Untuk apa dewasa jika tak tahu arti menjaga.
Buat apa mencintai jika tak bisa menghargai.-- Naya F --
♡♡♡
Happy Reading 😚😚😚
Sebuah pagi yang menyedihkan, benar-benar menyedihkan. Sebenarnya Naya sangat tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah, rasanya hari ini dia belum siap untuk bertemu dengan Rendy, belum mau menghadapi masalah hati yang pedih.
Tapi ternyata Naya sudah lebih dulu berangkat karna ayahnya harus segera berangkat bekerja, mengingat tempat kerja Ardi yang jauh tapi tetap ingin memastikan putrinya baik-baik saja.
Naya duduk sendiri di kursinya, ke tiga temannya belum juga berangkat. Sambil menunggu, gadis itu hanya memandangi kotak bekalnya, tadi mamanya membawakannya bekal roti selai kacang. Roti selai kacang adalah favoritnya, tapi kali ini dia benar-benar sudah kehilangan selera makan, melihat makanan terasa sangat membosankan.
Sedikit demi sedikit teman-temannya mulai berdatangan. Kesendiriannya musnah juga akhirnya.
"Naya," panggil Finda yang baru saja datang dan segera berlari kecil mendekati tempat duduk Naya. Finda sangat cemas melihat sahabatnya yang terlihat tidak dalam kondisi hati yang baik-baik saja.
"Nay, lo nggak apa-apa kan? Gue cemas banget tau," tuturnya cepat. Wajah cemasnya terlihat jelas. Naya hanya mengangguk pelan tanpa menatap wajah kawannya itu.
"Naya," teriak Elsa selanjutnya. Elsa dan Yani datang bersama.
"Naya," ucapnya cemas. Lagi-lagi pasti akan ada pertanyaan serupa dengan pertanyaan Finda sebelumnya.
"Lo serius baik-baik aja kan Nay?" Elsa bertanya hal yang sama.
"Iya-iya, gue nggak apa-apa," tegasnya. Naya memang bersikap baik-baik saja, tapi belum tentu dalam hatinya juga baik-baik saja.
"Pagi nona cantik," sapa seorang cowok yang sudah berdiri di dekat bangkunya. Ke empat cewek yang duduk hanya memandangnya penuh rasa jengkel.
Naya membisu seribu kata, tak ada rasa semangat untuk menjawab ucapan selamat pagi dari pacar yang sudah menyakitinya. Tangan yang semula memegang kotak bekal itu langsung menyimpan bekalnya ke dalam laci meja, selera makannya benar-benar sudah hilang. Ketiga sahabat Naya kompak menatap nanar wajah Naya, mungkin dalam hati mereka akan menggumam "Bagus Nay". Ternyata Naya tidak pandai membohongi hati. Meski wajahnya terlihat biasa saja tapi kebisuannya mampu mengatakan kalau dia sangat marah.
"Nanti sore aku main ke rumah ya," tutur Rendy. Naya mencari kesibukan lain dengan menoleh kesana kemari, kemudian mengambil Hand Phone di saku seragamnya. Nyatanya keadaan saja tidak memberi waktu untuk Naya menjawab segala perkataan Rendy, Bu Merry masuk ke dalam kelas dan membuat semua anak terburu-buru untuk segera menduduki bangkunya masing-masing.
♡♡♡
"Nay tunggu," panggil Rendy sambil terus mengejar pacarnya yang terus berlari menjauh.
"Naya," panggilnya lagi. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk berhenti.
"Huuh." Napasnya tersengal-sengal saat sudah sampai di hadapan Naya. Mereka berdiri di belakang Kantin yang sudah sepi karna sebagian besar siswa sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Kenapa dari tadi cuek sih? Terus kenapa lari?" tanyanya bertubi-tubi.
Hening, dia masih bungkam. Kekesalannya begitu menggumpal di dalam dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔
Teen Fiction[Ini itu tulisan amatir dari penulis amatir, jadi nggak perlu plagiat-palgiat nggak jelas!!!] ♡♡♡ Friend Zone? Lewatin aja, selama nggak ada police line kenapa harus takut? Mungkin itulah yang dipikirkan Rendy saat benih-benih perasaanya muncul. Mes...