3

242 23 4
                                    

“sini coy duduk sebelah gua”

Hayi menurut, Ia menarik salah satu meja disebelah Hanbin kemudian duduk diatasnya, Hayi menatap Hanbin dan sedikit mempoutkan bibirnya. Hanbin gelagapan dibuatnya, ia terus terusan menatap bibir Hayi dan membasahi bibirnya sendiri berkali kali, sedangkan yang ditatap menatap Hanbin dengan tatapan bingung, dan sedikit menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan memperhatikan arah pandang Hanbin. Hanbin menampar pipinya sendiri

“sadar woy Kim Hanbin!” Hanbin tiba tiba berteriak sambil terus terusan menampar pipinya sendiri

Hayi menatap lelaki berhidung besar itu lalu melayangkan jitakan cukup keras lagi pada kepala Hanbin “woy bocah lu kenapa”

Yang terkena jitakan hanya mengaduh sembari mengusap kepalanya yang masih terasa sakit “lu mah apa apa jitak ih cewe apa cowo sih lu”

Hanbin terus saja meringis kesakitan karena terkena jitakan yang dilayangkan oleh Hayi sebanyak 2x sedangkan Hayi hanya tertawa puas lalu beranjak dari duduknya, mengambil tas lalu berjalan ke arah loker yang terletak dibelakang kelas kemudian mengambil topi dan masker dari sana, dan berjalan keluar kelas.

Hanbin yang menyadari bahwa ia tengah ditinggalkan oleh sahabatnya itu buru buru meraih tasnya lalu menyusul Hayi

Hanbin baru saja keluar dari bangunan sekolah, namun pemandangan didepannya kini sangatlah tidak mengenakkan, ia melihat Hayi tengah bercengkrama dengan seorang anak laki laki di salah satu sisi lapangan

kayaknya itu bukan anak sini deh, dia gapake seragam gitu, tapi itu siapa?” Hanbin membatin namun tangannya mengepal apalagi saat melihat tangan anak laki laki itu mengusak rambut Hayi

~~

“Wonwoo-ya!”

Hayi sedikit berlari saat melihat pemandangan yang berjarak 10 meter didepannya, ia bahkan tersenyum lebar saat melihat anak laki laki yang bernama Wonwoo itu. Hayi sedikit berlari lalu menghambur memeluk Wonwoo, dan Wonwoo pun menyambut pelukan Hayi, bahkan Wonwoo mengangkat tubuh Hayi dan membawanya memutar. Setelah puas memutar tubuh Hayi, Wonwoo pun menurunkan Hayi lalu menariknya ke arah sisi lain lapangan untuk duduk

“udah lama banget gilaa, lu gak kangen gua Woo?” Hayi menonjok kecil biceps milik Wonwoo

Wonwoo pun mengusak rambut Hayi hingga rambut Hayi berantakan “kangen lah makanya ini balik juga, berapa taun sih Hi?”

“lu mah ya ih udah ninggalin lama, pake nanya berapa taun lagi, 3 taun coy”

Hayi dan Wonwoo asik bercengkrama, tak jarang mereka melakukan skinship, entah itu Hayi yang menangkup wajah Wonwoo dengan gemas ataupun Wonwoo yang mendorong kecil kening Hayi menggunakan telunjuknya. Sedangkan Hanbin memperhatikan Hayi dan Wonwoo dari kejauhan, tangannya sudah mengepal terus menerus, Hanbin tidak sabar, akhirnya ia melangkahkan kakinya untuk mendekat pada dua sejoli yang sedang bercanda itu

“emm Hi, ayo pulang”

Hayi melihat Hanbin yang ternyata sudah berdiri dihadapan nya dan Wonwoo dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku depan celana, Hanbin sama sekali tidak menatap Wonwoo, bahkan ia menatap Hayi dengan sedikit sinis

“mau balik bareng? Hanbin bawa mobil kok” tawar Hayi pada Wonwoo

Tangan kanan Hanbin sudah meraih tangan kiri Hayi “gua mau ajak lu ke toko buku dulu jadi pulang agak lama” 

“gua mau cari cake dulu buat orang rumah, lu duluan aja” Wonwoo tersenyum simpul, ia tau bahwa lelaki yang menghampiri dirinya dan Hayi barusan ini sedang cemburu padanya karena Hayi sudah bercengkrama dengan lelaki lain

Wonwoo pun sedikit membungkukkan badannya lalu melangkah pergi dari hadapan Hanbin dan Hayi, kini Hanbin benar benar menarik tangan Hayi ke mobilnya sedangkan yang ditarik tangannya hanya senyum tersipu dibalik tubuh di penarik

Selama perjalanan didalam mobil, tidak ada yang membuka suara satupun, Hanbin fokus menyetir dan Hayi sibuk pemandangan diluar jendela.  Hanbin menambah kecepatan pada mobilnya dan itu membuat Hayi tersentak hingga tak sengaja Hayi memegang tangan kanan Hanbin

Hanbin menghentikan mobilnya di depan cafe tempat biasa mereka berdua bertemu, Hayi menatap sekeliling bingung karena ia tak melihat satupun toko buku disana

“katanya ke toko buku Bin? Disini kagak ada toko buku woy”

“turun aja napa banyak bacot lu Hi ah, gua gak napsu sama buku, napsunya sama lu”

Hayi memencubit tangan kanan Hanbin dengan cukup keras hingga sukses membuat si pemilik tangan mengaduh kesakitan

“maksud gua, gua napsunya sama luavioli, lu mah sensian”

“lu fikir gua budek gitu? gua bego? Itu sih ravioli goblok” Hayi melipat kedua tangannya di dada sedangkan Hanbin terkekeh mendengar cicitan Hayi

Hayi melepas seatbeltnya dan membuka pintu mobil lalu ia keluar dari mobil diikuti oleh Hanbin, gadis mungil itu masuk kedalam cafe dan duduk di tempat biasa ia dan Hanbin tempati jika berkunjung ke cafe itu.

“yang tadi siapa Hi?” Hanbin hati hati bahkan ia bertanya dengan volume suara yang sangat kecil

“hah? Bukan siapa siapa” jawab Hayi tanpa menatap Hanbin karena sedang sibuk memotret makanan cantik dihadapannya

Hanbin tak berani melanjutkan bahasannya, mereka memang bersahabat namun Hanbin sama sekali tidak pernah mencampuri urusan pribadi Hayi kecuali Hayi yang memberitahukannya sendiri. Hanbin memperhatikan gadis cantik dihadapannya itu, yang sesekali mempoutkan bibirnya tatkala melihat foto yang tak sesuai keinginannya

Ponsel Hanbin berdering, tertera nama salah satu temannya disitu, ia kemudian berpamitan pada Hayi untuk mengangkat panggilan di ponselnya tersebut, ia berjalan beberapa langkah menjauh dari Hayi sedangkan Hayi menatap curiga pada Hanbin

“gua lagi sama Hayi, paansi”

“.....”

“ogah ah”

“....”

“yeuu awas aja berani pada gangguin Hanbyul, gua kebiri lu semua”

“.....”

“iya dah nanti pulang dari sini gua kesana, telatan dikit biar Hayi gak curiga”

Selesai bertelefon, Hanbin kembali ke tempat duduknya dan menyantap kembali makanannya, ia mengangkat gelasnya lalu duduk menghadap ke jendela, ia menatap Hayi dengan sudut matanya. Hayi menyadari bahwa Hanbin sedang menatapnya namun ia mengabaikan itu dan melanjutkan menghabiskan makanannya

Jengah diperhatikan secara diam diam, Hayi menggenggam sumpit yang dipegangnya lalu menghentakkannya ke meja sambil memejamkan matanya, Hanbin terkejut hinga tubuhnya sedikit terhenyak, spontan para pengunjung lain pun memperhatikan mereka berdua

“Hi, lu kenapasi? Liat itu orang orang lagi liatin kita” Hanbin berbisik, ia segera merebut topi yang Hayi pakai lalu menutupi wajahnya dan diam diam memperhatikan sekitar

Nafas Hayi memburu, ia menatap Hanbin dengan tatapan membunuh “lu yang kenapa Bin! Mau liatin gua ya liatin aja kagak usah liatin pake sudut mata begitu, lu fikir lu lagi jadi mata mata ha?”

Hayi emosi, tak biasanya ia seperti ini. Hanbin tau, Hayi seperti ini hanya jika ia sedang merasa terganggu atau sedang menghadapi deadline. Hanbin memilih diam, tak menatap Hayi sedikitpun dan Hayi melanjutkan makan nya kembali.

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang