13

160 10 1
                                    

Donghyuk menyalami satu persatu orang orang dihadapannya, hingga tiba akhirnya Donghyuk hendak bersalaman dengan sang penulis yang sebelumnya tubuhnya tertutup oleh sang manajer. Tubuh kecil itu bergeser, hingga ia tak lagi tertutup oleh sang manajer, wajahnya ia dongakkan guna menatap Donghyuk.

Donghyuk menyodorkan tangannya dengan senyum yang tak luput dari bibirnya, ketika seseorang dihadapannya mendongakan kepalanya, Donghyuk membelalakan matanya, begitu pula sang penulis. Saat matanya menatap mata Donghyuk, ia pun sama terkejutnya dengan Donghyuk

“Donghyuk?”

“Hayi?”

Manajer Hayi menyikut tangan Hayi pelan “lu kenal dia?”

“temen lama gua” jawab Hayi singkat yang dilanjutkan dengan duduknya ia dikursi dihadapan Donghyuk

Hayi sedikit memasang wajah tidak ramahnya pada Donghyuk, ia tau bahwa Donghyuk adalah salah satu teman dekat Hanbin. Ia tidak mau jika nantinya Donghyuk akan bertanya perihal menghilangnya ia dari Korea

2 jam lamanya mereka meeting, hingga akhirnya diputuskanlah bahwa Donghyuk kalah dalam tender kali ini. Benar dugaannya, manajer Hayi sudah ada main dengan lawannya. Irene menatap Hayi dan manajernya sinis, sedangkan Donghyuk hanya tersenyum mencoba menyembunyikan kekecewaannya

“Hi!”

Hayi menoleh saat Donghyuk memanggilnya, kakinya berhenti melangkah. Donghyuk menghampiri Hayi, tangannya tergerak untuk mengusap tengkuknya. Suasana yang canggung

“Rene, lu balik duluan aja ke kantor, gua masih ada urusan”

Irene mengangguk kemudian meninggalkan Donghyuk dan Hayi. Kedua teman yang sudah lama tidak bertemu itu memutuskan untuk kembali duduk di kursi tempat yang sebelumnya mereka tempati

“gimana kabar lu?” ucap Donghyuk membuka pembicaraan diantara ia dan Hayi

“gua baik, lu gimana?” balas Hayi dengan ekspresi wajah yang sama sekali tidak ia ubah

“gua udah lama nyari lu, tapi baru ketemu sekarang. jadi, lu penulis novel My Beautiful Regret?”

Hayi mengangguk, meraih cup plastik yang tersedia dihadapannya “sorry gua gabisa bikin lu menang di tender ini, yang urusin semua kerjaan gua itu manajer gua dan gua gaboleh ngebantah pilihan dia”

“no problem, gua juga udah tau kalo lawan gua itu emang suka curang, jadi kalo rebutan tender sama dia, gua gapernah banyak ngarep buat menang”
Hayi beranjak dari duduknya, menyisakan Donghyuk yang menatapnya bingung

“Dong, gua duluan ya. Sorry gabisa lama lama karna gua harus jemput. See you latter” ucap Hayi disertai langkahnya yang menjauh dan lambaian tangannya pada Donghyuk

“kurang lebih gitu sih ceritanya” ucap Donghyuk sembari meraih gelas yang terletak dihadapannya

Hanbin tidak menanggapi ucapan terakhir Donghyuk, ia fokus pada cerita Donghyuk sebelumnya tentang sang penulis. Hanbin tiba tiba beranjak dari duduknya kemudian sedikit berlari keluar dari ruangan Donghyuk, menyisakan Donghyuk yang masih terkejut ditempatnya setelah melihat tindakan tiba tiba sahabatnya itu

Hanbin memasuki ruangannya terburu, ia langkahkan kakinya menuju kursi yang sebelumnya ia duduki. Ia raih buku yang tergeletak di kursi itu, dengan ekspresi wajah yang seolah tidak menyangka, ia perlahan mengangkat buku yang ia genggam agar sejajar dengan wajahnya

“H.I.L? HaYiLee?”

Masih dalam keterkejutannya, Hanbin membantingkan buku itu di atas meja kerjanya, kemudian tubuhnya ia dudukan di kursi miliknya. Matanya menatap langit langit ruangannya, tatapannya kosong, bibirnya bergerak berucap

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang