Mila langsung kicep di depan Kevin. Kepalanya menunduk dalam tidak berani menatap Kevin.
Lian sialan! Dalam hati Mila memaki dan menyumpah serapahi Lian yang dengan teramat sangat menyebalkannya membuat suaminya itu datang kesini--ke rumah Lian. Padahal Mila belum siap menghadapi kemarahan suaminya yang terlihat jelas dalam sorot matanya yang sejak kedatangannya sepuluh menit yang lalu memberikan tatapan teramat tajam padanya.
"Pulang" Dingin. Suara Kevin membuat bulu kuduk Mila berdiri.
Mila memilin jari telunjuknya gugup seraya menggigit bibir bawahnya.
Kevin menghela nafas. Menyugar kasar rambutnya. "Mila!" Panggilnya tajam.
Mila berjengit ngeri.
"Pulang!" Ulang Kevin. Masih tetap dingin.
Mila memberanikan diri menatap Kevin. Dan sungguh demi apapun detik itu juga Mila mengkerut ketakutan. Aura Kevin benar-benar membuat Mila tidak bisa berkutik. "I-iya"
Lian yang sejak kedatangan Kevin hanya diam dan memperhatikan Kevin dan Mila. Menahan tawanya yang siap meledak.
Melihat Mila ketakutan seperti ini adalah pemandangan langka dan Lian sangat terhibur karenanya. Mila yang teramat sangat menyebalkan dengan sikapnya, benar-benar tunduk dihadapan suaminya.
"Sorry, Mil. Tapi cuma Kevin yang bisa membuat kewarasan lo kembali," ucap Lian tanpa dosa.
Lian tau Mila pasti marah padanya tapi ia tidak bisa membiarkan Mila sibuk sendiri dengan segala pemikiran buruknya. Itu kenapa saat Mila mengatakan meminta cerai pada Kevin, Lian langsung saja menghubungi Kevin.
Mila melotot kesal. Dan tentu saja Lian mengabaikannya.
"Jangan melotot! Ayo pulang" Kevin menarik pelan lengan Mila dan membantunya berdiri.
Mila mencebikkan bibirnya, cemberut. Ingin protes tapi Mila tidak mau membuat Kevin semakin marah, jadilah ia hanya diam dan menurut.
"Kami pulang Lian. Thanks sudah jagain Mila," ucap Kevin pada Lian.
Lian mengangguk sekilas.
Kevin merangkul erat pinggang Mila. Kemudian dengan langkahnya yang tegas dan kemarahan yang masih terlihat jelas dalam sorot matanya, Kevin menggiring Mila keluar dari rumah Lian.
Istrinya yang cantik ini harus dan wajib dikasih hukuman. Sudah membuat marah, kabur dan dengan menyebalkannya malah bermanja-manja pada Lian dan curhat seenak mulutnya sendiri.
Benar-benar! Kevin tidak tau harus semarah apa untuk menyadarkan Mila.
Untung Lian menghubunginya kalau tidak. Kevin yakin ia akan seperti idiot bodoh yang menunggu di rumah dengan kecemasan sekaligus kemarahan yang menguasai dirinya.
"Naik" perintah Kevin yang sudah duduk dengan gagahnya di atas motornya.
"Mobil aku?"
"Nanti aku minta tolong Radit untuk mengambilnya"
Mila menghela nafas pelan. Ia menurut dan duduk manis di belakang Kevin. Tangannya melingkar dengan nyaman di pinggang Kevin. Pipinya ia sandarkan di punggung Kevin.
Hangat. Tapi sayangnya pemilik punggung sedang dalam suasana hati yang buruk.
Lagi-lagi Mila menghela nafas. Ini salahnya, ralat! Salah mulutnya yang dengan sialannya meminta cerai pada Kevin.
Hell, mengingat itu Mila ingin marah. Marah pada dirinya sendiri yang sudah berpikiran negatif tidak jelas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bayaran
RomanceDemi wanita yang dicintainya, Kevin rela melakukan apapun. Sekalipun itu harus menjadi suami yang dibayar dengan sangat mahal oleh wanita cantik yang begitu menggilainya. Terdengar gila memang. Namun dibalik semuanya, mampukah ia setia pada wanita y...