SB [11]

73.9K 5K 87
                                    

"Njjjjjiiiirrr gue kaget" Anwar terlonjak kaget. Matanya melotot dan tangan kanannya mengusap dadanya.

Suasana di dalam cafe mendadak terasa panas.

Anwar menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Kevin. Kalau sampai Kevin melihat Mila begitu emosi pada Melody, bisa sangat bahaya dan Anwar tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran sengit antara Kevin dan Mila nantinya. Walau bagaimanapun hubungan Mila dan Kevin saat ini sedang dalam mode yang tidak baik. Anwar tau itu, karena beberapa hari ini Kevin terlihat sangat murung.

"Ini lagi Melody kenapa mancing-mancing Mila segala sih? Sudah tau wajah Mila selalu jutek kalau lihat dia, nah ini malah minta izin segala mau ketemu dan ngobrol berdua sama Kevin. Ampun deh ni cewek bener-bener!" Anwar menggerutu kesal. Sudah sejak tadi ia mencuri dengar pembicaraan Mila dan Melody.

Bukan bermaksud lancang apalagi berniat untuk menguping, Anwar hanya ingin berjaga-jaga siapa tau kedua wanita itu akan saling mencakar satu sama lain, tapi untunglah sejauh ini masih aman terkendali.

"Loh loh kenapa Mila pergi" Anwar menghela langkahnya mendekati meja Melody.

Melody yang melihat Anwar menghampirinya, menaikkan sebelah alisnya. "Bang Anwar nguping ya?" Tuduhnya dengan mata menyipit tajam menatap Anwar.

Anwar mengabaikan tuduhan Melody. Pria itu duduk di samping Melody dan menghela nafas berat. "Sebenernya kamu kenapa sih? Kenapa kamu ngajakin Mila ketemuan disini?" Tanyanya langsung.

Melody mengedikkan bahunya. "Memang apa salahnya kalau ketemuan disini?"

"Mel! Sumpah ini bukan kamu banget"

"Iya tau"

"Lalu kenapa kamu seperti ini?"

"Seperti ini apa maksud Bang Anwar?"

"Kamu nemuin Mila"

"Oh ayolah, Bang. Aku hanya ingin meminta izin untuk bertemu dan bicara berdua dengan Mas Kevin. Apa itu salah?"

"Iya tapi sekarang Kevin nggak seperti dulu, dia sudah punya Mila. Dan kamu juga sangat tau bagaimana Kevin"

"Justru karena aku tau gimana dia, makanya aku ketemuan sama Mila"

"Tapi cara kamu ini salah Mel. Coba kamu pikir istri mana yang nggak marah dimintai izin sama wanita yang pernah dekat dengan suaminya!"

Melody terdiam.

Anwar mengusap wajahnya frustasi. "Mila sebenernya wanita yang baik, Mel. Dari luar dia terlihat jutek, dingin dan kata-kata yang dia ucapkan selalu sinis. Tapi dibalik semua itu dia wanita yang sangat-sangat baik dan sangat mencintai Kevin"

"Aku tau, Bang. Dan aku bisa melihatnya. Tapi aku juga nggak ingin diam-diam menemui Mas Kevin, aku nggak mau ada salah paham nantinya. Apalagi Mas Kevin terlihat sangat menjaga perasaan istrinya"

"Kamu kan bisa mengatakannya lewat telepon"

"Sayangnya aku nggak bisa. Ini harus dibicarakan langsung. Tolong Bang Anwar ngerti. Aku nggak akan seperti ini kalau nggak penting!" Ucap Melody.

Kali ini Anwar yang terdiam. Jelas Anwar tau, walau bagaimanapun ia mengenal bagaimana Melody dan Melody tidak akan seperti ini kalau tidak ada yang penting.

"Lalu tadi Mila bilang apa?"

"Yakin nanya itu?"

"Mel!"

"Bukannya dari tadi Bang Anwar nguping?!"

"Shit! Aku nggak nguping, Mel!"

"Halah bohong!"

Suami BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang