Berjuang memang sulit, bertahan itu sakit, apalagi dengan bertahan tanpa di perjuangkan
-- Naya F --
♡♡♡
Ini adalah malam terakhir Naya jauh dari Rendy. Besok dia akan kembali ke rumah, dan kembali melakulan aktivitas seperti biasanya lagi. Bersama gelapnya malam Naya bersatu padu dalam rindu. Merindukan segala hal yang ada di rumah. Buku novelnya, ayahnya, mamanya, Rendy, kodok, semuanya.Malam ini Naya tidak bisa tidur, entah apa yang mengganggu pikirannya sehingga dia tidak bisa beristirahat malam ini. Gadiis itu mengaktifkan Hand Phonenya. Mengecek adakah WhatsApp yang masuk untuknya.
RendyLovers, sebuah grup yang beberapa minggu lalu ia resmi menjadi anggota grup yang ke sekian banyaknya. Naya iseng membuka grup itu, bibirnya tersenyum menahan tawa geli yang hampir keluar dari mulutnya.Untung saja tidak, teman-teman satu tendanya yang lain sudah tertidur pulas bersama mimpi indah mereka.
Naya terkikik geli saat melihat gambar meme hasil editan beberapa anggota grup itu. Mereka menggabung-gabungkan foto mereka dengan foto Rendy. Ada juga yang mengirimkan VN suaranya yang menyanyikan lagu Heartache milik Band One Ok Rock. Itu adalah grup Band favorit Rendy.Naya tidak marah melainkan tertawa geli melihat tingkah generasi micin yang kurang kerjaan sehingga mereka mengidolakan teman satu sekolah mereka. Lebih tepatnya lagi mengidolakan pacar Naya.
Satu hal terbesit di pikiran Naya. Suara anak sesama supporter Basket tempo hari masih terngiang jelas di telinganya. "Emang kalian nggak takut Rendy atau pacarnya Rendy marah gitu?" - "Ya enggak lah, bahkan yang bikin grup 'Rendylovers' itu pacarnya Rendy sendiri kok."
Jiwa – jiwa kepo Naya tumbuh seketika juga. Siapa sih yang ngaku pacarnya Rendy? Akhirnya yang sebenarnya pacar Rendy dengan tingkat 100% ori kekasih Rendy itu membuka diskripsi grup chat itu. Sebuah nomer asing yang membuat grup Rendy Lovers, dan kira-kira grup di buat enam bulan yang lalu. Yang artinya grup itu lebih dulu ada sebelum Naya dan Rendy resmi berpacaran.
Naya juga melihat-lihat anggota grup itu. Seorang Admin grup sekaligus yang membuat grup itu tadi telah diketahui oleh Naya. Wajahnya asing. Sangat asing, dia perempuan, cantik dan kelihatannya anak orang kaya. Naya tidak mengguris hal itu, yang jelas ulah mereka itu benar-benar lucu.
♡♡♡
Malam ini langit sangat cerah, bulan terlihat bulat sempurna di angkasa. Rendy berdiri di balkon kamarnya. Seperti biasa menikmati malam dengan ketenangan. Pikirannya mulai melayang kala semilir angin malam berhembus sampai ke pori-pori kulitnya. Tujuan hidupnya semakin terlihat karna alasanya untuk hidup tengah lengkap. Mama dan Naya. Jujur saja Rendy sangat bahagia.
Papa? Dimana Papa? Bahkan Rendy juga tidak tahu apakah dia punya Papa atau tidak. Rendy beranjak perhi masuk ke kamarnya. Sebuah lukisan yang ia buat di masa kecil tambak berdiri tegak di dinding kamarnya.
Sebuah gambar yang ia buat saat masih berusia lima tahun. Sebuah lukusan satu keluarga yang bahagia. Papa, Mama, Bi Inah dan Rendy.
Entah sebuah rasa rindu atau amarah yang harus di miliki Rendy untuk sosok laki-laki yang seharusnya datang sebagai malaikat pelindung, bukan menjadi penjahat yang pandai menghancurkan hati. Mengingat kisah pilu yang dialami Rendy dan juga mamanya, itu semua karna ulah laki-laki brengsek dan tidak bertanggungjawab itu. Bahkan dia tidak pantas di panggil Ayah.Rendy mengambil gambar itu dan kemudian membantingnya keras ke lantai sampai kaca figura yang menghiasi lukisan sederhana itu selama bertahun-tahun pecah dalam sekali bantingan. Dendam menggebu di dalam sanubarinya. Pada siapa dia harus membagi luka. Pada siapa dia harus membagikan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔
Teen Fiction[Ini itu tulisan amatir dari penulis amatir, jadi nggak perlu plagiat-palgiat nggak jelas!!!] ♡♡♡ Friend Zone? Lewatin aja, selama nggak ada police line kenapa harus takut? Mungkin itulah yang dipikirkan Rendy saat benih-benih perasaanya muncul. Mes...