WAVERLY BELL
Aku menatap cermin panjang di depanku. Beruntung Tommy menyewa seorang wanita untuk mengurus pakaianku. Aku meringis kesakitan dan mencengkram pinggiran kaca dengan kuat. Korset ini begitu ketat! Aku bisa mati saat ini juga.
Tapi, sejujurnya aku tersenyum melihat gaun yang kupakai. Seperti putri-putri zaman Victoria dulu. Hanya dua warna sederhana pada gaun ini. Ungu dan hitam. Terlalu indah. Jika saja Justin melihatku seperti ini pasti ia akan—ah, benar. Ia tak akan melihatku lagi. Toh, ia sudah tidak mencintaiku.
Kami sudah berada di Cheshire, England. Karena undangan sialan itu baru diberitahukan kepadaku dua hari sebelum pesta dansa! Atau pesta topeng—oh tak tahulah. Aku hanya mengikuti Tommy dan Kevin.
Kami berangkat tadi pagi dan sampai di hotel berbintang lima ini. Setidaknya, untuk hotel ini kami tidak usah membayar karena pihak dari Harrison yang menyewa hotel ini untuk tamu-tamu penting. Contohnya, kami.
Aku tak tahu alasan apa Bianca mengadakan pesta ini. Aku tak mengerti dan menyakitkan bila mengetahui bahwa Justin juga akan berada disana. Aku tak tahu apakah aku bisa melihat wajahnya lagi. Sakit bila mengingat semua yang terjadi dua hari yang lalu.
Rambut hitam panjangku di cat menjadi warna coklat gelap—hampir terlihat hitam dan itu membuatku sangat kesal! Namun, aku senang karena rambutku hanya diikat separuh dan diikalkan lantas diberi aksesoris manis. Aku menyukainya.
Aku menatap topeng hitam yang cantik di atas meja dan tersenyum. Well, pertama kali untukku berada di sebuah pesta dansa.“Selesai, Miss. Apakah kau memerlukan—“
“Tidak, terima kasih Lisa. Kau boleh pulang.” Aku tersenyum dari kaca dan perempuan tua itu meremas pundakku lembut.
“Well, jadi kau sud—“ Aku menoleh menatap pintu dan tersenyum kepada Tommy. Matanya melebar dan tubuhnya seolah-olah membeku. Aku mengernyit heran.“Ada apa? Mengapa kau seolah-olah melihat hantu, eh?” Tommy mengerjap-ngerjapkan matanya dan berdeham kecil.
“Kami akan menunggu di luar. Cepatlah.” Tommy menunduk dan berbalik berjalan meninggalkanku.
Aku mengernyit heran dan segera mengambil topeng milikku. Aku berjalan dengan santai dan menemui Kevin dan Tommy yang sedang menunggu di luar kamar hotelku. Aku berjalan sambil menggandeng kedua tangan mereka.
“Kau tahu, aku tidak ingin kau melepaskan kaitan tanganmu di pesta nanti.” bisik Kevin di telingaku. Aku mendengus dan berjalan lantas turun ke lobi lalu masuk ke dalam sebuah limosin.
“Jadi, The New Brighton Tower. Merupakan tempat dansa terbesar di dunia, eh?”
“Yep. Aku dengar begitu dan aku benar-benar ingin tahu apa yang diinginkan Bianca. Champagne?” tanya Tommy sambil mengangkat segelas champagne yang baru ia tuang. Aku menggeleng pelan dan menarik napas panjang.
“Kita akan segera sampai dan apa yang membuatmu begitu gugup?” tanya Kevin sambil memandangku. Wajahnya tidak terlalu jauh. Aku menoleh dan tersenyum menatap wajahnya.
“Tidak ada. Aku hanya ingin menganggap bahwa ini hanyalah sebuah pesta dansa yang normal.”
Kevin mengangguk lantas meremas tanganku lembut.”Jangan jauh-jauh dari kami. Kau tahu bahwa kami akan melindungimu, kan?” bisik Kevin dengan suara beratnya. Sejenak, wajahku memanas mendengar nada suaranya.
“Tentu saja.”
***
PLAY: A GREAT BIG WORLD FT. CHRISTINA AGUILERA - SAY SOMETHINGAku melangkah masuk ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi banyak orang bertopeng itu. Ya Tuhan! Pesta ini begitu indah! Aku bisa gila karena keindahan yang mewah ini. Aku segera memakai topengku dan menggandeng Kevin dan Tommy yang telah lebih dulu memakai topeng.
YOU ARE READING
The Electric Trilogy: Electric Sweetness
ActionWaverly Bell merupakan gadis manis berambut hitam panjang dan memiliki garis wajah yang keras. Cantik dan sulit didekati. Tak ada yang mengenalnya. Sebaliknya, tak ada yang tak mengenalnya. Gadis itu adalah sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang san...