"Jatuh cinta lagi, eh?" Pertanyaan bernada sindiran itu terlontar dari Radit.
Kevin hanya menatapnya sekilas, kemudian duduk dibalik coffee bar.
Setelah jam makan siang berakhir, suasana cafe tidak terlalu ramai. Dan tentu saja hal itu dimanfaatkan Kevin untuk bersantai. Begitupun dengan Radit. Sementara Anwar yang mendapat shift malam, sedang keluar bersama gebetannya.
"Apa terlihat jelas?" Kevin balik bertanya.
Radit mengedikkan bahunya. Pria itu ikut duduk di samping Kevin. Dimata Radit, Mila dan Kevin itu sebenarnya sama-sama tidak peka, atau lebih tepatnya kurang peka. Kevin yang tau Mila sangat mencintainya, tapi tetap merasa ragu pada cinta Mila. Sementara Mila yang seharusnya peka pada sikap Kevin yang berubah sedemikian banyaknya, masih saja mempertanyakan cinta Kevin saat ini untuk siapa.
"Kalau kata gue sih iya. Tapi nggak tau juga sih sama dia"
Kevin tau siapa dia yang dimaksud Radit, dan seketika Kevin menghela nafas berat. "Mila, maksud lo?"
"Iyalah siapa lagi?! Kalau lo nggak bilang sama dia, dia nggak akan tau gimana perasaan lo yang sebenarnya sama dia"
Kevin hanya diam. Dan itu membuat Radit memicingkan matanya.
"Sekarang apa lagi yang lo pikirkan? Apa jangan-jangan lo masih ragu pada perasaan lo sendiri? Apa lo masih mencintai Melody?"
"Bukan itu," jawab Kevin langsung.
"Lalu?"
"Entahlah"
Radit menghela nafas. "Vin, lo tau kan diantara kita bertiga, gue, lo dan Anwar, yang paling waras itu lo"
"Hm"
"Gue ngomong gini karena gue percaya lo nggak akan salah langkah. Gue percaya lo nggak akan sebodoh itu dalam mengambil keputusan. Gue yakin sebelum lo memutuskan menikah dengan Mila, entah apapun alasannya, gue yakin lo sudah menimbang baik buruknya. Dan gue yakin hati lo juga berperan di dalamnya"
Radit benar dan Kevin tau ia tidak bisa menyangkal itu.
"Tapi, Vin. Apa lo tau sikap dan tindakan saja nggak cukup. Kalau lo cuma diam, dan membiarkan Mila menerka-nerka perasaan lo sama dia, percaya gue, itu nggak akan baik untuk rumah tangga lo kedepannya"
"Gue tau"
"Lalu kenapa lo masih terlihat ragu? Kenapa lo nggak jujur saja tentang perasaan lo ke dia?" Cecar Radit gemas.
Kevin menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa jadi lo sih yang sewot?"
"Astaga siapa yang sewot?"
"Lo lah!"
"Ck! Gue gregetan tau nggah sih sama lo"
"Halah sama Anwar aja sok bijak lo"
"Eh itu beda ya!"
"Ya...ya...ya...sebahagia lo ajalah"
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Istri lo lah"
Bukannya menjawab Kevin malah tersenyum. Bayangan saat ia mencumbu dan membuat kissmark dileher Mila di depan Harry, menari-nari dibenak dan pelupuk matanya dan itu membuat senyumnya terbit.
"Yailah ni bocah malah tersenyum lagi. Masih waras kan lo, Vin?"
"Seratus persen"
"Kamvret emang loh ah! Cinta ternyata semenggelikan ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bayaran
RomanceDemi wanita yang dicintainya, Kevin rela melakukan apapun. Sekalipun itu harus menjadi suami yang dibayar dengan sangat mahal oleh wanita cantik yang begitu menggilainya. Terdengar gila memang. Namun dibalik semuanya, mampukah ia setia pada wanita y...