Assalamualaikum 😊
OPEN PO NOVEL JODOH TERBAIK 20 JULI 2020
FOLLOW IG ALMA @almairaaaa_ dan penerbit @jaksamedia.id
---Happy Reading---
Seorang gadis cantik, imut dan mungil melangkahkan kakinya menuju pintu masuk salah satu rumah sakit swasta terbaik di Jakarta.
Gadis itu berjalan sambil bersenandung sholawat kecil. Langit yang cerah, udara yang sejuk, seakan mendukung suasana hatinya yang tengah berbunga-bunga.
Ayana Azkadina Farzana seorang gadis berhijab cantik dan manis dengan lesung pipinya menambah kecantikan di wajah merona gadis itu. Ayana adalah seorang mahasiswi kedokteran yang sedang menempuh pendidikan profesi dokter atau biasa disebut koass pada sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
"Ada yang lagi bahagia nih sepertinya, cerita dong..." celetuk seorang gadis berambut sebahu yang tak lain adalah Nadia, teman seperjuangan Ayana selama kuliah sambil mencolek dagu Ayana jail. Entah dari mana datangnya.
Pipi Ayana memerah, "Ini masih terlalu pagi Nad untuk bergosip."
"Siapa yang bergosip, kan aku cuma minta kamu buat cerita. Aku udah kepo tau, pagi-pagi ceria bener takutnya kamu kesambet lagi." Balas Nadia dengan terkekeh kecil. Ada ada saja Nadia ini. Ia paling semangat kalau di ajak gosip ga tau itu masih pagi, siang, sore atau malem kalau ada yang ngajak gosip pasti dia akan pasang telinga sebaik mungkin.
"Hahahaha, iya, nanti aku cerita. Sekarang kita ke ruangan Dokter Hanif sebelum beliau marah-marah." Mereka berdua terkekeh kecil, kemudian melangkahkan kakinya bersama-sama bersiap untuk bertempur.
Tak terasa hari sudah siang. Sang raja siang sudah tepat di atas kepala. Ayana dan Nadia dengan langkah kecilnya berjalan menuju sebuah mushola yang berada tepat di samping rumah sakit untuk melaksanakan sholat dhuhur. Sesibuk apapun sholat adalah yang paling utama.
Setelah sholat dhuhur mereka lantas menuju kantin rumah sakit yang terletak di lantai dasar untuk makan siang. Ayana memesan makanan dan Nadia mencari meja kosong.
Setelah mendapat apa yang ia inginkan, Ayana lantas menuju meja dimana Nadia telah duduk sendirian dengan kedua tangannya membawa pesanan makanan mereka berdua."Jadi, Gimana?" Tanya Nadia begitu Ayana sudah duduk di depannya.
Ayana berdecak, "Bahkan aku baru duduk, Nad." Ujarnya kemudian terkekeh kecil. "Kemarin malam aku dikhitbah seseorang, Nad." lanjut Ayana lirih dengan pipi memerah seperti tomat. Nadia yang mendengar itu menatap Ayana dengan mata melotot seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan Ayana. Bagaimana bisa seorang Ayana yang selama ini begitu tertutup dengan seorang pria bahkan akan menikah lebih dahulu daripada dirinya yang sering kali ganti pacar.
"Kamu serius?" Tanya Nadia yang masih tidak percaya.Ayana menundukkan kepala menatap makanan yang belum disentuhnya berusaha menutupi pipi meronanya, "Iya." Jawabnya malu-malu.
"Jadi, siapa laki-laki beruntung itu?" Nadia tersenyum sambil menaik turunkan kedua alisnya menggoda.
***
Ayesha berdiri terpaku di depan pintu sebuah apartemen yang tertutup rapat sambil membawa tas yang berisi pakaian miliknya. Menunggu sang pemilik bermurah hati dan membukakan pintu setelah berhasil meninggalkannya di basement apartemen.
Sedangkan di dalam sana, Arkan duduk bersandar pada sebuah sofa sambil memejamkan mata. Arkan mencoba menghalau pikirannya untuk tidak mempedulikan wanita asing yang memaksa ikut bersamanya. Bagaimanapun dia tak mengenal wanita itu dan tidak mungkin membiarkan wanita bukan mukhrim masuk ke dalam apartemen hanya berdua dengannya.
Arkan melihat jam tangannya. Sekarang sudah pukul setengah dua siang. Ia bergegas membersihkan diri dan sholat Dhuhur, setelah itu ia akan mencari makan siang.
Mendengar suara pintu terbuka, Ayesha segera berdiri dari duduknya dengan mata berbinar. Akhirnya lelaki itu mau bermurah hati membukakan pintu untuknya.
Ayesha berbalik dan tersenyum lebar menatap Arkan. "Hai," Ayesha menyapa Arkan masih dengan senyuman. Arkan tak mengucapkan sepatah kata apapun dan berjalan meninggalkan wanita itu begitu saja.
"Hai, tunggu aku." Teriak Ayesha mengejar Arkan yang sudah berjalan di depan. Ayesha dengan pakaian lusuh dan muka kucelnya terus mengikuti langkah Arkan hingga sampai pada sebuah café yang letaknya tak jauh dari apartemen.
Arkan memilih duduk di salah satu meja agak pojok dekat kaca bening dan memanggil pelayan untuk memesan makanan. Arkan tetap mengabaikan Ayesha yang sekarang sudah duduk di depannya seolah tidak ada siapapun.
"Selamat Siang, Pak Arkan. Anda mau pesan apa?" Tanya pelayan itu yang sudah mengenal Arkan dengan baik karena dia adalah pemilik café ini. Café yang telah ia rintis bersama sahabatnya selama dua tahun ini. Letaknya yang dekat dengan kawasan perumahan dan apartemen menjadikan café ini tidak pernah sepi pengunjung.
Ah... jadi namanya Arkan, batin Ayesha tersenyum kecil.
"Saya pesan cappucino mushroom cream sup, chicken steak, dan jus avocado." Arkan mengucapkan pesanannya yang dicatat baik-baik oleh pelayan itu.
"Sudah, dan anda nona?" Pelayan itu menatap heran Ayesha. Baru pertama kali ini ia melihat bosnya datang bersama seorang perempuan. Apalagi perempuan itu berpenampilan yang sangat jauh dengan Arkan yang perfect.
Ayesha tersadar dari lamunannya ketika menyadari dirinya sedang ditatap pelayan itu. Ayesha menatap pelayan itu bingung dan menoleh ke Arkan yang meliriknya sebentar kemudian beralih pada handphonenya kembali seolah tak peduli.
"Ah, tidak." Balas Ayesha pada pelayan itu. Sebenarnya dia lapar, tetapi karena dia tak punya uang makanya ia tidak memesan makanan. Iya kalau laki-laki di depannya ini mau bayar, kalau tidak dirinya akan membayarnya dengan apa. Dia cukup menunggu Arkan makan siang dan kembali ke apartemen.
Dia harus melakukan sesuatu supaya laki-laki ini luluh padanya.
---TBC---
terima kasih sudah mau mampir^^ maaf kalau masih berantakan 😁
Sabtu, 21 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
HS 1 : Jodoh Terbaik ✅ (SUDAH TERBIT)
SpiritualOPEN PO 20 JULI 2020 [Romance - Spiritual] Jodoh? Siapa yang tau kita akan berjodoh dengan siapa. Tapi, sebagai hamba-Nya kita harus selalu memantaskan diri menjadi yang lebih baik. Karena yang baik akan Allah sandingkan dengan yang baik pula, begi...