1. Kisah SMA Ku

1.2K 79 82
                                    

Bukan berhati batu, bukan berarti tak mau. hanya saja tak ingin terburu untuk mempercayai kata
I LOVE YOU

--Naya F--

♡♡♡

Happy Reading 😗😗😗

Pagi yang indah telah dimulai, udara sejuk masuk ke kamar Naya, burung-burung bersiul merdu menyambut paginya. setelah libur panjang pertengahan semester berakhir, kini Naya harus kembali pada rutinitasnya. Nama lengkapnya Naya Febiantika.

Gadis cantik bertubuh mungil dan memiliki paras cantik memikat itu sudah mengenakan seragam putih abu-abunya, kurang lebih sudah empat minggu lamanya seragam itu terlipat rapi di dalam lemari, andai dia bisa bicara, alangkah bosanya dia dan rindunya dia di kenakan seorang siswa SMA yang siap menata diri demi masa depan yang indah sesuai dengan harapan.

Dia mendudukan dirinya di depan cermin yang ada di depan meja belajarnya. Menyisir pelan rambut panjangnya yang lurus itu, lalu ia selipkan satu jepit rambut yang menjepit sebagian helaian rambutnya.

Karna Naya masih SMA ia tidak berani memakai riasan wajah saat pergi ke sekolah. Meski kakak tinggkatnya ada juga yang melanggar peraturan yang tertera jelas bahwa DILARANG MEMBAWA MAUPUN MENGGUNAKAN MAKE UP BAGI SISWA PUTRI - Tetap saja para kakak-kakak senior yang gaya nya nyentrik parah, pasti berangkat sekolah dengan alis tipis dan lipstik maksimun nya.

Lain halnya dengan Naya, ia memilih menjadi dia yang apa adanya, tanpa alis palsu juga tanpa lipstik di bibir mungilnya. Meski demikian, tampilan sederhana tetap membuat Naya terlihat manis dan tentunya memikat banyak hati.

Setelah berpakaian rapi, gadis itupun segera berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Roti bakar, selai kacang dan susu hangat sudah melambai-lambai memberi isyarat bahwa semua sudah siap untuk dia santap.

"Ayah kapan pulang Ma? Sampe rindu!" Tanya Naya sambil melahap rotinya karna ia sudah duduk di meja makan sambil menikmati sarapanya.

"Munggu depan sayang, bukan cuma kamu, Mama juga udah kangen banget," jawab Linda. Ayah Naya bekerja di luar kota dan hanya bisa pulang satu bulan sekali, bukan dengan alasan ayah Naya bekerja jauh dari keluarga, itu semua karna gaji yang dipatkan di lebih besar dari pada bekerja di Jakarta. Bukan bermaksud rakus harta, Ardi hanya ingin memiliki gaji lebih besar karna ingin menabung untuk kuliah putri semata wayangnya kelak lebih tercukupi. Meski resikonya adalah harus menahan rindu yang sedemikian panjang.

Terdengar deru suara kenalpot motor berhenti di depan rumah Naya.

"Emm.. itu pasti Rendy," ujar nya setelah menyelesaikan sarapanya.

Sambil mencium punggung tangan Linda. "Naya berangkat dulu ya Ma." Segera dia berlari membuka pintu rumahnya hendak berangkat.

Setelah Naya keluar rumah, didapatinya sosok cowok tampan berbadan tinggi, menaiki motor Ninja berwana hijau lengkap dengan helm yang menutupi kepalanya dan sebagian wajahnya yang hanya menyisakan sepasang matanya yang terlihat.

Tidak lupa juga jaket kulit yang menutupi kemeja putih yang ia kenakan. Dia Rendy Putra Jaya, atau sering dipanggil Rendy oleh teman sekelanya.

"Buruan yuk, keburu telat," ajak Rendy sembari memberikan helm pada Naya. Gadis bertubuh mungil itu pun segera menaiki Ninja itu setelah selesai mengaitkan helmnya dengan benar.

Rendy mengendari motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang cukup tinggi. Jujur saja Naya suka saat diajak ngebut naik motor. Namun tidak menutup kemungkinan pula di balik rasa senangnya ia juga ketakutan, Naya merasa takut saat Rendy memiring-miringkan motornya saat di tikungan, saat itu yang ada dalam pikiranya hanya jatuh dan jatuh.

Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang