WARNING!!! Adult-scene detected!
WAVERLY BELL
Aku keluar dari kamar mandi dan mengernyit kesal melihat Justin yang masih tertidur dengan lelap di atas tempat tidur. Tubuhnya benar-benar seksi hingga aku sedikit menggigit bibirku. Beruntung ia tidur masih menggunakan celana jinsnya namun ia bertelanjang dada.
Aku melirik ke bawah dan tersenyum karena aku hanya memakai handuk. Aku melirik lenganku dan sedikit kecewa karena sepertinya aku sudah sangat lama tidak bertarung. Aku sudah tidak pernah melihat Henry Dungeon lagi. Dan apakah penduduk di sekitar Claremont Avenue sudah mendapat tempat tinggal? Ya Tuhan! Sudah lama sekali aku tidak kesana!
Aku merindukan semuanya. Masa-masa dulu. Aku ingin kembali kesana. Namun, jika aku menjalani hidupku tetap seperti dulu, aku tak akan mungkin bertemu dengan pria tampan yang paling kucintai ini.
Aku melangkah mendekati Justin dan duduk di atas tubuhnya. Wajahku memerah karena aku tidak memakai apapun di balik handuk ini. Bagian bawahku bersentuhan langsung dengan perut Justin dan ini...benar-benar intens. Justin belum terbangun namun wajahnya sedikit mengernyit.
Aku melipat bibirku ke dalam dan sedikit menggesekan bagian bawahku di perutnya. Wajahku sangat panas lalu aku memejamkan mataku dan masih sedikit menggoyangkan tubuhku. Aku tahu milikku sudah basah sekarang. Kulit perut Justin masih bergesekan dengan bagian bawahku. Aku menekuk kedua kakiku yang berada di sisi kanan dan sisi kiri Justin agar ketika Justin bangun, ia tidak langsung melihat bagian bawahku.
Handuk ini panjang dan aku bersyukur. Aku sedikit mendesah dan menggigit bibirku saat cairan di bawahku sudah bersatu dengan kulit perut Justin.
Aku membuka mataku dan tepat saat itu mata Justin terbuka secara perlahan. Aku masih terus menggerakkan pinggulku dan mata Justin terbuka lebar saat melihatku di atasnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Justin heran. Suaranya masih mengantuk. Aku tahu aku gila. Aku benar-benar terangsang dan bagian bawahku semakin terasa nikmat. Aku masih terus menggoyangkan pinggulku dan terus bergesekan dengan perutnya.
Justin masih belum sadar atas apa yang aku lakukan. Aku membungkuk dan mencium bibir Justin dan masih terus menggoyangkan pinggulku. Aku rasa aku bisa mengalami pelepasan jika terus melakukan ini. Aku masih mencium Justin dan dia hanya membalasku dengan kewalahan. Wajahnya masih menyiratkan rasa bingung dan aku melepaskan ciumanku.
"Sial, Justin!" makiku kecil saat merasakan sesuatu hampir melandaku dan itu membuatku semakin liar menggesekkan milikku dengan kulit perutnya. Justin membelalakan matanya saat menyadari apa yang terjadi.
"Wave, apa yang kau lakukan?!" bentaknya kesal. Aku mencengkram dadanya dan mempercepat gesekanku. Aku menatapnya dengan mulut terbuka. Justin terlalu seksi hingga aku bisa mengalami pelepasan hanya dengan bersentuhan dengan kulitnya yang menggesek milikku.
YOU ARE READING
The Electric Trilogy: Electric Sweetness
ActionWaverly Bell merupakan gadis manis berambut hitam panjang dan memiliki garis wajah yang keras. Cantik dan sulit didekati. Tak ada yang mengenalnya. Sebaliknya, tak ada yang tak mengenalnya. Gadis itu adalah sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang san...