Ditinggal Mila keluar kota itu rasanya hampa... Iya hampa, bagaimana tidak, setiap malam biasanya Mila selalu berada dipelukannya, tapi sudah dua malam ini, Kevin hanya bisa memeluk guling yang terdapat aroma tubuh Mila.
Sial! Kevin sangat merindukan istrinya.
Mila yang manja dan terlihat sangat bergantung padanya saat mereka bersama. Membuat Kevin semakin tidak bisa menahan rindunya pada Mila.
"Gak enak banget kamu nggak ada disini" Gumam Kevin lesu sambil membenamkan wajahnya pada bantal guling. "Pulang dong yang, kangen ini"
Radit dan Anwar yang mengintip di depan pintu kamar yang sedikit terbuka, terkikik geli. Baru kali ini mereka melihat Kevin seberlebihan ini.
Sungguh mereka geli sendiri.
"Njiiirrrr! Gila... Gila tuh si Kevin" Anwar geleng-geleng kepala.
Ampun deh, bagaimana kalau ditinggal Mila sebulan coba? Pasti langsung masuk rumah sakit jiwa. Pikir Anwar dramatis.
"Woyyy Vin," teriak Anwar heboh. "Keluar kali, jangan ngerem mulu di kamar, gue sama Radit di sini buat nemenin lo, bukannya buat lo anggurin"
"Halah rese lo" Masih dengan memeluk gulingnya, Kevin terduduk dan menatap tajam Anwar.
"Boleh masuk kan ya" Radit mengabaikan tatapan tajam Kevin pada Anwar dan langsung nyelonong masuk ke dalam kamar lalu duduk di samping Kevin.
Anwar tentu saja tidak mau ketinggalan, pria itu pun ikut masuk dan duduk di samping Radit.
"Please deh Bang Kev, jangan tatap dedek kayak gitu, entar cinta loh sama dedek Anwar kan bahaya ya Bang Dit?" Goda Anwar dengan suara yang dibuat manja.
"Idih najis!!" Kevin bergidik ngeri, sementara Anwar terkekeh geli.
"Sialan lo, Vin"
"Kalo ngomong makanya dipikir"
"Dih dianggep serius!" Anwar mencebikkan bibirnya sok imut.
"Situ waras?"
"Seratus persen gila gue"
"Kampret!" Kevin memukul Anwar dengan bantal guling.
Anwar mengelak dan menjulurkan lidahnya pada Kevin. "Wleeee nggak kena. Dedek kan pinter"
Radit geleng-geleng kepala. "Berisik. Diem napa!"
"Lah si Bang Dit, gimana sih? Kalau dedek diem sepi dong Bang"
"Sumpah geli gue, War"
"Eh geli apa gelisah Bang Dit? Geli-geli basah gitu" Anwar mengedipkan sebelah matanya jahil.
Kevin dan Radit dengan kompak beringsut menjauh dari Anwar.
"Temen lo tuh Vin," ucap Radit.
"Enak aja. Temen lo itu"
"Dih nggak ya"
Mendengar perdebatan Kevin dan Radit, Anwar mengerucutkan bibirnya sebal. "Ish jadi nggak ada yang mau ngakuin dedek nih?" Rajuknya manja. "Padahal kan dedek gemes-gemes manjaaaahhh"
Seketika Kevin dan Radit menatap horor Anwar.
"Gila dia, Dit." Ucap Kevin.
"Ho'oh serem gue" Radit menarik Kevin. "Keluar yuk, Vin. Takut diperkaos gue"
Kevin terkekeh geli. "Hayulah. Gak lucu kan ya kita diperkaos Anwar"
"Ish si Bang Kev sama Bang Dit mah gitu ya sama dedek, awas loh nggak dedek kasih jatah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bayaran
RomanceDemi wanita yang dicintainya, Kevin rela melakukan apapun. Sekalipun itu harus menjadi suami yang dibayar dengan sangat mahal oleh wanita cantik yang begitu menggilainya. Terdengar gila memang. Namun dibalik semuanya, mampukah ia setia pada wanita y...