Jika memang iya apakah sepenuhnya itu kesalahanku?
-- Rendy PJ --
♡♡♡
Tangan seorang Ibu memanglah ampuh, segala jenis penyakit hanya punya satu obat, yakni belaian cinta kasih seorang Ibu yang selalu memastikan dan menginginkan buah hati baik-baik saja.
Sejak tadi Linda mengelus-elus dahi dan rambut Naya, kini kondisinya sudah lebih baik dari pada tadi siang, dia sudah bisa duduk tanpa merasakan sakit di kepala meski tubuhnya masih sangat lemah.
"Besok kamu izin dulu aja, jangan sekolah!" Pinta Linda sungguh. Tidak ada seorang pun Ibu yang tidak sedih saat melihat putrinya terbaring lemah karena sakit, yang diinginkan seorang Ibu hanyalah senyuman bahagia di wajah setiap anak-anaknya.
Tiba-tiba Linda terkejut saat melihat pintu kamar Naya dibuka dengan sangat cepat, rupanya Ardi datang sambil berlari. Hari sudah malam namun Ardi baru saja pulang. Begitulah tuntutan pekerjaan, meski putrinya sedang sakit, tetap saja dia harus terus dihantui oleh rasa cemas sampai ia diperbolehkan untuk pulang.
"Kenapa dia?" Tanya Ardi cemas. Dia langsung duduk di samping Linda dan melihat keadaan putri kesayangannya.
"Tadi kata Elsa dia pingsan di sekolah," jelas Linda lirih sambil terus mengelus kepala Naya.
"Mana yang sakit? Udah minum obat?" Tanya Ardi yang masih cemas.
Naya bangkit dari tidurnya, dia duduk sambil meluruskan kaki.
"Naya nggak apa-apa kok Yah, kata dokter di sekolah cuma kecapekan," jelasnya lirih. Beberapa hari ini Naya memang sangat marah pada ayahnya, dia begitu kecewa karena mempersalahkan hubungannya dengan Rendy. Tapi mau bagaimana lagi, kini Naya saja meragukan Rendy.
"Yaudah, istirahat ya!" Pinta Ardi. Naya mengangguk dua kali.
"Ayah," panggilnya saat Ardi hendak pergi keluar. Ardi menoleh cepat dan kembali mendekati putrinya.
"Ayah udah setuju kan kalau Naya pindah ke Jogja?" Tanyanya sambil berusaha membuat Ardi setuju dengan keputusannya.
"Biar Ayah dan Mama pikir-pikir lagi ya." Ardi menunduk bingung. Anak tunggalnya meminta untuk pindah di Jogja, mereka tidak punya satu pun kerabat disana, lalu kenapa Naya meminta untuk pindah ke kota pelajar itu. Apa alasan sebenarnya yang membuat Naya ingin pergi seorang diri.
♡♡♡
Pagi ini Rendy pergi ke sekolah dengan memikul segunung beban masalah yang akhir-akhir ini ia dapatkan. Kesendirian sudah ia tebak saat dirinya benar-benar paham kalau hari ini Naya pasti tidak berangkat.
Kemudian Karina, Rendy tidak peduli lagi dengannya, saat hubungan diantara mereka berakhir maka berakhir pula pertemanan mereka. Meski kesalahpahaman yang merusak hubungan Rendy dan Naya juga karena adanya Karina, Rendy tidak ingin meminta Karina menjelaskan mengenai apa yang sebenarnya terjadi, meminta bantuan dari Karina belum tentu akan menyelesaikan masalah dan bisa jadi malah memperkeruh.
Rendy berjalan seorang diri menyusuri tiap-tiap koridor kelas, dia merasakan ada suatu hal yang aneh, seakan banyak sekali mata yang memandangnya dengan tatapan horor. Padahal dia memakai seragam yang sama seperti mereka lengkap dengan dasi dan ikat pinggang. Rendy menunduk dan menarik celananya memastikan dirinya tidak memakai dua kauskaki yang berbeda. Rendy menoleh ke kaca jendela yang bisa memantulkan wajahnya, gaya rambutnya juga biasa saja seperti biasanya, lalu apa yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔
Genç Kurgu[Ini itu tulisan amatir dari penulis amatir, jadi nggak perlu plagiat-palgiat nggak jelas!!!] ♡♡♡ Friend Zone? Lewatin aja, selama nggak ada police line kenapa harus takut? Mungkin itulah yang dipikirkan Rendy saat benih-benih perasaanya muncul. Mes...