"Gue berubah juga bukan tanpa alasan, gue cuma nggak mau persahabatan kita rusak gara-gara cinta"
--Naya F--
♡♡♡
Selamat membaca.. 😘😘😘
Hari ini sama seperti kemarin, Naya berangkat ke sekolah di antar oleh Ardy lagi. Terlebih lagi pulang sekolah nanti Naya juga di jemput ayahnya. Perusahaan tempat Ardy bekerja membuat cabang baru di Jakarta, dan sebelum peresmian, Ardy diminta untuk mengawasi berbagai hal yang perlu disiapkan.Hari berjalan seperti biasa, dan tak terasa kurang empat hari lagi Drumcops SMA Nusa Bangsa akan mengikuti even perlombaan antar SMA, Naya juga sudah tidak sabar menunggu hari itu. Mereka juga harus mempersiapkanya matang-matang, bahkan hari ini Drumcorps latihan di jam pelajaran, anak-anak Drumcops harus rela membolos pelajaran demi persiapan lomba, meski sebagian besar senang karna bisa bolos pelajaran tanpa harus membuat alasan-alasan yang tidak logis.
Menurut Naya meninggalkan pelajaran demi suatu urusan penting bukanlah sebuah masalah besar, dan yang pasti hari ini dia senang karna dia tidak bertemu dengan Rendy maka ini adalah peluang besar untuk menjauh darinya.
Kini semua anak Dramcorps sedang latihan serius di Aula, bergerak dan berubah formasi dari satu lagu ke lagu yang berbeda. Bagi yang cewek harus bisa mengkondisikan wajahnya untuk terus tersenyum, sedangkan yang cowok muka berak.
25 menit sudah habis di gunakan untuk memainkan musik jalan memasuki ruangan, memainkan lima lagu dan lima formasi serta puluhan atraksi, lalu kembali lagi keluar ruangan dengan musik jalan. Kemudian sekarang waktu nya untuk evaluasi.
Bagi seorang pelatih tidak ada yang namanya sempurna, sebaik apapun penampilan pasti masih saja mencari-cari kesalahan.
"Kalian ingat tidak, apa yang pertama kali saya ajarkan pada kalian saat mengkuti Drumcops?" Tanya salah seorang pelatih pada seluruh anak didiknya
"Siap PBB," teriak serentak, semuanya menjawab tak terkecuali.
PBB(Pelatihan Baris Berbaris), itulah yang pertama kali di ajarkan saat mengikuti ekstrakulikuler Dramcops, bukan membawa alat musik maupun memukul alat.
"PBB, tapi kenapa jalan kalian itu masih nggak bisa sama, coba saya tanya, apa susahnya menyamakan kaki?"
Sepi senyap, tak ada yang menjawab, semua terdiam membiarkan diri mereka di marahi pelatih
"Kalian itu udah SMA, masa jalan aja masih harus di ajarin, kalau langkah kaki kalian itu nggak sama, yang nonton dari jarak jauh aja bisa lihat kalau kalian itu jelek."
Emosi pelatih sepertinya hampir memuncak, semua kepala tertunduk, tidak ada tang berani menatap wajah pelatih yang sedang marah.
"Barisan juga. Saya sudah bilang berkali-kali, Jangan sampai lihat tengkuk depanya depan kalian. Satu aja yang nggak lurus barisan nanti semuanya ikut jelek. PAHAM!"
"SIAP PAHAM."
"Paham paham.. kalau paham ya di buktikan!" Tetiaknya lagi. Semua anak Dramcorps hanya bisa terdiam, menyadari kesalahnya, dan berharap tidak di ulangi lagi.
"Kalian itu masih egois, kalian masih mementingkan diri kalian sendiri. Trio-nya itu jangan di tinggal, jangan jalan seenaknya." lagi-lagi ada lagi koreksi dari pelatih.
"Saya kecewa sama kalian. Tinggal empat hari lagi loh waktu kalian itu, tapi kenapa masih kaya gini,"
ucapan pelatih yang satu ini benar-benar membuat semua merenung, semua menyadari kesalahanya, dan bahkan mereka telah mengecewakan sang pelatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔
Teen Fiction[Ini itu tulisan amatir dari penulis amatir, jadi nggak perlu plagiat-palgiat nggak jelas!!!] ♡♡♡ Friend Zone? Lewatin aja, selama nggak ada police line kenapa harus takut? Mungkin itulah yang dipikirkan Rendy saat benih-benih perasaanya muncul. Mes...