🌺 10

65.9K 3K 77
                                    

Assalamualaikum 😊

---Happy Reading---

Arkan memandang Haris, Farah dan Ayana tampak ragu akan memulai pembicaraan darimana. Lidahnya terasa kelu, sungguh Arkan tidak ingin menyakiti Ayana dan keluarganya. Apalagi mereka menyambutnya sangat ramah hari ini. Namun bagaimanapun Arkan harus tetap menyelesaikan semua ini, sebelum banyak hati yang akan terluka.

"Maaf sebelumnya om, jika kedatangan saya dan keluarga tiba-tiba. Sebenarnya maksud kedatangan saya hari ini," Arkan menghentikan ucapannya sejenak dan mengambil nafas pelan, "Saya ingin membatalkan rencana pernikahan saya dengan Ayana, Om." Lanjut Arkan lirih namun masih dapat terdengar jelas sambil menatap sendu ke arah Haris.

Arkan melihat ekspresi haris yang seperti terkejut, kecewa, dan marah setelah mendengar ucapannya barusan. Namun seperkian detik beliau berhasil menyembunyikannya.

Semua diam, termasuk Ayesha yang sedari tadi menjadi pendengar setia. Ia terkejut karena ternyata Arkan sudah memiliki tunangan dan akan menikah. Sedikit rasa bersalah muncul dalam hatinya karena dia telah merebut Arkan. Merebut? Bahkan Ayesha belum melakukan apa-apa. Bela Ayesha dalam hatinya.

"A..apa maksud, Mas Arkan?" Tanya Ayana dengan suara bergetar menahan tangis. Air matanya sudah siap untuk tumpah.

Arkan hanya diam dan menunduk tidak sanggup melihat wajah terluka Ayana. Arkan sadar bahwa ini sangat menyakitkan. Tapi ia tidak punya pilihan lain.

"Kenapa, Nak?" Tanya Haris masih dengan suara lembut.

Arkan mengangkat kepalanya saat mendengar suara Haris. Ia menjelaskan apa yang telah terjadi dan alasan kenapa ia harus membatalkan pernikahannya. Haris terdiam dan mengambil nafas pelan. Sedangkan Ayana sudah tak mampu membendung air matanya dan menangis dalam pelukan umminya.

Lima menit mereka semua terdiam. Menyelami perasaan mereka masing-masing. Ayana mengusap air matanya dan mengalihkan pandangannya pada seorang perempuan dengan blouse putih dan celana kain hitam yang duduk di samping Arkan.

"Dia istrimu?"

Ayesha yang merasa sedang diperhatikan pun menatap Ayana, "Iya, perkenalkan aku Ayesha Az-zahra, biasa dipanggil Acha. Istri Arkan," Ayesha tersenyum tanpa merasa bersalah dan merasa bangga karena sudah menjadi istri Arkan. "Ah.. Maaf." Lanjutnya lima detik kemudian setelah Arkan dan Risya menatapnya tajam.

Ayana tersenyum getir sambil menahan isakan tangisnya, "Selamat, Mas. Semoga pernikahan kalian selalu diberkahi Allah. InsyaAllah Aya ikhlas." Setelah mengucapkan itu, Ayana berdiri dan berlari meninggalkan ruangan itu yang sangat menghimpit hatinya. Bahkan panggilan Farah pun tak dihiraukannya.

***

Sudah satu jam Farah menemani putrinya yang tak bisa menghentikan air matanya. Ayana menangis dalam pelukan umminya. Ia tak berbicara apa-apa. Hanya air mata yang mewakili perasaannya saat ini.

"Sudahlah, nak. Tak ada yang perlu kamu tangisi. Semua yang telah terjadi sudahlah kehendak Allah. Rezeki, Jodoh dan kematian adalah rahasia Allah. Tak ada satupun makhluk yang mengetahuinya. Apa yang menurutmu baik, belum tentu yang terbaik dalam pandangan Allah. Istighfarlah, Nak." Ucap Farah sembari mengelus punggung anaknya.

"Ummi, Ayana sudah berdosa. Aya sudah mencintai makhluk-Nya melebihi Aya mencintai-Nya dan Rasul-Nya. Apa ini hukuman dari Allah, ummi? Hiks"

Farah membelai wajah Ayana dan menghapus air matanya tersenyum, "Sekarang berwudhulah, Nak. Biar hatimu tenang. Sebentar lagi maghrib. Mohonlah ampun kepada-Nya."

Ayana mengangguk dan menghapus air matanya, Ayana mau ambil wudhu dulu, ummi. Ayana lantas berdiri menuju kamar mandi membersihkan dirinya dan mengambil wudhu.

Ayana duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangan sedang berdoa setelah sholat maghrib.

Ya Allah maafkanlah hamba jika sudah lancang mencintai makhluk-Mu melebihi hamba mencitai Engkau dan rasul-Mu. Ya Allah, sesungguhnya hati ini berharap dia menjadi imamku. Namun jika memang dia bukan jodoh hamba, maka bantulah hamba untuk ikhlas. Hilangkanlah bayang keindahan rupanya dalam pikiran hamba. Hapuskanlah perasaan yang salah ini dalam hati hamba. Sungguh ini semua sangat berat dan menyakitkan, namun hamba harus ikhlas. Ya Allah, kuatkanlah hati hamba yang terlampau rapuh ini. Hapuskanlah kenangan-kenangan tentangnya yang melekat dalam ingatan hamba. Jangan Engkau hadirkan kembali dia dalam mimpi-mimpi indah malam hamba.
Ya Rabbi, bantulah hamba untuk memperbaiki dan memantaskan diri untuknya yang telah engkau persiapkan untuk hamba. Jagalah hati hamba setelah semua ini untuknya. Jangan biarkan hati ini terlena kembali dengan keindahan ciptaan-Mu. Namun jika dia adalah jodoh hamba, maka persatukanlah kami di ruang dan waktu yang telah Engkau tentukan. Karena sesungguhnya rencana-Mu begitu indah. Aamiin

Ayana menangis tergugu dalam setiap doa- doanya. Semua yang telah terjadi sungguh membuatnya menyesal dan merutuki dirinya sendiri karena dia yang namanya sudah bertahun-tahun selalu bersemayam dalam hatinya bukanlah jodoh untuknya.

---TBC---

Ahad, 9 September 2018

HS 1 : Jodoh Terbaik ✅ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang