5

201 17 2
                                    

Saat ini Hayi sedang duduk di sebuah halte bus, orang orang lalu lalang secara bergantian naik dan turun bus di hadapannya, namun ia tak kunjung menaiki bus yang sedari tadi sudah berganti ganti itu. Gadis itu mengayunkan kakinya dan menundukkan kepalanya, sesekali mempoutkan bibirnya

“punya keluarga bobrok, gada harapan”

Dari kejauhan, Hanbin melihat seorang gadis sedang duduk sendirian di sebuah halte bus dengan koper yang sangat ia hafal dari warna dan banyaknya sticker tertempel di koper itu. Hanbin panik lalu segera menepikan mobilnya, ia membuka seatbeltnya dan keluar dari mobil, Hanbin berlari menghampiri Hayi yang sedang terduduk sendirian di halte bus yang ia lihat tadi

“yaTuhan gua cariin kemana mana taunya disini, ngapain lu? Mau kabur?”

Hayi diam tidak menjawab, anak gadis itu masih saja menundukkan kepalanya sambil mengayunkan kakinya

“Hayi, liat gua”

Hayi pun mendongakkan kepalanya, manik matanya bertemu dengan manik mata Hanbin

“tinggal dirumah gua buat beberapa hari, gua udah ngomong sama mommy tadi ditelfon”

Diam, tidak menjawab dan tidak bereaksi, juga tidak beranjak dari duduknya, Hayi malah menatap lurus ke arah jalanan. Hanbin gemas, ia akhirnya mengambil paksa koper milik Hayi. Hayi berusaha merebut koper miliknya yang dibawa paksa oleh Hanbin, namun apa daya tenaga Hanbin lebih besar dari tenaga miliknya, hingga akhirnya Hayi pun pasrah menurut pada apa kata Hanbin. Alhasil, mereka berdua hari itu absen dari sekolah

Hayi masih enggan membuka mulut untuk berbicara, bahkan sepertinya menatap Hanbin pun ia tak mau, sedari awal masuk kedalam mobil saat di halte bus tadi, Hayi terus saja memandang ke arah luar jendela di sebelah kanannya

“gausah kesekolah dulu, nanti gua yang buatin surat izinnya, lu istirahat aja dirumah main sama Hanbyul”

Hayi menjawab kata kata Hanbin hanya menggunakan gumam an, dengan fokus yang masih ke pemandangan diluar jendela. Hanbin menghela nafas dan kembali fokus menyetir

Sesampainya dirumah Hanbin, Jiwoo –ibu Hanbin menyambut Hayi hangat, ia memeluk gadis itu lalu mengajaknya masuk kedalam rumah. Didudukkannya Hayi di sofa ruang tengah rumah Hanbin

“tunggu sebentar ya Hi, tante bikinin teh anget dulu”

Saat Jiwoo berbalik hendak melangkah menuju dapur, tangan Hayi meraih salah satu tangan Jiwoo sehingga Jiwoo berbalik kembali menghadap Hayi

“kenapa sayang?”

“boleh gak aku jadi anak tante aja?”

Jiwoo terkejut mendengar pernyataan Hayi, ia mendudukkan dirinya disamping Hayi lalu merangkul Hayi dan mangusap usap sayang pundak Hayi “iya boleh sayang”

“mom!” Hanbin berucap tak terima, dia menyukai Hayi, bagaimana bisa kalau akhirnya Hayi akan menjadi kakaknya?

Jiwoo menyimpan telunjuknya dihadapan bibirnya, lalu mengibas kibaskan tangannya menyuruh Hanbin pergi

“mending main sama Hanbyul dah” Hanbin berlalu setelah menunjukkan kerlingan mata malas pada ibunya

~~

3 hari kemudian...

Tring..tring..tring..

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, satu persatu siswa pun berhamburan keluar bangunan sekolah untuk pulang. Hayi dan Hanbin sedang berjalan di koridor sekolah, lalu saat melewati salah satu jendela yang terbuka, Hayi tidak sengaja melihat Wonwoo sedang berdiri di dekat gerbang sekolahnya. Gadis itu tersenyum ceria lalu menepuk nepuk punggung Hanbin

“Bin, Bin gua duluan ya, lu pulang sendiri aja nanti gua pulang belakangan, byee”

Hayi berucap sambil berjalan sedikit cepat lalu melambaikan tangannya pada Hanbin, sedangkan Hanbin hanya menatap Hayi bingung, ia berusaha memanggil Hayi namun Hayi sama sekali tidak menghiraukannya. Lelaki itu menggedikkan bahunya acuh lalu melanjutkan jalannya menuju parkiran sekolah

Saat baru saja sampai di lapangan, Hanbin sedikit menggeleng “gila itu anak udah ngilang aja, cepet banget kayak setan”

~~

Wonwoo menatap Hayi intens “gua denger lu udah gak pulang kerumah 3 hari ya?”

Hayi hanya mengaduk aduk minuman dihadapannya, tanpa meminumnya sama sekali, sepertinya ia juga tidak berminat untuk menjawab pertanyaan Wonwoo

“pulang dong, tante Jiwon khawatir, kemaren gua kerumah lu dia lagi ngelamun di taman depan, pas gua tanya lagi ngapain eh dia jawab lagi nungguin lu yang gak balik balik”

“kalo lu nyamperin gua Cuma buat bujuk gua balik, mending gua pergi Woo”

Hayi sudah beranjak dari duduknya, namun salah satu tangannya terlanjur digenggam Wonwoo sehingga ia mengurungkan niatnya untuk pergi

“bukan gitu maksud gua, duduk dulu”

Hayi duduk, menatap Wonwoo tanpa minat “apalagi?”

“gua tau lu kesel sama orang tua lu karna mereka suka berantem, tapi gimanapun juga mereka itu orang tua lu Hi”

“bisa ngomongin hal lain aja gak?” Hayi kembali mengaduk minuman dihadapannya, kini ia meminumnya sedikit demi sedikit

“gimana hubungan lu sama Hanbin?”

“gada kemajuan, masih kode kode doang gak nembak nembak, ahh lama lama gua bosen, udah taun keberapa coba ini”

Hayi menghela nafas lalu membantingkan punggungnya pada senderan kursi yang sedang didudukinya

“lu bukan anak kecil yang bakal gampang lepas suatu hal yang lu cinta gitu aja, dan gua tau itu”

“terus gua harus gimana?”

Wonwoo menggedikkan bahunya acuh sambil sedikit tersenyum, ia bangkit dari duduknya lalu menarik tangan Hayi. Mereka berjalan keluar cafe dan Wonwoo menarik Hayi ke salah satu pusat mesin penjepit boneka. Wonwoo tau, walaupun Hayi terlihat tomboy, tapi anak perempuan itu sangat menyukai boneka sejak kecil

~~

Hanbin mengepalkan tangannya melihat pemandangan diluar rumahnya, ia pun melangkah mendekati pintu lalu membukanya, menyilangkan tangan di dada sambil menatap sinis pada Wonwoo dan Hayi. Wonwoo terkejut melihat Hanbin, jadi selama ini Hayi tinggal dirumah Hanbin?

“Hi, ditanyain mom, cepet kedapur”

Hanbin membalikkan badannya hendak masuk kedalam rumah, namun ia menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Wonwoo

“selama ini lu tinggal sama dia? Kenapa gak dirumah gua aja sih Hi”

“orang tua dia sama orang tua gua udah saling kenal kok, tenang aja, kapan kapan gua mampir rumah lu ya, gua kangen sama masakan nyokap lu”

Wonwoo hanya mengangguk pasrah kemudian sedikit membungkuk untuk berpamitan pada Hayi. Setelah Wonwoo hilang dari pandangannya, Hayi langsung masuk kedalam rumah dan menghampiri Jiwoo di dapur, memeluk wanita yang sedang sibuk memasak itu

Jiwoo menengokkan kepalanya ke arah samping lalu mengulas senyum “anak cantik udah pulang?”

“kata Hanbin mom cari aku?”

Jiwoo membalikkan badannya jadi menghadap Hayi, Jiwoo memasang raut wajah bingungnya, Hayi yang melihat ekspresi wajah Jiwoo pun ikut bingung tapi kemudian Jiwoo menghapus raut bingungnya, dan memegang kedua pundak Hayi

“mandi trus siap siap makan malem ya, ajak Hanbyul sekalian”

Hayi membalas perkataan Jiwoo hanya dengan anggukan, lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Saat melewati kamar Hanbin, Hayi mencium bau parfum yang sangat menyengat, ia membuka pintu kamar Hanbin perlahan.  Dilihatnya Hanbin yang sedang topless sambil menyemprotkan parfum ke seluruh badannya. Hayi buru buru menutup pintu dan berlari menuju kamarnya

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang