SB [19]

74.2K 5K 131
                                    

Mila mengerjapkan matanya berulang kali. Oh siapa pun tolong katakan kalau ini bukan mimpi. Mila tidak tau harus berkata apa, yang jelas sekarang ia ingin menangis. Menangis bahagia lebih tepatnya.

Ini diluar dari apa yang dibayangkannya. Mila pikir akan sulit untuk dirinya menjangkau Kevin. Ia juga berpikir Kevin tidak akan mudah luluh padanya, apalagi saat Kevin membuatnya menangis di hari pertamanya menjadi istri Kevin, Mila merasa tidak yakin pada dirinya sendiri dan pada masa depan pernikahannya dengan Kevin.

Mila merasa, mungkin saja pernikahannya dengan Kevin akan terasa hambar. Tapi nyatanya apa yang ditakutkannya tidak terjadi. Kevin berubah sangat baik padanya. Pria itu bersikap manis dan bertanggungjawab layaknya seorang suami padanya.

"Kamu serius, kan?" Tanya Mila memastikan.

Kevin menganggukkan kepalanya. "Sangat serius"

Mila tersenyum haru.

"Kamu mau, kan?"

Tanpa menjawab Mila memeluk erat Kevin, membenamkan wajahnya dileher Kevin.

Sungguh Mila merasa sangat dicintai. Walaupun nyatanya tidak pernah ada kata cinta terucap dari bibir Kevin untuknya.

"Sebenarnya aku sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Tapi aku khawatir kamu nggak mau tinggal di rumah yang lebih kecil dari rumah kamu ini"

Pelukan Mila pada Kevin seketika terlepas. Matanya menyipit tajam menatap Kevin. "Jadi kamu nggak percaya padaku?" Sungutnya jengkel. "Kamu nggak percaya aku bisa diajak hidup susah?!"

"Bukan itu maksudku"

"Lalu apa?"

"Jangan marah dulu"

"Aku nggak marah! Hanya tersinggung"

"Ya udah maaf"

Mila mendengus jengkal. "Maaf apaan, nggak ikhlas gitu"

Aaarrrgghhh... Kenapa jadi berdebat gini sih? Ya ampun... Geram Kevin dalam hati. Ia lalu menghela nafas panjang. Sepertinya Mila sedang dalam mode sensitif. Salah sedikit langsung marah.

"Tuh kan kamu malah menghela nafas. Pasti kesel banget deh sama aku" Tuduh Mila sambil melotot.

Kevin menyugar kasar rambutnya. Ini apalagi coba? "Mila sayang, please, jangan kelewat sensi aku pusing tau"

"Apa? Siapa yang sensi?" Tuntut Mila tidak terima.

Kevin makin frustasi. "Astaga ibunya anak-anak kenapa sih, heum?" Tangan Kevin dengan gemas mengelus perut Mila.

Mila terkesiap. Wanita cantik itu melongo horor.

"Kenapa sensi banget sih? Padahal tinggal jawab aja, mau apa nggak. Urusan kelar," ucap Kevin, sedikit geram sekaligus gemas diwaktu bersamaan.

Mila makin melongo. Tangan Kevin masih mengelus-elus perutnya.

Mila terdiam bingung. Ia kehilangan fokusnya. Matanya terus mengikuti gerakan tangan Kevin yang mengelus perutnya.

Terasa hangat dan Mila suka.

"Sayang" Panggil Kevin lembut.

Mila masih terdiam.

Kevin menghela nafas.

"Istriku sayang"

Masih belum ada reaksi dari Mila.

Dengan gemas Kevin mengecup pipi Mila lalu menggigitnya, membuat Mila tersentak kaget.

"Kevin ih sakit tau," sembur Mila sambil mengusap pipinya.

Suami BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang