11. Bunga Rumput

234 36 14
                                    

Aku mulai jemu dalam diam ku, sendiri melawan pilu, ingin sekali ku merayu, pada Tuhan yang maha tau

--Rendy PJ--

♡♡♡

Pagi-pagi seperti ini Naya sudah datang kerumah Rendy, bukan untuk berjalan-jalan dan menikmati weekend. Naya datang membawa setumpuk tugas yang perlu ia kerjakan.

"Ck, ternyata lo Nay. Ganggu orang lagi mimpi pagi aja lo," keluh Rendy yang baru saja turun dari kamarnya.

"Ck, ya mau gimana lagi, guru nggak kira-kira kalau kasih tugas." Naya juga tidak kalah mengeluh, bedanya Naya bukan mengeluhkan kedatangannya seperti Rendy tadi.

"Yaudah gue ambil buku dulu." Jangan tanya apakah Rendy akan mandi terlebih dahulu atau tidak, jawaban jelas tidak. Dia kembali ke kamarnya benar-benar hanya untuk mengambil buku, dia hanya mencuci muka dan menyisir rambutnya yang semula berantakan.

Begitulah seorang sahabat, tidak malu berpenampilan seperti apa pun, tidak jaim dengan bau badan bangun tidur. Sahabat hanya membawa kenyamanan, bukan rasa canggung apalagi tidak nyaman.

"Oke, jadi kita mulai dari tugas apa dulu nih?" Tanya Rendy bersemangat dengan bau ketiak pagi harinya.

"Dari yang gampang dulu aja deh," jawab Naya.

"Duh duh.. rajinnya ini pagi-pagi udah pada belajar," sapa Bi Inah yang datang membawa dua cangkir teh hangat. Sementara cemilan kering sudah tergeletak diatas meja entah sejak kapan.

"Iya Bi," jawab Rendy.

Eksekusi soal dimulai. Mereka mulai mengerjakan tugas Fisika, entah seperti apa pemikiran mereka, baru beberapa saat yang lalu mereka memutuskan untuk mengerjakannya dari yang paling mudah, tapi ternyata Fisika lah yang mereka kerjakan terlebih dahulu. Anak pandai tidak bisa di tebak, mata pelajaran Fisika yang dianggap oleh sebagian besar anak adalah pelajaran yang sulit tiba-tiba menjadi mata pelajaran termudah untuk mereka.

"Kok materi ini nggak ada di buku gue sih Nay, coba liat buku lo!" Pintanya memaksa. Buku catatan Fisika milik Naya yang semula ada di hadapannya langsung di tarik paksa oleh temannya itu.

"Lah lo di sekolah ngapain aja curut? Catatan aja nggak punya," keluh Naya.

"Hey.. gue anak sibuk ya, siapa tahu Bu Merry kasih itu catatan waktu gue nggak berangkat," elaknya mencari alasan.

"Sibuk ya lo, sibuk ngebucin?" Tanyanya sebagai penegasan. Matanya melirik cuek kearah Rendy.

"Diem lo kampret." Tangan Rendy mengambil kacang polong dari dalam topeles dan langsung melemparnya kearah Naya seperti peluru.

"Hei... sakit," keluhnya karena lemparan Rendy tepat mengenai pipinya. Naya yang merasa terancam pun langsung mengambil kacang polong dari wadah yang sama dan membalas lemparan Rendy.

"Weekk nggak kena." Rendy menyejajarkan ke dua telapak tangan yang terbuka didekat telinga sambil menggerakkan jari dengan lidah yang menjulur keluar penuh ejek.

Naya terus melempari Rendy dengan kacang polong, gadis itu tidak akan berhenti sampai lemparannya itu ada yang berhasil masuk ke lubang hidung Rendy.

Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang