EPILOG

139K 5.6K 381
                                    

Hubungan Kevin dan Mila semakin hari, seiring berjalannya waktu dari hari berganti minggu lalu berganti bulan, kemudian tahun dan terus seperti itu semakin mesra. Bahkan sangat mesra dimata orang-orang terdekat mereka.

Pernikahan mereka kini sudah memasuki tahun ke sembilan dan sungguh demi apapun Mila semakin mencintai suami bayarannya. Suami yang ia bayar dengan cinta, kasih sayang dan kesetiaan yang tiada batas.

Ia bahagia, walau resah tentang belum hadirnya anak diantara mereka itu tetap ada. Namun Mila percaya apapun yang terjadi suaminya tidak akan pernah meninggalkannya apalagi sampai tega menduakannya. Terlebih selama ini Kevin sudah membuktikan cinta dan kesetiaannya.

Tidak ada yang salah dengan dirinya dan Kevin, hanya saja Tuhan belum mempercayakan sosok malaikat kecil yang hadir diantara dirinya dan Kevin. Sosok yang akan menyempurnakan kebahagiaannya. Tapi tidak apa, seperti apa yang suaminya sering katakan, berduapun mereka bisa bahagia. Dan itu terbukti dengan seiring berjalannya waktu.

"Kenapa makin hari makin cantik sih?" Kevin memeluk Mila yang sedang bercermin sambil menyisir rambutnya dari belakang. Dagunya ia tumpukkan di bahu Mila.

"Apasih masih pagi juga udah gombal" Mila mencibir geli. Tapi walau begitu tak urung pipinya bersemu merah.

"Gombalin istri sendiri mah halal sayang" goda Kevin mencium pipi Mila. Ia erat kan pelukannya.

Semakin bertambahnya usia mereka, semakin ia mencintai Mila, istrinya.

"Sayang ih"

"Cie malu"

"Ish nggak ya" Mila memutar tubuhnya menghadap Kevin. "Kamu kok makin nyebelin sih?!"

"Nyebelin juga kamu cinta"

"Ya makanya itu. Kamu pelet aku ya?" Tuduh Mila jahil.

"Apaan? Yang ada juga kamu yang pelet aku," ucap Kevin tak terima.

Mila mencebikkan bibirnya lucu. "Iya aku pelet online kamu!" Ketusnya jengkel.

"Dih, gitu aja ngambek" Kevin mencubit gemas bibir Mila. "Uuuuh lutuna istri siapa sih ini?"

"Sayang ih!" Mila memukul manja lengan Kevin. "Kesel tau"

"Oalah kesel toh kesayangan aku. Sini peluk dulu"

Mila terkekeh geli. Dasar suami nyebelin! Tapi kok gemes ya? "Sayang kamu tuh ih..."

"Apa? Makin cinta ya?" Kevin menaik turunkan sebelah alisnya menggoda Mila.

"Tau ah"

"Gak ada jawaban gitu sayang"

"Ada, tadi aku yang bilang"

"Yang lain dong. Yang lebih kreatif"

"Apaan nggak ada ya!"

Perdebatan pagi dimulai. Kevin yang gemas memeluk erat Mila, menggemasnya dengan penuh kasih sayang.

Sungguh demi apapun, Kevin tidak pernah menyesali keputusannya, keputusannya untuk menikah dengan Mila. Keputusannya untuk menggenggam tangan Mila dan melepaskan tangan Melody.

Walaupun diawal ia hanya suami yang dibayar mahal oleh Mila dan itu pun ia lakukan untuk Melody, agar ibunya mendapat perawatan dan pengobatan terbaik sekaligus Melody juga bisa menggapai mimpinya. Tapi seiring berjalannya waktu, ia membuktikan dirinya. Membuktikan bahwa ia bisa menjadi suami yang sesungguhnya untuk Mila, suami yang bertanggungjawab dalam segala hal dan mampu menafkahi Mila lahir dan batin.

Mengecup dalam puncak kepala Mila, Kevin mengurai pelukannya dan menatap dalam Mila. "Kamu tau? Aku nggak akan merasa sebahagia ini tanpa kamu sayang" Kevin tersenyum lembut. Ia bubuhkan ciuman seringan bulu dihidung mancung Mila sebelum akhirnya menggesek manja hidung Mila dengan hidungnya.

Suami BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang