1

896 46 3
                                    

Hanbin mengeluarkan mobilnya dari garasi, saat hendak menginjak gas, sang ibu memanggil, Hanbin mengerling malas lalu turun kembali dari mobilnya dan menghampiri sang ibu

"Apalagi sih mom?"

"Pergi tanpa pamit, gak sarapan juga, giliran kecapean langsung sakit" gerutu Jiwoo-- ibu Hanbin sambil menyilangkan tangannya di dada tanpa menatap anak sulungnya itu

"Hanbin sarapan disekolah sama Hayi nanti, udah kesiangan nih mom, berangkat dulu ya?"
Jiwoo diam seribu kata, tanpa basa basi Hanbin langsung mengecup salah satu pipi ibunya, lalu berlari kembali ke arah mobilnya dan langsung mengendarai mobil itu menuju rumah Hayi.

Didepan rumah Hayi, Hanbin melihat sahabatnya itu sudah menyilangkan tangannya di dada sambil mempoutkan bibirnya, persis seperti ibunya tadi, ia kemudian menurunkan kaca jendela mobilnya dan tersenyum melihat tingkah sahabat menggemaskan nan menyebalkannya itu

"Lo tau, gue berasa lumutan disini"

"Gausah manyun manyun, nanti makin gemesin"

"Yaa Kim Hanbin! Udah lama malah gombalin, gausah jemput gue lagi besok!"

Hanbin hanya menggeleng pasrah melihat tingkah sahabatnya ini, memang Hayi adalah orang yang cukup disiplin dan tak suka menunggu, lagipula, mana ada wanita yang suka jika disuruh menunggu?

Sesampainya disekolah, Hayi segera turun dari mobil Hanbin dan berjalan terlebih dahulu dengan topi hitam yang menutupi kepalanya dan masker yang menutupi mulut dan hidungnya, Hanbin yang menyadari bahwa sang sahabat sudah meninggalkannya dan berjalan terlebih dahulu, ia lalu bergegas dan berlari menghampiri Hayi, kemudian merangkulnya dan itu membuat tubuh Hayi sedikit tersentak. Seluruh tatapan membunuh tertuju pada Hayi, sedangkan tatapan kagum serentak tertuju pada Hanbin, Hayi yang menyadari hal itu pun langsung mendorong Hanbin jauh jauh dari tubuhnya, namun bukan Hanbin namanya bila sehari saja tak bisa membuat Hayi kesal

"Cewek gatel lo Hi"

"Woy gada cowo lain apa? Gausah deket deket Hanbin woy"

"Woy cewek bodo kayak lo gak pantes deket deket sama Hanbin

"Hanbin ganteng, jangan mau sama cewek pas pasan kayak dia, mending gue, lebih cantik"

"Modal badan bagus doang sok sok an pengen punya pacar cowok sempurna kayak Hanbin, ngaca woy"

Kata kata pedas seperti itu seakan sarapan, dan makan siang bagi Hayi, karena selama disekolah, pasti ia akan selalu mendengar kata kata sampah seperti itu, lagipula siapa yang berpacaran dengan Hanbin? Bukankah Hayi hanya bersahabat dengan Hanbin?

"Tch najis"

Hayi mendecih pelan lalu memakai earphone nya dan memplay lagu yang sedang disukainya akhir akhir ini iKON-Love Scenario, ia sedikit bersenandung dan bernyanyi kecil, kakinya ia langkahkan menuju taman belakang sekolah, menurutnya, taman belakang sekolah adalah tempat tersempurna untuk menyalurkan hobinya, menulis.

Tring..tring..tring..

Tak terasa, 30 menit Hayi menulis, bel masuk sekolah pun berbunyi, ia bergegas membereskan barang barangnya lalu melangkahkan kakinya ke arah kelas. Sesampainya dikelas, ditemuinya Hanbin yang sedang asyik dengan beberapa buku pelajaran hari ini. Hayi menghela nafas kecil lalu berjalan menuju mejanya, menyimpan tas ranselnya diatas meja lalu menenggelamkan wajahnya di atas tas ranselnya tersebut. Hanbin yang menyadari tingkah sahabatnya itu kemudian berdiri dari duduk nyamannya dan mengambil jaketnya yang ia simpan di senderan kursi miliknya, lalu menutupi kepala Hayi menggunakan jaketnya itu.

Hanbin tau betul, jika Hayi seperti ini, itu artinya ada satu hal yang mengganggu hati dan fikirannya, dan biasanya Hayi hanya minta diberi waktu sendiri tanpa ada satu orangpun yang mengganggu. 10 menit waktu berlalu, tak ada satupun guru yang masuk, lalu para murid menyimpulkan bahwa guru yang seharusnya masuk itu sedang berhalangan hadir. Hanbin beranjak dari duduknya lalu menyerahkan masker hitam dan topi hitam milik Hayi yang ia ambil dari loker Hayi yang berada di belakang kelas, Hayi kemudian memakainya dan berjalan keluar dengan sedikit limbung, Hanbin yang menyadari hal tersebut langsung menangkap tubuh Hayi dan memapahnya sampai ke kantin

"Lo pasti gak tidur lagi kan, dan tadi malem gak makan, pagi ini juga gak sarapan"

Hanbin tau kebiasaan sahabatnya ini, jika sudah dikejar deadline, Hayi takkan tidur, dan bahkan melupakan jatah makan nya, karna yang ada difikirannya hanyalah pekerjaannya haruslah cepat selesai. Hayi mengangguk lemah lalu mengambil botol air mineral yang sedang digenggam Hanbin, lalu meminumnya sampai habis

"Gue udah ada inspire baru, makanya yang lama harus cepet beres"

Hanbin menggeleng sambil sedikit berdecak, lalu menyodorkan nampan makan yang baru saja ia ambil kepada Hayi. Hayi menggeleng, namun Hanbin terus saja menyodorkan nampan itu, hingga terpaksa Hayi menuruti apa yang diinginkan sahabatnya itu. Sendok demi sendok, akhirnya makanan di nampan itu sudah habis, Hanbin hendak beranjak dari duduknya dan meraih nampan bekas makan Hayi barusan, namun tangan Hanbin langsung digenggam oleh Hayi, Hanbin menoleh dan memberi tatapan apa?, Hayi menatap manik mata Hanbin

"Kenapa lo peduli sama gue?"

Hanbin berusaha menahan tawa, namun itu tak berhasil, kini ia sedang tertawa terbahak dan diperhatikan beberapa siswa disekitarnya. Hanbin menghentikan tawanya lalu mendekatkan wajahnya ke hadapan wajah Hayi dengan jarak yang hanya beberapa cm saja

"Kita temenan udah lama bego, masaiya gue gak peduli sama lo? Lopikir gue manusia gak berperasaan?"

Jleb

Hayi tertegun mendengar jawaban Hanbin, ia membeku ditempatnya masih dengan wajah yang berjarak hanya beberapa cm saja dengan wajah Hanbin

Ting..ting..

Denting handphone dari kedua sejoli itu membuat lamunan mereka buyar, lalu mereka segera memeriksa notifikasi yang masuk
Grup angkatan

10.27
Woy gua liat Hanbin sama Hayi hampir kissing di kantin!

10.28
Weh beneran? Kok bisa? Waah mereka bener bener boongin kita nih

10.28
Lah mereka keluar kelas ternyata ke kantin

10.28
Modus, pura pura gak jalan taunya jalan

10.29
Mereka cocok tau, kalian iri aja dah

10.29
Iri sama cewek bodo? Dih gak banget, that's not my style

Hayi dan Hanbin yang membaca pesan pesan di grup angkatan itu hanya bisa menatap satu sama lain, dan baru menyadari bahwa jarak mereka masihlah sangat dekat sekarang ini, hingga akhirnya Hayi mendorong kening Hanbin dengan satu telunjuknya agar wajah Hanbin menjauh dari hadapannya, sedangkan Hanbin menggaruk tengkuknya kikuk, lalu meraih nampan yang ada dihadapan Hayi dan membawanya ke tempat nampan kotor. Sadar akan situasi yang sudah sedikit kacau karena fans Hanbin yang langsung memburu kantin, Hayi memilih kembali ke kelasnya dengan topi dan masker yang masih melekat pada kepalanya

Jam pulang sekolah pun tiba, satu persatu siswa keluar kelas untuk pulang, tersisalah Hayi dan Hanbin yang masih harus menjalankan piket bersih bersih kelas. Saat Hayi sedang membersihkan jendela, ia menatap ke arah lapangan dan menghentikan pekerjaannya

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang