4. Can Love

334 46 27
                                    

Sebuah rasa yang tak tahu kapan dia datang, kapan dia tumbuh, namun tak ingin dia pergi.. CINTA

--Rendy PJ--

♡♡♡

Di jam istirahat, kantin adalah tempat nomor satu yang dituju semua murid. Baik mereka yang kelaparan, datang untuk membeli makanan atau minum. Bahkan tidak sedikit pula yang hanya datang tanpa memesan dan hanya berbincang dengan teman.

"Sumpah Nay, gue tadi baper banget," ujar Elsa yang sedang mengaduk es teh. Karna sekarang mereka juga sedang makan di kantin sekolah.

"Tapi gue cemburu." Finda menambahkan.

"Baper apaan coba, gue jadi malu," bantah gadis yang sedang diajak bicara.

"Ngapain pake malu sih Nay, kalo tadi lo berdiri di tengah lapanganya sama Anton lo harus malu," tambah Yani yang tidak mau kalah.

Anton adalah teman satu kelas dengan mereka, orang yang pendiam dengan kacamata lensa super tebal, agak aneh dan memang dia anak aneh, dan yang paling nggak enak adalah saat UTS satu ruangan dengan Anton, tega-teganya dia ngasih tau ke pengawas kalau ada temenya yang nyontek.

"Nay, Rendy itu bagai SUPER STAR di SMA kita. Nggak jarang cewek yang deketin Rendy, tapi dia tolak. Lo pasti tahu itu kan Nay." Elsa menambahkan

"Iya lo bener. Rendy itu super star, makanya dia nggak cocok sama gue yang bukan siapa-siapa. Rendy tuh cocoknya sama Yustina tuh." telunjuk Naya mengarah pada murid cantik kelas XB, kulitnya putih bersih, bibir tipis dan mata sipit, terlihat cantik tanpa riasan wajah. Persis seperti artis Korea

"Yustina cantik, tapi Rendy nggak tertarik." Yani menyanggah.

Mereka berempat asyik berbincang tentang masalah hati, terutama tentang kejadian tadi pagi di lapangan basket yang membuat orang baper layaknya menonton drama korea. Bukan hanya mereka, bahkan seluruh kelas XA juga menggosipi hal yang sama, mereka bercerita pada sesama kelas juga pada kelas lain. Dengan cepat kejadian tadi pagi tersebar ke seluruh SMA, dan seperti nya juga sudah sampai ke telinga Anggel

Anggel juga ada di kantin, selesai memesan soto dan sekarang berjalan perlahan mendekat ke arah tempat duduk Naya.

Tatapanya tajam, wajahnya mengekspresikan seperti sedang marah.
Gadis cantik itu mendudukan dirinya tepat di depan Naya. Dengan muka sangat serius menatap tajam mata Naya.

Naya tak sanggup membalas tatapanya, melainkan ia hanya menundukan pandanganya.

"Lo beneran pacarnya Rendy?" Tanyanya dingin.

Naya menggeleng pelan dengan posisi kepala masih tertunduk.

"Kalo iya kenapa?" seseorang menyahut dari balik punggung Anggel.

Naya mendongak, terkejut mendengar suara yang sudah tidak asing di telinga.

"Rendy!" Naya terkejut

Bukan hanya Naya, Anggel juga terkejut melihat laki-laki idolanya berada di belakang punggungnya.

"Lo disini?" Anggel balik bertanya

Dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dadanya.
"Iya, kan gue lagi nungguin pacar gue." ujar cowok ganteng itu sambil menaikan alisnya lalu mengedipkan sabelah matanya pada Naya.

Ketiga teman Naya juga murid lain yang duduk di bangku dekat Naya ternganga. Entah mereka cemburu mengdengar perkataan Rendy atau mereka kembali baper untuk yang ke dua kalinya? Entahlah.

"Nah lo ngapain disini?" tanya Rendy lagi.

"Eng-enggak," jawabnya kikuk.
Tak disangka-sangka, Anggel yang terlihat marah ternyata bisa canggung juga saat ada Rendy di hadapannya. Entah itu tulus dari hatinya atau hanya bersikap sok manis di depan Rendy, itu semua hanya dia yang tahu.

Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang