Chapter 18

236 18 0
                                    


PLAY: CLARITY (ACCOUSTIC) - ZEDD FT. FOXES

***

WAVERLY BELL

Belum apa-apa aku sudah merindukan Justin.

Aku berjalan dengan Tommy dan Kevin yang tidak berhenti menggodaku. Aku hanya mendengus kesal setiap kali mereka berniat menjahiliku. Pikiranku melayang kepada Justin. Aku tidak bisa apa-apa lagi setelah aku menemukan bahwa password yang dimiliki oleh Justin berada di tempat yang kritis.

Henry—atau katakan saja Ayahku—benar-benar jenius. Luar biasa hebat. Aku saja sampai kelimpungan menebak apa yang sebenarnya Henry ciptakan. Dimulai dari harddisk, suntikan dengan cairan hitam, darahku dan semacamnya.

Bukan aku yang perlu di selamatkan. Namun, Justin. Aku tahu Henry sangat menyayangiku meskipun ia terpaksa dan sangat menyesal melihat diriku yang disetubuhi oleh teman-temannya sendiri. Aku tidak masalah. Toh, tidak ada penyesalan yang harus dilakukan. Justin menerimaku apa adanya dan begitu juga denganku.

Aku membaca jurnal Jonathan Turner dan benar-benar menemukan halaman yang ketika kita melihatnya, seolah-olah sobek namun sebenarnya itu hanyalah kertas yang dilipat setipis mungkin. Aku bohong jika mengatakan hanya sedikit yang aku ketahui tentang Donovan Turner.

Riwayat hidup Don diceritakan oleh Jonathan adalah mengenai jual beli obat terlarang dan Don merupakan kepalanya. Dalang dari semuanya. Namun, tidak dipungkiri bahwa Don sangat normal dan tidak pernah menyentuh obat-obatan terlarang itu hingga suatu hari Jonathan menceritakan mengenai permata dan Three Human Sins kepadanya. Tentu saja Don tergiur ketika mendengar semua itu.

Lalu aku juga membaca bahwa setelah mendengar hal itu, Don menjadi begitu agresif dalam mencari permata itu. Namun, semuanya mendapatkan hasil yang memuaskan. Parahnya lagi adalah bahwa Don mengetahui ruangan itu sebelum Henry mengetahuinya. Jonathan bercerita bahwa sesungguhnya, Don dan Henry pada awalnya bisa saling menguntungkan karena Don mengetahui letak ketiga ruangan itu sedangkan Henry memiliki kunci untuk ketiga ruangan itu.

Namun, kerserakahan Don membuahkan hasil tidak baik. Don harus dibunuh karena bahkan sebelum ia melihat permata itu, ia sudah membuat perjanjian dengan mafia-mafia lain yang tidak terkenal dengan sok tangguh dan sangat angkuh.

Namun, sejujurnya, semuanya berubah. Don berubah dan seharusnya ia tidak boleh dibunuh. Don berubah karena ia mencintai Katherine. Isteri Jonathan Turner. Don merubah semua sikapnya demi menarik perhatian Katherine. Namun, Don juga tahu bahwa ia sudah dijadikan sebagai target untuk dibunuh.

Tapi, bukan Jonathan Turner yang membunuh Don, melainkan Henry.

Beruntung saat itu Henry sudah mengetahui letak tiga ruangan itu. Namun mengapa mereka hanya mencari dua? Itu adalah alasan mengapa aku harus mencari Don.

Kami berdiri di depan rumah lamaku yang besar dan megah dengan cat putih yang sudah terkelupas di setiap sisinya.

"Ini rumahmu dulu?" tanya Tommy lugu. Aku tertawa dan mengangguk.

"Cepatlah. Aku tidak memiliki waktu untuk mengagumi semua ini."

"Baiklah-baik. Dasar cerewet."

Kami membuka pagar hitam yang berbunyi nyaring karena sudah bertahun-tahun tidak diminyaki atau diberi pelumas. Dedaunan kering menimbun perkarangan rumah tersebut dan dengan berani aku mendorong pintu yang kuyakini tidak dikunci.

The Electric Trilogy: Electric SweetnessWhere stories live. Discover now