WAVERLY BELL
"Matt?"
Aku tak percaya bahwa ia masih hidup. Bahkan aku berpikir apakah ini nyata? Aku melihat dengan jelas bagaimana cara kematian Matt yang langsung dibunuh oleh Gabe di hadapanku. Peluru itu menembus jantungnya. Aku bahkan melihat darah mengalir deras di dadanya. Aku benar-benar tak percaya.
"Apa yang kau inginkan?" suara berang Justin membuatku menoleh dan mengulum senyum. Justin maju dan membuatku berlindung di balik tubuh tegapnya. Aku tidak takut dan aku tidak suka terlihat lemah di mata musuh.
"Justin, aku tak apa-apa." bisikku sambil meremas pinggangnya lembut. Rahang Justin mengejang dan menatap Matt dengan dingin.
"Dimana Hayley?"
"Apa maksudmu dimana Hayley?"
"Oh, berhenti berpura-pura! Aku tahu bahwa kalian adalah orang terakhir melihat keberadaan Hayley. Dimana dia sekarang?"
"Kami sama sekali tidak berurusan dengan Hayley, Matt. Dan, apa masalahnya? Mengapa kau kembali? Tidak. Lebih tepatnya, bagaimana mungkin kau masih hidup?"
Matt mendengus sambil memalingkan wajahnya ke arah kanan lantas kembali menatap kami dengan mata muak."Dengar, kalian bisa saja membunuhku ataupun menyakitiku. Tapi tidak dengan Hayley. Aku sama sekali tidak ingin ia terluka dan kalian adalah orang-orang yang harus bertanggung jawab atas hilangnya Hayley. Terlebih, Justin, kau adalah saudara Hayley." geram Matt.
"Dan apa tujuanmu berada di rumah Lexi? Bagaimana mungkin kau bisa tahu keberadaan kami? Ada sesuatu yang tidak beres." ujarku dengan jantung berdegup cepat. Entah mengapa aku merasa adrenalinku terpacu tiba-tiba.
Matt menyeringai licik kepadaku, lalu aku menyadari apa yang terjadi. Mata Matt berubah hitam—seluruhnya. Dan aku tahu bahwa tubuhnya telah dialiri oleh cairan hitam yang aku tak tahu namanya.
"Aku tak tahu siapa yang menyelamatkanku. Tapi, rasanya aku kembali hidup. Bahkan lebih baik dari sekarang. Ah, aku benar-benar merasakan bebas sekarang—Argh!" Mata Matt kembali normal dan ia menyentuh kepalanya dengan kuat. Wajahnya memerah. Urat lehernya mengejang dan Matt mundur beberapa langkah ke belakang. Aku mengernyit heran dan melirik Justin. Menimbang-nimbang apakah aku harus menolongnya. Aku berniat maju tapi Justin malah menghalangiku.
Aku memasang ekspresi wajah mengapa dan kembali memandangi Matt. Sekarang ia malah menjambak rambutnya dengan sangat kuat. Matt berteriak dengan pilu dan matanya berubah menjadi hitam dan kembali normal. Yang membuatku semakin heran adalah bagaimana mungkin? Bagaimana bisa? Mengapa? Apa yang terjadi kepada Matt?
"Matt, aku rasa sebaiknya kau—"
"Diamlah!" suara Matt terdengar begitu menggelegar. Aku menelan ludahku gugup dan menunggu Matt melawan dirinya sendiri selama beberapa menit. Aku melihat jam tanganku dan sudah lewat sepuluh menit. Napas Matt kembali normal dan ia mulai berdiri.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadaku. Aku hanya ingin Hayley untuk saat ini dan aku yakin bahwa Lexi dan hanya dia lah yang tahu dimana keberadaan Hayley saat ini." Napas Matt terengah-engah.
"Matt, apa yang sebenarnya terjadi kepadamu, eh?" Justin mulai melangkah maju. Aku menahan lengannya—takut kalau Matt menerjang Justin secera tiba-tiba. Matt membuang ludahnya ke lantai dan menatap kami dengan mata yang memerah. Seperti menahan rasa sakit teramat di tubuhnya.
"Bukan urusanmu!" bentak Matt kesal."Sekarang, beri tahu aku dimana Hayley atau Lexi. Aku akan membunuh Lexi jika—"
"Kami tidak bisa membantumu jika kau tidak memberitahu apa yang terjadi, Matt." Aku berusaha berbicara selembut mungkin. Matt mendengus dan mengambil bangku di sampingnya lalu mulai duduk dan bersandar.
YOU ARE READING
The Electric Trilogy: Electric Sweetness
ActionWaverly Bell merupakan gadis manis berambut hitam panjang dan memiliki garis wajah yang keras. Cantik dan sulit didekati. Tak ada yang mengenalnya. Sebaliknya, tak ada yang tak mengenalnya. Gadis itu adalah sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang san...