Chapter 16

249 18 1
                                    

JUSTIN HARRISON

PLAY: SKINNY LOVE - BIRDY OR SAY SOMETHING - A GREAT BIG WORLD FT. CHRISTINA AGUILERA

Aku menyodorkan segelas air minum kepada Wave dan ia segera meneguknya hingga tandas. Matanya bengkak dan ia menjambak rambutnya frustasi lantas bangkit berdiri lalu berjalan mondar-mandir di depanku. Aku hanya diam menatapnya.

"Aku bingung mau mengurutkannya darimana." Wave menggigit kukunya gelisah. Aku masih diam dan menatapnya dengan sayang."Secara tak langsung, aku adalah adik dari mantan jalangmu. Lexi River dan Joanne adalah ibuku. Aku paham bahwa Henry menyayangiku dan ingin menyelamatkanku.." Tubuh Wave berguncang hebat."...namun, bukankah secara tak langsung itu sama artinya bahwa aku tidak diinginkan di dunia ini?" Wave terduduk di atas lantai dan memeluk lututnya. Tubuhnya gemetar. Aku masih mendiamkannya. Membiarkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Aku tidak diinginkan, Justin. Tak ada yang menginginkanku. Bahkan aku rasa kau hanya berpura-pura selama ini. Aku sudah tidak perawan, aku tidak menempuh pendidikan dengan baik, aku di keluarkan dari tempat kuliahku, aku jalang sial yang tak sengaja lahir di dunia ini. Aku anak haram dan sangat tidak diinginkan oleh orangtuaku sendiri. Bahkan, asal-usulku sangat tidak jelas."

Aku menarik napas panjang berusaha tidak berteriak dan berjalan menuju Wave sambil menariknya agar berdiri.

"Dari sisi mana kau tidak diinginkan?" tanyaku tajam."Darimana kau memiliki pemikiran bahwa aku tidak menginginkanmu?!" tanyaku dengan suara lebih besar. Bibir Wave bergetar dan tubuhnya mengigil."Darimana kau mendapat pemikiran bodoh seperti itu, Waverly?" tanyaku lagi.

"Wave, dengarkan aku, aku menginginkanmu. Henry menyayangimu. Kau mengerti?" Wave menggeleng.

"Mengapa kau menginginkanku?" tanya Wave dengan suara yang bergetar.

"Aku tidak memiliki alasan untuk menginginkanmu. Alasan yang jelas adalah karena kau adalah Waverly. Kalau kau bukan Waverly, aku tidak mau."

"Aku bukan Waverly yang kau inginkan."

Aku menggertakkan gigiku kuat."Aku mencintaimu. Pertahankan hal itu. Sekarang, apa yang kau inginkan?"

Wave tersenyum."Mati."

"Apa yang kau inginkan Wave?"

"Mati."

"Aku bertanya sekali lagi, apa yang kau inginkan?!"

"Mati, Justin! Aku ingin mati!" teriak Wave dan aku segera menampar wajahnya. Wave menatapku tak percaya. Tanganku terkepal dengan kuat. Air mataku mengalir. Bibirku bergetar.

Dan hatiku sangat nyeri.

Aku mengangguk."Kau ingin mati? Mati saja sana. Sekarang aku tahu bahwa kau lebih memilih kematian dibandingkan denganku. Kau lebih menginginkan kematian dibandingkan melewati ini semua denganku. Kau lebih memilih mati dibanding hidup untuk mencintaiku. Kau tahu, ketika kau bertanya apa yang kuinginkan saat ini dan selanjutnya, kau tahu apa jawabannya? Kau. Kau adalah jawaban dari semua pertanyaan yang ada di benakmu kepadaku. Dan ketika aku bertanya apa yang kau inginkan, jawabanmu selalu 'mati'. Kematian itu lebih indah, ya?!" Aku mengangguk dan memejamkan mataku.

"Aku bisa memberikan jawaban yang sama kepadamu. Aku ingin mati karena tak ada yang pernah menginginkanku, Wave! Orangtuaku menjualku ketika bayi! Tak ada yang pernah benar-benar mencintaiku selama aku hidup hingga aku bertemu denganmu. Hingga aku bertemu denganmu dan aku mempertaruhkan semuanya untukmu. Aku sangat bahagia ketika kau membalas cintaku dan aku berpikir, Ah, pada akhirnya ada wanita yang benar-benar mencintaiku. Benar-benar menginginkanku dibanding apapun. Aku. Sangat. Bahagia. Memilikimu. Namun, sepertinya aku tahu bahwa kau sama sekali tidak mencintaiku."

The Electric Trilogy: Electric SweetnessWhere stories live. Discover now