🌺 26

70.8K 3K 102
                                    

---Happy Reading---

Hari ini adalah hari terakhir Ayana menjalani koassnya. Ia mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. Entah kenapa ia merasa deg deg akan bertemu dengan Farhan. Hari ini ia berbeda shift dengan nadia.

"Assalamu'alaikum, Dokter Farhan." sapa Ayana ramah pada Farhan yang sepertinya akan visit ke ruangan pasien.

"Wa'alaikumussalam, Aya. Hari ini kamu terakhir koass ya?"

"Iya, Dok."

Farhan mengangguk, "Baik, kamu hari ini ikut saya visit pasien ya."

"Sekarang, dok?"

"Iya, kamu taruh dulu tas kamu. Saya tunggu disini."

"I iya."

Ayana lantas berlari untuk menaruh tasnya. Farhan tersenyum kecil melihat tingkah Ayana yang menurutnya sangat menggemaskan. Astaghfirullah, Farhan selalu tak bisa mengontrol dirinya bila didekat Ayana.

Akhirnya tugas Ayana selesai. Hari ini benar-benar melelahkan. Farhan mempercayakan semuanya pada Ayana karena tiba-tiba ia mendapat telpon penting. Farhan hanya berpesan untuk menyerahkan laporan pemeriksaannya di ruangannya.

Ketika sampai di depan ruangan Farhan, ia melihat Farhan yang juga sedang menuju ruangannya. Kelihatannya ia baru saja selesai dari ruang operasi. Terlihat terdapat guratan lelah diwajahnya.

"Sudah selesai?" tanya Farhan.

"Iya, dok. Ini saya mau menyerahkan laporan pemeriksaannya."

Farhan menerima dan memeriksanya sebentar, "Apa ada masalah?"

"Emm tadi saya merasa sedikit kesulitan saat memeriksa pasien di ruang melati. Tapi alhamdulillah ada dokter Risa yang membantu saya."

Farhan tersenyum puas, ia tak salah mempercayai kemampuan Ayana.

"Baik," Farhan melihat jam tangannya  sebentar. Ternyata sudah jam setengah 12, pantas saja ia merasa lapar. Ia tidak sarapan tadi pagi.

"Apa saya sudah boleh keluar, dokter?" Ayana merasa tak nyaman berlama-lama di dalam ruangan hanya berdua saja dengan bukan makhramnya.

"Kamu belum makan siang kan?"

"A apa?"

Melihat kegugupan Ayana, Farhan tersenyum, "Saya mau mengajak kamu makan siang."

Ayana bingung akan menjawab apa, ia sungkan menolak ajakan Farhan tapi tidak mungkin ia hanya makan berdua saja dengan laki-laki yang bukan mahromnya.

Farhan menyadari itu, "Tenang saja saya juga mengundang anak lain yang saya bimbing Ayana, termasuk nadia. Anggap saja ini sebagai perpisahan kita."

Pipi Ayana memerah malu. Tentu saja Farhan tidak mungkin mengajaknya makan berdua. Bagaimanpun Farhan adalah laki-laki yang taat pada agama.

"Baiklah kalau begitu, dok."

"Kita sholat dhuhur dulu ya. Sebentar lagi azan. Ayo kita ke masjid."

Setelah sholat dhuhur mereka berjalan beriringan menuju restaurant dekat rumah sakit. Nadia dan lainnya sudah menunggu disana. Ada 5 mahasiswa bimbingan Farhan, 3 laki-laki dan 2 Perempuan yang mana mereka adalah mahasiswa bimbingannya dokter Hana.

"Aya, sini." teriak nadia sambil melambai pada Ayana yang baru saja masuk ke dalam restaurant.

Ayana lantas menoleh dan berjalan cepat mendahului Farhan menuju mereka.Farhan kembali dibuat tersenyum dengan tindakan kecil dari Ayana. Farhan rasanya benar-benar telah jatuh hati pada gadis itu.

HS 1 : Jodoh Terbaik ✅ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang