27. Pamit

27 9 5
                                    

Kau yang semula menjadi kekuatanku, kini beralih menjadi kelemahan terbesar ku

-- Naya F --

♡♡♡

Jam istirahat kali ini Naya tidak pergi ke Kantin sekolah seperti biasanya, begitu juga dengan Elsa, Yani dan Finda. Semangatnya hilang, Naya tidak menginginkan apapun selain pergi dari tempat itu sejauh mungkin.

Hari ini Naya tampak berbeda dari biasanya, wajahnya pucat, matanya berkantung dan menghitam. Berjam-jam dia menangis dan mengurung diri di kamarnya, kepalanya pun terasa sakit karena terus menangis sepanjang malam.

Naya sangat merasa tidak nyaman selama jam pelajaran berlangsung, dirinya sadar kalau sejak tadi Rendy mengamatinya tampa jeda. Untung saja setelah bel istirahat berbunyi Rendy ikut keluar kelas bersama dengan Wahyu, entah untuk pergi ke mana, Naya juga tidak peduli.

Empat kursi kelas tidak kosong sejak tadi, Naya dan ke tiga kawannya masih berada di sana. Sejak tadi Yani terus mengoceh berharap susana hati Naya menjadi baik, tapi sayangnya hal itu tidak berhasil meski Yani terus bercerita mengenai hal lucu sampai mulutnya berbusa.

Finda, Elsa dan Yani saling melempar tatapan bingung, sahabatnya yang satu ini benar-benar sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Kondisinya sangat memperihatinkan, Naya hanya akan menyiksa diri dengan terus berlarut-larut dalam kesedihan.

Mereka memanglah sahabat Naya, tapi Naya belum juga menceritakan perihal apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak tahu kalau Ayah Naya tidak menyukai kedekatannya dengan Rendy, mereka juga tidak tahu kalau Naya di minta untuk menjauhi Rendy.

Naya sendiri tidak mungkin mau mengatakan semua itu, jika iya, ketiga sahabatnya pasti akan bertanya apa alasannya hingga dirinya harus jauh dari Rendy, sementara alasan terbesar itu melibatkan masalah keluarga Rendy yang kelabu.

"Naya." Panggilan itu membuat keempat wanita yang tengah gelisah terkejut. Tidak ada yang mengetahui kedatangan Rendy dan hanya menyadari kalau dia sekarang sudah berada di dalam kelas.

Rendy mendekat kearah duduk Naya dengan langkah lambat. Tidak seperti biasanya, hari ini dia merasa kikuk dan canggung.

Finda dan Yani memandang Rendy tajam dengan tatapan sinis sebagai ungkapan kekesalannya, sementara Elsa dengan santai berdiri dari duduknya dan mempersilahkan Rendy untuk duduk di samping Naya.

Finda dan Yani berhasil dibuat bingung dengan semua ini, tapi mereka juga tidak mampu berkata apa pun sebelum Elsa mengajak mereka berdua untuk keluar dari dalam kelas. Tapi sebelum itu Elsa kembali menoleh kearah duduk Rendy, dia mengangguk sambil tersenyum seolah mengatakan, "Ini kesempatan mu."

"Naya," panggil Rendy lagi. Sejak kedatangan Rendy beberapa menit yang lalu, Naya belum juga mengatakan sepatah kata pun, dia masih membisu dan tidak membalas tatapannya.

Rendy memandang wajah Naya penuh iba, Naya tampak sangat lemah dan tak berdaya, padahal setahu Rendy; Naya bukanlah gadis yang lemah, dia adalah anak pramuka yang tahan berbagai macam halang rintangan, dia juga mengikuti Drumscorp meski pelatihannya tidak ringan.

"Emm, Nay ... aku mau minta maaf, aku salah. Harusnya aku-" kalimat Rendy terpotong saat dirinya melihat Naya yang membalas tatapannya. Tapi sayangnya, mata sembab dan merah dengan lingkar hitam di sekeliling mata itu membuat Rendy merasa terpukul, dirinya lah yang membuat Naya menjadi seperti ini, kesalahan dan kecerobohannya membuat hubungannya dengan Naya menjadi sekacau ini.

Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang