SB [8]

78.2K 5.1K 124
                                    

"Vin, kamu nggak mau tau soal keadaan ibunya Melody?" Pertanyaan itu langsung Mila tanyakan ketika ia dan Kevin pulang dari cafe.

Kevin yang hendak masuk ke dalam kamar mandi, seketika menghentikan langkahnya. "Memang kamu nggak marah kalau aku nanya itu?" Bukannya menjawab Kevin malah balik bertanya.

Mila mendengus kesal. Sementara Kevin dengan lembut mengusap puncak kepala Mila.

Perlakuan yang selalu membuat Mila tersentuh.

"Sudahlah jangan membahas sesuatu yang membuat kamu kesal sendiri"

"Tapi..."

"Istriku kenapa sih heum?" Potong Kevin cepat. "Kenapa tiba-tiba nanya itu?" Tanyanya tanpa memancing kemarahan Mila. Kevin tentu tau, Mila selalu sensitif kalau menyangkut soal ini. Dan sekarang Mila tiba-tiba malah menanyakan itu padanya.

"Aku hanya nggak mau kamu diam-diam memikirkannya"

"Siapa? Ibunya Melody atau Melody?" Tembak Kevin langsung dan itu tepat mengenai sasaran.

Ekspresi wajah Mila berubah masam.

"Tuh kan, kamu kesal"

"Aku nggak kesal"

Kevin tersenyum. Dengan lembut ia meraih tangan Mila dan menggenggamnya. "Kamu jangan khawatir, aku sudah nggak berhubungan lagi dengan Melody. Kami nggak saling menghubungi, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh periksa ponsel aku"

Mila terdiam. Nyeri terasa menyengat dadanya, Kevin terlalu berusaha menjadi suami yang baik untuknya dan entah kenapa ini terasa menyesakkan.

Saking sesaknya, Mila takut tiba-tiba rasa sesak itu akan menghentikan kerja jantungnya. Ia sudah jatuh terlalu dalam dan kapanpun ia bisa hancur begitu saja tanpa ia sadari.

"Kevin"

"Ssssssttttt" Kevin menatap lembut Mila. "Sudah ya, aku mau mandi dulu" Kemudian mengecup dahi Mila sekilas sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.

Mila terdiam di tempatnya, ia menatap nanar pintu kamar mandi. Tangannya saling meremas kuat dan helaan nafasnya terdengar berat.

"Kevin" Gumam Mila lirih.

Ia suka Kevin yang luar biasa perhatian dan bersikap manis padanya. Sungguh. Tapi mungkin akan lebih baik kalau Kevin kembali ke mode menyebalkan yang selalu memancing keributan dan selalu mengajaknya berdebat dibandingkan dengan Kevin yang seperti ini. Karena dengan begitu setiap harinya ia bisa membangun dinding kokoh pertahanan dirinya kalau-kalau nanti ia mendapat serangan mendadak dari Kevin dan Melody.

***

Dengan handuk kecil di tangan kanannya, Kevin keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Mila tidak ada di kamar. Itulah yang ia dapati.

Kevin menghela nafas.

Apa Mila marah?

Pertanyaan itu seketika melintas dibenaknya.

Kevin lalu keluar dari kamar, langkahnya terayun cepat. Dan saat ia mendapati Mila di dapur. Entah kenapa ia merasa lega.

"Mila" Panggilnya seraya mendekat.

Mila menoleh dan tersenyum lembut pada Kevin. "Kamu sudah selesai mandinya?"

Kevin mengangguk. Ia memeluk Mila dari belakang. Dagunya ia sandarkan dibahu Mila lalu ditatapnya Mila dengan lekat.

"Vin" Dipeluk seperti ini oleh Kevin, membuat Mila menegang kaku. Matanya mengerjap gelisah. Dan ia merasa darahnya berdesir hebat, bahkan tubuhnya pun mendadak meremang.

Suami BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang