Meski mentari telah sembunyi dari bumi, percayalah, langit pun tetap menunggu mentari tersenyum kembali
--Rendy PJ--
♡♡♡
"SMANUBA ... SMANUBA ... "
Sorak-sorak para suporter tim basket SMA Nusa Bangsa berteriak serempak kompak menyemangati para pemain basket dari SMAnya yang sedang bertanding dengan SMA 17. Kurang lebih 50 siswa hadir hanya untuk mendukung tim basket kesayanganya.
Jangan di tanya lagi, Rendy pasti ada untuk membantu merebutkan piala kejuaraan agar bisa di bawa pulang ke SMA. Tak ketinggalan ada Naya juga yang setia menemani di manapun Rendy berada. Setelah tiga hari berturut-turut Rendy merengek tanpa henti meminta Naya agar hadir dan duduk mengisi tribun menyaksikan kebolehan pacarnya dalam bertanding Basket. Tapi usahanya tak berujung sia-sia, gadis itu ikut pergi bersama 50 kawan akrab maupun asing dari SMA nya. Sebenarnya mereka tidak mendapat izin dari sekolah untuk pergi menjadi supporter, karena banyak hal buruk yang di khawatirkan oleh pihak sekolah, sangat besar kemungkinan akan terjadi tawuran antar seolah yang di picu karena supporter yang memperpanas keadaan.
Tapi karena Naya pikir banyak anak yang berani nekat pergi menyemangati sekolahnya sekaligus Rendy menjatuhkan harapan besar akan kehadirannya, maka akhirnya dia luluh juga. Bagi Naya, jika hanya kata 'semangat' itu berarti untuk seseorang, aku tidak keberatan mengucapkanya.
Disaat yang lain sibuk berteriak sambil bertepuk tangan, disisi lain Naya malah menegang dan cemas, telapak tangannya dingin dan mengeluarkan keringat, dia terus berdoa beraharap kelancaran dan kemudahan bagi tim basket dari SMA nya, terutama doa yang di tunjukan untuk Rendy.
Di tengah lapangan Rendy terus menunjukan kemampuanya merebut dan memasukan bola ke ring lawan, sontak semua suporter berteriak melihat kemampuanya menambah point.
"Rendy keren banget ya."
Sebuah suara yang sedikit tidak enak terdengar jelas masuk ke kendang telinga Naya dan membuat Naya spontan menoleh ke sumber suara, mereka juga anak SMA Nusa Bangsa tapi wajahnya sangat asing di mata Naya.
"Iya ih sumpah makin ganteng aja, gue mau deh jadi pacarnya."
"Hiiiihhh... apa-apaan sih, nggak tau apa kalo dia udah punya pacar, dan pacarnya itu gue." Naya semakin jengekel pada teman duduk di sebelah kirinya. Rasa kesalnya mampu menumbuhkan dua tanduk merah di kepalanya.
"Cemburu?" Tanya Finda yang duduk di sebelah kanan Naya, dan sejak tadi melihat muka Naya yang jelas menggambarkan kejengkelanya.
"Haa? Enggak lah," elaknya sambil tersenyum kecut.
"Nggak usah bohong deh, muka lo merah tuh kaya terong." Secepatnya Finda menangkal kata-kata Naya. Teman hanya bisa mendengar apa yang di bicarakan, tapi sabahat bisa tahu apapun isi hatinya tanpa perlu di ucapkan.
"Terong warnanya ungu bego!" Tampik Naya segera. Tiba-tiba Finda memeluk erat tubuh Naya dari samping.
"Sakit Fin," keluhnya."Gemes deh liat lo cemburu gini, udah lah tenang aja, biarin fans-fans itu, yang penting Rendy sayangnya ke kamu," ucapnya menenangkan.
Tapi yang di katakan Finda ada benarnya juga. Tak peduli berapa banyak cewek yang mengidolakannya asalkan Rendy tetap mencintainya. Sudah lah, yang terpenting saat ini adalah mendoakan kemenangan pada tim.
Berkat doa dukungan dan kerja keras, SMA Nusa Bangsa akhirnya masuk ke babak Final melawan SMA Kesatuan Bangsa. Detik demi detik berarti dan harus hati-hati ini bukan hanya membuat para pemain yang gemetar, tapi justru suporter yang semakin memanas membuat pertandingan semakain geregat dan jantung berdebar-debar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Putih Abu-Abu✔
Teen Fiction[Ini itu tulisan amatir dari penulis amatir, jadi nggak perlu plagiat-palgiat nggak jelas!!!] ♡♡♡ Friend Zone? Lewatin aja, selama nggak ada police line kenapa harus takut? Mungkin itulah yang dipikirkan Rendy saat benih-benih perasaanya muncul. Mes...