#duapuluh

11 1 0
                                    

🎉🎉PERAYAAN 1K READER🎉🎉
Aku gak nyangka, ternyata ceritaku ini bisa nyampai juga 1K reader, seperti cerita-cerita beken lainnya.

Makasih ya, kepada seluruh pembaca yang udah bela-belain mampir ke lapak aku ini. Aku harap kedepannya bisa lebih baik lagi. Aamiin 😇

Jazakumullah Khaira
.
.
Salam hangat,
Penulis amatir😅

------------------------------------------------------------

Minggu pagi. Setelah menjalani rutinitas seperti biasanya, aku duduk bersama di ruang keluarga. Aku, mom and dad tengah menyaksikan big movies family. Judulnya 'Home Alone'. Ya film satu ini memang sangat sering diputar saat weekend seperti ini.

Saat para penjahat itu terkena jebakan, suara gelak tawa kami memenuhi ruangan yang kami tempati. Oh iya, ada seorang lagi yang menemaniku disini. Ralat, bukan seorang tapi seekor--dia Bitty. Setelah mengetahui bahwa dia seekor kucing, nama itulah yang kuberikan padanya. Kenapa bukan Kitty? Karena dia seekor kucing tapi rasa kelinci.

Lagian, Kitty adalah panggilan sayang daddy untuk mommy. Daddy memberi panggilan itu karena mommy seorang cat lovers.

Aku duduk ditengah mom and dad. Sedangkan Bitty meringkuk di pangkuan mommy. Ditengah keseruan menonton, suara getaran mengusik diriku. Langsung saja aku meraih benda pipih sumber getaran itu. Aku melihat layar ponselku. Disana tertulis 'Kevin memanggil'. Setelahnya aku menggeser tombol hijau dan menempelkannya ke sisi kepalaku.

"Halo Bong! Lu di mana?" Tanya Kevin di seberang.

"Salam dulu Vin. Assalamu'alaikum." Ucapku mengingatkan.

"Eh, sorry gua lupa. Wa'alaikumussalam."

"Kebiasaan!" Aku mencebik, sedangkan Kevin terkekeh karenanya.

"Siapa sayang?" Tanya mommy.

Aku menoleh ke arah mommy. "Kevin mom." Setelahnya aku bangkit meninggalkan ruang keluarga. "Kenapa?" Tanyaku lagi pada Kevin.

"Taman yuk Bong. Gua tunggu 20 menit lagi."

"Hah? Mau ngapain?"

Kevin acuh aja. "Udahlah datang aja. Jangan ngaret, ok?"

"Ok!" Setelahnya telepon pun terputus.

Kebiasaankan? Awal gak ucap salam, akhir pun gitu. Tapi ya udahlah, setidaknya aku sudah ingatkan.

Aku segera berlari ke lantai atas--menuju kamarku--karena aku harus bersiap-siap. Dalam hidup kami ngaret adalah suatu pantangan. Aku heran, mengapa orang-orang di sini terbiasa mengulur waktu? Padahal jam di sini sama juga terbuat dari besi dan kaca. Tidak ada jam yang terbuat dari karet. Benarkan? Namun entah kenapa tetap saja molor waktunya.

Setelah siap aku menuruni tangga dan langsung berjalan menuju pintu utama. Aku mengenakan pakaian santai saja. Celana hawai selutut dengan baju kaos oblong lengan panjang.

"Mau ke mana, sayang?" Tanya mommy saat aku melewati ruang keluarga.

Aku berhenti sejenak dan menoleh. "Mau ke taman mom." Jawabku.

"Ngapain?" Tanya mommy lagi.

Daddy mengambil alih menjawab. "Jangan kepo Ty, itu urusan anak muda. Dulu pernah muda jugakan?" Goda daddy. Mommy mencebik dan bergumam seorang diri. Sedangkan daddy berusaha menahan tawanya.

Satu Cinta Menghancurkan SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang