cerita ini akan kembali dilanjutkan.

Harap doanya para reader dan leader, insya Allah saya bisa di istiqamah-kan untuk terus melanjutkan hingga cerita ini benar-benar selesai. Karena sesungguhnya dua cerita baru sudah siap menanti.

Happy reading 😊🙏

-----------------------------------------------------------

Berlagak tidak peduli, akupun mengacuhkan Kevin dan Kayla. Yang pada akhirnya memeroleh tatapan tajam dari mereka.

"Iya deh iya." Bukan Kevin, itu Kayla. Dia menyudahi. "Udah kakak jangan ngambek lagi." Aku sontak terhenyuh. "Jadi tadi aku ngomong 'Gak semestinya kakak kesel dengan kami'. Toh bukan kami yang jadiin kakak 'nyamuk' disini. Tapi itu anggapan kakak aja; Kakak yang diam, menung dan sibuk dengan kegiatan kakak aja." Aku masih diam mendengar celotehan Kayla. "Coba aja tadi kakak ikut ngomong sama kita, nimpal-nimpali juga gak apa-apa. Mungkin kakak gak akan suntuk kayak gini."

"Tuh dengerin nasehat Kayla." Ledek Kevin padaku.

"Iya tau, bawel." Sentakku lagi.

"Ih kok lu nyolot sih? Gua ngasih tau baik-baik."

"Eh, eh kok jadi gaduh sih. Kalau kalian begini aku pulang aja." Kayla mulai jengah dengan perdebatan kami.

"Jangan-jangan." Larangku dan Kevin bersamaan. Aku memegang tangan kanan Kayla dan Kevin memegang tangan kirinya. Eits, jangan berpikir macam-macam. Itu hanya refleks semata, yang kemudian langsung kulepas kembali. Beda dengan Kevin yang masih betah menggenggam.

Kayla tersenyum. Sweet. "Nah gitu dong, kompakkan." Senyum Kayla semakin melebar. "Katanya sahabat, emang begini harusnya." Aku dan Kevin beradu pandang.

Perlahan Kayla menarik tangannya, membuat Kevin tersadar. "Jadi Kak Kevin mau ngomong apa?" Kayla duduk lagi dan aku pun kembali berlagak tidak peduli. Aku balik memasang headphone-ku, bedanya kali ini dengan volume yang lebih kecil. Tujuannya agar aku dapat mendengar jika nanti salah satu dari mereka berbicara padaku, dan atau malah justru membicarakanku.

"Gua ngajakin lu ketemu disini karena gua pengen minta maaf." God, kok Kevin gentle banget sih? Aku jadi iri deh. "Kemarin itu gua udah salah paham sama lu." Kayla terus memerhatikan Kevin. "Perihal nomor hp gua, awalnya sih gua percaya lu cuma sekedar jalani dare doang.  Tapi setelah gua dengar dari teman-teman ada Modus baru seperti yang lu lakuin, ya gua langsung Nethink. Gua beranggapan lu itu sama kayak cewek-cewek 'cabe' yang keganjenan sama cowok." Tuh kalian lihat sendiri, dengan santai dan tenang dia ngungkapin semua kebenarannya. Tanpa beban sama sekali. Kayla aja sampai cengo gitu jadinya.

Awalnya aku menyangka Kevin cuma sekedar minta maaf tanpa memberikan penjelasan. Tapi ternyata lebih dari itu, dia menjelaskan semuanya secara terang-terangan dan mendetil. Benar-benar salut aku.

Kevin melanjutkan lagi. "Maafin gua udah salah nilai lu. Harusnya gua dengerin nasehat Andre ke gua waktu itu. Tapi ego gua tinggi banget, sampai gua gak perhatiin lagi kata-katanya yang gua anggap receh itu." WOW Kevin bawa-bawa nama aku juga. Lumayan untuk jadi nilai plus aku.

Tingkah Kayla yang hanya diam membisu membuat Kevin Jadi gelagapan. "Lu kok diam aja sih? Atau lu gak mau maafin gua, ya? Kalau lu emang gak mau maafin, gua terima kok. Ini emang salah gua, murni kesalahan gua sendiri." Kevin pun memilih ikutan diam karena Kayla masih enggan berbicara.

Sepertinya ini saat yang tepat aku bicara, siapa tau setelah mereka mendapat ocehan bijakku mereka ikutan bijak pula. "Aku minta maaf sebelumnya, bukannya bermaksud belain sahabat aku ini. Tapi Kevin beneran tulus minta maafnya, buktinya dia sampai bela-belain buat nyari kamu ke semua kelas karena waktu itu kita belum saling kenal. Terus dia juga relain nurunin EGO-nya yang setinggi langit untuk minta izin sama kakak kamu." Aku sengaja menekankan kata 'ego' untuk menyindirnya. Dan sepertinya Kevin memang tersinggung hingga aku mendapat hadiah lirikan tajam darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Cinta Menghancurkan SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang