19

142 15 3
                                    

Sesampainya dirumah Hanbin, Jiwoo –ibu Hanbin menyambut Hayi hangat, ia memeluk Hayi lalu mengajaknya masuk kedalam rumah. Didudukkannya Hayi di sofa ruang tengah rumah Hanbin

“tunggu sebentar ya Hi, tante bikinin teh anget dulu”

Saat Jiwoo berbalik hendak melangkah menuju dapur, tangan Hayi meraih salah satu tangan Jiwoo sehingga Jiwoo berbalik kembali menghadap Hayi

“kenapa sayang?”

“boleh gak aku jadi anak tante aja?”

Jiwoo terkejut mendengar pernyataan Hayi, ia mendudukkan dirinya disamping Hayi lalu merangkul Hayi dan mangusap usap sayang pundak Hayi “iya  boleh sayang”

“mom!” Hanbin berucap tak terima. Dia menyukai Hayi, bagaimana bisa kalau akhirnya Hayi akan menjadi kakaknya?

Jiwoo menyimpan telunjuknya dihadapan bibirnya, lalu mengibas kibaskan tangannya menyuruh Hanbin pergi

“mending main playstation dah” Hanbin berlalu setelah menunjukkan kerlingan mata malas pada ibunya

Wanita berusia 40an itu kemudian berlalu menuju dapur, sedangkan Hayi terdiam masih melamun ditempatnya duduk.

Jiwoo kembali dengan 2 gelas teh hangat ditangannya, salah satunya ia sodorkan pada Hayi. Hayi menatap wanita dihadapannya lalu tersenyum, tangannya terulur untuk menerima gelas yang Jiwoo sodorkan padanya

“kayaknya ada yang mau kamu bicarain sama tante, Hi. Apa itu?” tanya Jiwoo, sembari menyesap sedikit isi dari gelas digenggamannya

Hayi menghela nafasnya kecil, lalu menggelengkan kepalanya. Sesaat kemudian, anak gadis itu tiba tiba mengalihkan atensinya pada Jiwoo, menatap wanita dewasa itu penuh harap

“tante..” panggil Hayi

Jiwoo bergumam, wanita itu tidak mengalihkan atensinya dari layar televisi dihadapannya

“sebenernya..” ucap Hayi lagi

“Hayi, kamu udah punya pacar?” tanya Jiwoo tiba tiba

Tubuh Hayi seketika menegang ketika mendengar pertanyaan Jiwoo yang tiba tiba, ia harus jawab apa?

“b..belum tante”

“kenapa? Kamu kan cantik loh, pasti banyak cowok cowok yang suka sama kamu dan mau jadi pacar kamu deh”

“tante-“

“Hanbin juga banyak yang suka, tante sampe pusing deh ladenin cewe cewe yang suka mampir kesini bawain hadiah. Tapi semuanya tante tolak, tante pengen Hanbin selesain sekolahnya dengan prestasi yang bagus banget, terus masuk universitas ternama, dan kerja di perusahaan besar, sampe saatnya nanti dia bisa pegang sendiri perusahaan daddy nya, baru deh dia boleh mulai mikirin cewek. Cewek baik baik dari keluarga baik” celoteh Jiwoo, sambil kembali menyesap teh yang mengisi gelas di genggamannya

Hayi tersenyum kikuk, salah satu tangannya tergerak mengusap tengkuknya. Ia tak nyaman dengan situasi ini

“tante bakal seneng banget kalo kamu bisa bantu Hanbin jadi makin rajin belajar dan semangat buat gapai cita cita tante”

“tante Jiwoo-“

“Hayi, tante tau semuanya”

Hayi lantas mengernyitkan dahinya, tau soal apa?

“tante tau gimana perasaan kamu ke Hanbin, tapi maaf Hayi, tante mau anak tante sukses, tante memang mau punya cucu dari menantu yang cantik, tapi gak sekarang ataupun 5 tahun lagi. Tante sayang sama kamu, bahkan tante udah anggap kamu kayak anak tante sendiri. Tapi sekali lagi maaf, bukan sebagai pacar Hanbin atau menantu buat tante. Tolong jangan halangin Hanbin untuk ngeraih masa depannya”

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang