Chapter 3

352 37 4
                                    


Megan Williams

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Megan Williams

She is so good at making bitch-face xD I adore her

***

JUSTIN HARRISON

Aku sedang berada di kantorku saat itu. Hayley masuk dan mencariku. Memintaku untuk menemaninya ke sebuah tempat. Aku benar-benar sangat lelah saat itu dan ia mengatakan bahwa ia ingin pergi ke Henry Dungeon. Rahangku mengejang mendengar nama tempat itu.

Namun, aku hanya bisa tersenyum mendengar permintaan adikku. Ada sesuatu yang mengusik perhatianku. Seorang wanita—atau gadis seumuran Hayley—lebih tepatnya. Aku sedang makan di sebuah restoran dan melihat seorang pelayan sekitar empat hari yang lalu. Aku tahu ini aneh. Aku seorang Harrison dan aku tertarik dengan seorang pelayan.

Tubuhnya berisi dan seksi—aku mengakui itu. Rambutnya berwarna hitam legam dan aku rasa itu sangat alami. Wajahnya cantik. Sangat sempurna, menurutku. Dan wajahnya selalu diliputi amarah tertahan ketika merasakan pejabat nakal yang menyentuh tubuhnya.

Aku tersenyum ketika melihatnya dan aku menangkapnya beberapa kali menatapku. Aku ingin tersenyum namun rasanya sulit dilakukan. Tapi berbeda ketika melihat gadis ini. Setiap kelakuannya begitu mengejutkanku. Sangat manis dan keras kepala.

Aku kembali menemukan gadis ini ketika berada di Henry Dungeon. Henry Dungeon adalah tempat perkumpulan mafia di masa Ayahku dan sekarang sudah kosong. Jadi, aku menyewakannya untuk teman Hayley—Gabe.

Aku tahu ini aneh. Namun, aku bisa mengenalnya hanya dalam satu kali pandangan. Aku benar-benar tertarik dan berniat menjadikannya mainanku. Untuk bermain di atas tempat tidur mungkin. Aku melihat caranya bertarung dan ia benar-benar membuatku terkesan.

Setelah selesai, aku melihatnya berjalan menuju kamar mandi dan membuka lilitannya. Aku bisa melihat dengan jelas kedua payudara tegak dan putih dengan puting merah mudanya yang membuatku ingin memakannya. Ia memakai celana dalam bergambar panda dan itu membuatku ingin tersenyum.

"Tubuhmu bagus." Ucapku ketika gadis itu keluar dari kamar mandi."Dan celana dalam panda itu membungkus bokong padatmu dan terlihat seksi." Aku tersenyum ketika melihat wajahnya yang memerah.

"Terima kasih." Singkat dan ia berniat meninggalkanku sebelum aku menarik pergelangan tangannya dan memutar tubuhnya menghadapku. Mataku terpaku kepada belahan dua bukit miliknya. Sangat indah. Dan sepertinya ia mengetahuinya karena ia segera menarik jaket hingga ke lehernya.

"Aku akan mengantarmu." Sepertinya ia tidak terkejut mendengar ucapanku.

"Tidak. Terima kasih atas tawarannya. Namun, tidak."

"Kau keras kepala." Ceplosku tiba-tiba.

"Terima kasih telah memberitahukannya padaku."

"Kau tak akan bisa menolakku." Ucapanku terdengar yakin dan aku memang yakin.

The Electric Trilogy: Electric SweetnessWhere stories live. Discover now