SB [32]

59.1K 4.4K 146
                                    

Mila menatap kosong langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Ia duduk diteras depan rumah.

Kevin masih berada di dalam kamar, dan ia tidak berani mengusiknya.

"Kenapa duduk di sini sendirian?"

Pertanyaan itu seketika membuat Mila menolehkan kepalanya dan detik itu juga Mila mengerutkan dahinya.

"Sejak kapan kamu di sini?" Mila menatap jengkel Lili yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya. Ck, ia bahkan tidak menyadari kedatangan Lili.

Lili mengulum senyum manisnya. "Eum, mungkin sejak kamu duduk sendiri di sini 30 menit yang lalu"

Apa?

Mila melotot horor. "Tapi..."

"Saya, yakin kamu tidak menyadari kedatangan saya," ucap Lili dengan santainya. Tidak seformal biasanya. Lili bahkan tidak memanggil Mila, Nyonya.

Mila mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

Lili kembali mengulum senyumnya. "Apa ada masalah?" Tanyanya sok akrab.

Mila mendengus kuat. "Bukan urusan kamu!" Ketusnya dingin.

Lili terkekeh geli. "Kenapa kamu malah marah?"

"Siapa yang marah? Kamu saja yang sensi!"

"Oh ya?"

Wah minta ditabok bolak-balik nih cewek! Mila membatin. Tidak tau orang sedang emosi apa ya? Matanya mendelik kesal menatap Lili yang malah memasang wajah polos yang terlihat sangat menyebalkan.

"Udah deh sana pergi!" Usir Mila sadis.

Bukannya tersinggung Lili malah merangkul bahu Mila. Sontak saja Mila makin melotot dan refleks menjauhkan dirinya dari Lili. Ia tidak lupa Lili yang notabene adalah seorang wanita, menyukainya dalam artian lain.

"Ya ampun, Mila. Jangan takut, aku nggak akan nyakitin kamu" Okay sekarang Lili menanggalkan keformalannya.

Lili bicara layaknya seorang teman pada temannya.

Mila mengerutkan hidungnya tak suka. "Iya, tapi nggak usah pegang-pegang juga kali!" Ketus Mila.

"Kamu takut?"

"Idih enak aja, siapa yang takut!"

"Kalau begitu kenapa menghindar?"

"Suka-suka aku! Udah deh sana pulang!"

Lili tersenyum geli. Lucu sekali wanita yang disukainya ini. "Aku akan pulang setelah kamu masuk"

"Jangan sok ngatur!" Suara Mila masih terdengar ketus. Namun walau begitu Lili sama sekali tidak tersinggung.

"Ya sudah kalau begitu aku temenin kamu di sini"

"Eh enggak ya, sana deh kamu pulang. Ganggu tau!" Mila mendorong kasar lengan Lili.

Lili menangkup tangan Mila dan menggenggamnya erat.

Mila mendadak shock, matanya membulat.

"Aku tau kamu lagi ada masalah," ucap Lili lembut sambil mengelus punggung tangan Mila dengan ibu jarinya.

Mila mengerjapkan matanya. Dalam hati ingin melepas genggaman tangan Lili namun sialnya ia hanya bisa terdiam kaku.

"Sebaiknya ajak Kevin bicara baik-baik. Jangan duduk sendiri di sini"

Mila masih terdiam.

Lili tersenyum lembut. "Aku memang menyukai kamu, tapi aku nggak suka melihat kamu bertengkar dengan Kevin"

Suami BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang